Kontak tembak antara TNI AD dan kelompok kriminal bersenjata kembali terjadi di Kabupaten Intan Jaya pada Kamis pagi. Satu anggota kelompok kriminal bersenjata tewas dalam kontak tembak ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
HUMAS POLRES INTAN JAYA
Aparat keamanan bertugas di salah satu kampung di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada 24 Oktober 2020.
JAYAPURA, KOMPAS — Satuan Batalyon Infanteri 400/Banteng Raider TNI berhasil melumpuhkan satu anggota kelompok kriminal bersenjata dalam kontak tembak di daerah Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Kamis (4/2/2021). Pengejaran terhadap anggota kelompok tersebut akan terus dilakukan oleh aparat keamanan.
Komandan Korem 173/Praja Vira Braja Brigadir Jenderal Iwan Setiawan, saat dikonfirmasi, membenarkan informasi kontak tembak yang menewaskan satu anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu. Identitas anggota KKB yang tewas adalah Peria Mirip.
Iwan mengatakan, kontak tembak bermula saat anggota Satuan Batalyon Infanteri 400/Banteng Raider melaksanakan patroli di sekitar Titigi. Patroli itu untuk mengantisipasi serangan dari KKB yang sudah terjadi beberapa kali pada Januari.
Saat patroli itu, pada pukul 05.50 WIT, anggota TNI menemukan tiga anggota kelompok tersebut yang juga membawa senjata api. Terjadilah kontak tembak sehingga menewaskan Peria. ”Satu anggota berhasil dilumpuhkan, sedangkan dua anggota lainnya melarikan diri. Di lokasi kejadian, anggota menemukan barang bukti berupa satu radio HT dan telepon seluler,” ujar Iwan.
DOKUMENTASI ORGANISASI PAPUA MERDEKA
Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka yang biasa disebut pihak kepolisian dengan sebutan kelompok kriminal bersenjata.
Iwan menambahkan, prajurit di lapangan akan berkoordinasi dengan pemda setempat, pihak gereja, dan tokoh masyarakat setempat untuk menguburkan jenazah Peria. ”Anggota kami di lapangan masih mengejar dua anggota KKB yang kabur hingga saat ini. Upaya ini untuk mencegah serangan kelompok itu terhadap aparat keamanan dan warga sipil,” katanya.
Diketahui sudah terjadi empat serangan KKB di Intan Jaya sejak awal tahun ini. Pertama, KKB di bawah pimpinan Sabinus Waker membakar pesawat perintis PK-MAX di Lapangan Terbang Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga, pada 6 Januari. Serangan kedua, penembakan terhadap Prajurit Dua Agus Kurniawan hingga gugur di Titigi pada 10 Januari.
Serangan ketiga, penembakan terhadap Prajurit Satu Roy Vebrianto dan Prajurit Satu Agus Hamdani hingga gugur pada 22 Januari. Ulah KKB yang terakhir adalah penembakan seorang warga bernama Boni Bagau di Kampung Agapa, Sabtu (30/1/2021).
Dari data Polda Papua, terjadi 49 gangguan keamanan oleh KKB di Papua sepanjang tahun 2020. Teror penembakan KKB terjadi di tujuh wilayah hukum Polda Papua meliputi Nduga, Intan Jaya, Paniai, Mimika, Puncak Jaya, Keerom, dan Pegunungan Bintang. Sebanyak 14 warga, empat anggota TNI, dan satu anggota Polri meninggal akibat serangan-serangan KKB.
Pastor Yustinus Rahangiar, pimpinan perwakilan gereja Katolik di Intan Jaya, saat dihubungi dari Jayapura pada Senin (1/2/2021) mengungkapkan, pelayanan publik di Intan Jaya terkendala karena kondisi keamanan yang tidak kondusif tersebut. Pelayanan pendidikan dan pemerintahan tidak berjalan baik.
”Masyarakat ketakutan untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini disebabkan kondisi keamanan yang tidak stabil dengan aksi-aksi penembakan,” tutur Yustinus.