Banjir di Keerom Terus Berulang, Dewan Adat Desak Normalisasi Sungai
Dewan Adat Kabupaten Keerom, Papua, menyatakan, normalisasi sungai di daerah itu sudah mendesak untuk dilakukan. Hal ini untuk mengatasi banjir pada musim hujan yang terus berulang selama 15 tahun terakhir.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dewan Adat Kabupaten Keerom, Papua, menyatakan, normalisasi sungai di daerah itu sudah mendesak untuk dilakukan. Hal ini untuk mengatasi banjir pada musim hujan yang terus berulang selama 15 tahun terakhir.
Ketua Dewan Adat Keerom Servo Tuamis, saat dihubungi dari Jayapura pada Kamis (4/2/2021), mengatakan, kondisi sejumlah sungai besar di Keerom, seperti Tami dan Bewan, sangat memprihatinkan. Ia mengungkapkan, terjadi penebangan hutan yang masif di pinggiran daerah aliran sungai untuk perkebunan sawit dan pembangunan perumahan. Selain itu, juga terjadi pendangkalan sungai karena tertimbun sedimen lumpur.
”Kondisi ini yang menyebabkan banjir sering terjadi di Keerom karena sungai meluap. Padahal, jarak sempadan pada sungai besar harus mencapai 100 meter. Faktanya, ada aktivitas pembangunan dan perkebunan langsung di pinggiran sungai,” ungkap Servo.
Ia pun menuturkan, sudah ada aturan perlindungan daerah aliran sungai dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Keerom sejak tahun 2008. Namun, regulasi ini tidak pernah ditindaklanjuti pemerintah daerah setempat.
”Kami sudah bertahun-tahun memperjuangkan perlindungan daerah aliran sungai, tetapi tidak mendapatkan respons dari pemda. Mudah-mudahan bupati yang terpilih dalam pilkada tahun 2020 fokus untuk menangani masalah banjir,” ucap Servo.
Terpisah, Wakil Bupati Keerom Piter Gusbager mengatakan, banjir sudah terjadi beberapa tahun terakhir ketika musim hujan. Hal ini disebabkan luapan air dari sejumlah sungai yang berada dekat area permukiman warga.
”Kami akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Balai Sungai Papua untuk pelaksanaan normalisasi sungai agar banjir tidak terjadi lagi di Keerom,” ujar Piter, yang juga bupati terpilih dalam Pilkada Keerom 2020.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Keerom Farel Simamora mengatakan, sekitar 80 warga yang terdampak banjir mengungsi ke Gedung Pramuka di daerah Swakarsa, Distrik Arso Kota, sejak Rabu (3/2/2021). Sementara puluhan korban lainnya mendapatkan fasilitas menginap di hotel dari pihak pengembang kompleks perumahan yang terdampak banjir.
Berdasarkan data dari Polres Keerom, lokasi yang terdampak banjir akibat meluapnya sejumlah sungai di Keerom meliputi Jalan Trans-Papua Arso-Swakarsa, daerah Arso II, Kampung Asyaman, daerah Arso Kota, Kampung Yanamaa, Kampung Wulukubun, dan Kampung Pitewi.
Total 180 unit rumah tergenang air setinggi 50-70 sentimeter. Sebanyak 201 unit rumah yang terdampak tersebar di daerah Arso II (5 unit rumah), Kampung Asyaman (48 unit), Kampung Yanamaa (70 unit), Kampung Wulukubun (37 unit), dan Kampung Pitewi (20 unit). Fasilitas publik di Keerom yang terdampak banjir meliputi dua tempat ibadah, kantor Polsubsektor Arso Timur, satu bangunan SMP, dan Markas Polres Keerom.
Ia menambahkan, BPBD Keerom telah memberikan bantuan makanan dan sejumlah kebutuhan lainnya bagi para korban banjir di Gedung Pramuka.
”Saat ini air masih menggenangi sejumlah kampung dan Jalan Trans-Papua yang menghubungkan Kota Jayapura ke Keerom. Sebab, masih terjadi hujan,” tutur Farel.
Banjir Jayapura
Sementara itu, sekitar 100 keluarga juga terdampak banjir di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, sejak Rabu malam. Kondisi ini dipicu meluapnya sungai di daerah tersebut karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama beberapa hari terakhir.
Warga yang terdampak merupakan warga kompleks Gajah Mada, permukiman yang tergenang air dengan tinggi 50 sentimeter hingga 1 meter. Warga mengungsi ke rumah ibadah dan rumah kerabat. Namun, ada juga warga yang masih bertahan di lokasi banjir.
Polsek Sentani Kota turut menerjunkan sejumlah personel ke lokasi banjir di kompleks Gajah Mada. Pihak kepolisian menggunakan mobil patroli untuk membantu evakuasi warga dari lokasi banjir ke lokasi yang aman.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Jayapura Cory Simbolon mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk membantu warga kompleks Gajah Mada. ”Kami telah menyiapkan bantuan sembako dan membuka dapur umum serta pelayanan kesehatan bagi warga yang terdampak di kompleks Gajah Mada,” kata Cory.