Embusan Abu Gunung Raung Capai 1.000 Meter, Penerbangan Belum Terganggu
Erupsi kecil Gunung Raung menimbulkan embusan abu vulkanik setinggi 1.000 meter dari puncak. Kendati sejumlah warga di Banyuwangi melaporkan hujan abu tipis, hal itu tidak mengganggu penerbangan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Erupsi kecil Gunung Raung di Jawa Timur menimbulkan embusan abu vulkanik setinggi 1.000 meter dari puncak. Kendati sejumlah warga di Banyuwangi melaporkan hujan abu tipis, hal itu belum mengganggu penerbangan.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung Mukijo menyampaikan, dalam periode pengamatan Kamis (4/1/2021) pukul 00.00 hingga 06.00 tampak asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu. ”Asap tersebut membubung setinggi 500 meter hingga 1.000 meter di atas puncak kawah,” ungkapnya, Kamis (4/2/2021).
Ketinggian asap ini, tutur Mukijo, meningkat dalam dua hari terakhir. Bila sebelumnya tinggi asap hanya mencapai 700 meter, dalam dua hari terakhir asap bisa mencapai 1.000 meter.
Gunung Raung merupakan gunung bertipe strato kaldera setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut yang wilayahnya meliputi Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Sejak 21 Januari 2021, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Raung dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II).
Abu vulkanik Gunung Raung tersebut tertiup angin cenderung mengarah ke timur. Selain itu, Mukijo juga melaporkan terdengar gemuruh yang intensitasnya semakin sering dari Gunung Raung.
Sebaran abu vulkanik Gunung Raung juga disampaikan prakirawan BMKG Banyuwangi, Benny Gumintar. Ia menjelaskan, sebaran abu Gunung Raung sempat terpantau citra satelit Vulcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin.
”VAAC Darwin hari ini tidak bisa memantau sebaran abu karena tertutup awan. Namun, kemarin (Rabu) sebaran abu teramati ke arah timur, bahkan diperkirakan hingga mencapai Bali bagian barat,” tutur Benny.
Masih berdasar VAAC Darwin, Benny menyebut, sebaran abu tersebut mencapai ketinggian 13.000 kaki atau setara dengan 3.962 meter. Sebaran abu diperkirakan jatuh di bagian barat Banyuwangi.
Terkait kemungkinan hujan abu di daerah Banyuwangi, Benny mengungkapkan, ada potensi tersebut. Namun, ia tidak bisa memastikan seberapa jauh abu tersebut tersebar. Jatuhnya abu ke permukaan tergantung kekuatan dan gangguan angin, hujan, serta berat abu.
”Hingga dua hari sampai tiga hari, arah angin diperkirakan masih akan berembus ke timur. Namun, musim hujan biasanya juga musim angin baratan sehingga ada kecenderungan angin juga bertiup ke barat,” tuturnya.
Bila sebelumnya tinggi asap hanya mencapai 700 meter, dalam dua hari terakhir asap bisa mencapai 1.000 meter. (Mukijo)
Sony Dwi Fajrian, warga Licin, Banyuwangi, membenarkan hujan abu di daerahnya. Kecamatan Licin berada di sebelah timur Gunung Raung dengan jarah kurang lebih 17 kilometer bila ditarik garis lurus.
”Ibu saya kaget, kok pagi-pagi ada debu yang lebih kasar dari biasanya. Setelah disapu, beberapa jam kemudian juga kembali ngeres (berdebu). Memang tidak tebal, hanya risih saja,” tuturnya.
Kecenderungan tiupan angin yang mengarah ke timur dan ke barat ini menguntungkan penerbangan pesawat di wilayah tesrebut. Pasalnya, jalur penerbangan biasanya menggunakan jalur utara dan selatan.
”Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya yang menuju ke Banyuwangi menggunakan jalur selatan. Sementara keberangkatan dari Banyuwangi menuju Surabaya dan Jakarta menggunakan jalur utara,” tutur Kepala Airnav Cabang Banyuwangi Suri Fikrianto.
Suri mengatakan, hingga Kamis siang, pihaknya belum mendapat laporan atau keluhan dari para pilot terkait gangguan penerbangan akibat sebaran abu vulkanik. Menurut dia, di sekitar Gunung Raung para pilot harus terbang minimal pada ketinggian 13.000 kaki. Ketinggian itu serupa dengan perkiraan ketinggian maksimal sebaran abu Gunung Raung saat ini.