Tenaga Hotel dan Restoran di NTB Segera Divaksinasi
Sebagai upaya mencegah Covid-19 dan menggairahkan kembali sektor pariwisata, Pemerintah Provinsi NTB akan memberikan vaksinasi Covid-19 terhadap pekerja hotel dan restoran di wilayah itu.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Suasana Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (14/11/2020). Saat ini, kegiatan pariwisata di Trawangan, termasuk dua gili lain, yakni Meno dan Air, sudah dibuka kembali. Penerapan protokol kesehatan tetap dilakukan.
MATARAM, KOMPAS — Selain tenaga kesehatan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat juga akan memberikan vaksin kepada tenaga perhotelan dan restoran. Langkah itu diharapkan bisa menggairahkan kembali pariwisata NTB yang menjadi salah satu sektor paling terdampak pandemi.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Lalu M Faozal, di Mataram, Kamis (4/2/2021), mengatakan, vaksinasi terhadap tenaga hotel dan restoran direncanakan mulai dilakukan minggu ini.
Namun, dia masih belum bisa memastikan berapa jumlah tenaga hotel dan restoran yang akan divaksin. Termasuk kawasan mana saja di NTB yang akan masuk tahap awal.
”Jumlahnya masih didata. Kami usahakan sebanyak mungkin dan gratis. Begitu juga untuk kawasan, masih kami diskusikan,” kata Faozal.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal dalam konferensi pers Festival Pesona Bau Nyale di Mataram, Kamis (6/2/2020). Festival tahunan itu akan berlangsung 8-14 Februari di Tanjung Aan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah.
Menurut Faozal, vaksinasi tenaga hotel dan restoran memang menjadi salah satu usaha Pemerintah Provinsi NTB memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Harapannya, itu sekaligus bisa menggairahkan pariwisata NTB kembali.
Selama hampir setahun sejak pandemi merebak di NTB pada akhir Maret 2020, sektor pariwisata di wilayah tersebut sangat terdampak. Sepinya kunjungan memaksa pengelola usaha jasa pariwisata (UJP) menghentikan sementara operasional.
Kondisi itu diikuti dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga perumahan karyawan terjadi di semua kawasan. Baik itu di Gili Lombok Utara, Senggigi Lombok Barat, Kota Mataram, Mandalika Lombok Tengah, maupun Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Seiring mulainya normal baru, tanda-tanda perbaikan kondisi pariwisata juga tidak terlihat. Wisatawan domestik yang menjadi target utama karena penerbangan internasional masih ditutup juga tidak banyak.
Geliat sempat terlihat pada libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021. ”Saat itu sempat meningkat. Tetapi, sejak 5 Januari lalu, sudah sangat turun. Kapal cepat yang biasa mengangkut wisatawan dari Bali ke Gili hanya terisi 20 orang (dari biasanya ratusan orang),” kata Ketua Gili Hotel Association Lalu Kusnawan.
Oleh karena itu, Kusnawan menyambut positif rencana Pemerintah Provinsi NTB memberikan vaksin Covid-19 bagi tenaga hotel dan restoran. ”Kami mendukung. Upaya itu tentu akan menumbuhkan kepercayaan diri tamu, terutama dari sisi keamanan (untuk berwisata datang ke NTB). Termasuk juga keamanan para karyawan,” kata Kusnawan.
Saat itu sempat meningkat. Tetapi, sejak 5 Januari lalu, sudah sangat turun. (Lalu Kusnawan)
Hal serupa disampaikan Ricky Jumas Villa dan Resort Manager Sunset Palms Resort Gili Trawangan. Menurut Ricky, mereka menyambut baik rencana vaksinasi tenaga hotel dan restoran.
”Selain memutus mata rantai penularan Covid-19, kegiatan itu juga akan memberikan rasa aman bagi kami yang berada di garis depan industri pariwisata NTB. Pada saat yang sama juga membangkitkan rasa percaya diri bagi calon wisatawan yang akan ke NTB,” kata Ricky.
Kusnawan berharap vaksinasi itu bisa merata bagi semua pekerja hotel dan restoran di seluruh NTB, tidak terbatas pada anggota organisasi tertentu saja.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Keindahan panorama Pantai Tanjung Aan yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (29/1/2021). Industri pariwisata meliputi perhotelan, kafe, dan jasa lainnya saat ini dalam keadaan mati suri selama pandemi.
Kasus Covid-19
Hingga saat ini, belum ada kasus konfirmasi Covid-19 atau munculnya kluster baru dari kawasan pariwisata di NTB. Hal itu tidak terlepas dari prinsip hati-hati yang sejak awal diterapkan Pemerintah Provinsi NTB sebelum membuka kembali obyek wisata.
Hal itu dengan menerapkan prosedur operasi standar (SOP) berbasis kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan. Setiap usaha jasa pariwisata harus memiliki sertifikat itu jika ingin beroperasi.
Meski demikian, ancaman Covid-19 terhadap sektor pariwisata di NTB belum sepenuhnya terkendali. Itu karena dibukanya penerbangan domestik membuat potensi penularan tetap ada.
Misalnya, dari pelaku perjalanan asal luar NTB yang jumlah kasusnya meningkat. Menurut Wakil Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, jumlah kasus positif pelaku perjalanan dari luar NTB hingga Kamis ini mencapai 193 orang.
Selain dari pelaku perjalanan, tambahan kasus baru dari masyarakat NTB juga terus meningkat. Pada Rabu kemarin, kasus baru mencapai 66 orang, tersebar di tujuh kabupaten/kota di NTB, termasuk Mataram dan Lombok Tengah.
Dalam mencegah penularan, termasuk di kawasan wisata, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan terus ditekankan. Di Lombok Utara, misalnya, setiap akan masuk ke area tunggu penyeberangan ke Gili, dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan pengecekan masker.
”Mari kita terus waspada terhadap penyebaran Covid-19 dengan patuh dan taat menerapkan protokol kesehatan. Kepada para pengelola fasilitas publik, perkantoran, dan kegiatan usaha, juga agar menyiapkan fasilitas pencegahan Covid-19,” kata Gita.