Pasar di Banyumas Tetap Buka Selama Gerakan ”Jateng di Rumah Saja”
Pemkab Banyumas menetapkan pasar tetap buka selama pelaksanaan gerakan ”Jateng di Rumah Saja”. Namun, jumlah orang dibatasi supaya tidak terjadi kerumunan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, pasar di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tetap buka selama pelaksanaan gerakan ”Jateng di Rumah Saja” pada 6-7 Februari nanti dari Provinsi Jawa Tengah. Meski begitu, jumlah orang di pasar akan dibatasi untuk mencegah kerumunan.
”Mal itu wajib tutup, toko modern wajib tutup, pusat-pusat perbelanjaan yang ramai wajib tutup. Pasar tidak tutup, tetapi dikendalikan. Artinya, kapasitasnya, keluar-masuk jumlah orang di pasar jangan sampai umpel-umpelan (berkerumun),” kata Husein di Purwokerto, Banyumas, Rabu (3/2/2021).
Husein mengatakan, pelaksanaan kebijakan ”Jateng di Rumah Saja” di Banyumas harus memperhatikan kemanfaatan terhadap pemutusan penyebaran Covid-19. Namun, ekonomi jangan sampai tidak bergerak sama sekali, terutama di level orang-orang kecil.
Dia mencontohkan, di pasar berkapasitas 1.000 orang dibatasi hanya bisa diisi 500 orang untuk mencegah kerumunan. ”Nanti Dinas Pasar akan mengatur dan dibantu TNI-Polri. Setiap pasar akan dijaga. Jika sudah penuh, tunggu di luar dulu. Kalau sudah agak kosong, baru masuk, gantian begitu,” papar Husein.
Husein menyebutkan, dalam 2-3 hari ini akan ada pengumuman atau sosialisasi dari pemerintah kabupaten kepada masyarakat terkait dengan pencegahan Covid-19 dengan menggunakan 50 mobil yang dilengkapi pelantang suara.
”Ini supaya masyarakat tahu betul bahwa penyakit ini berbahaya. Jika ada gejala, jangan diremehkan. Segera berobat. Karena kebanyakan yang meninggal adalah orang yang berusia lanjut, punya penyakit dan sakit tidak mau berobat. Begitu mau berobat, sudah hampir kehilangan napas. Begitu sampai rumah sakit, tidak tertolong,” paparnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas Wahyu Budi Saptono mengatakan, razia pendatang di perbatasan akan tetap dilaksanakan secara acak. Ada posko wilayah perbatasan yang dijaga oleh pihak TNI, Polri, Satpol PP, dan Linmas. ”Nanti juga ada tim penyapu atau gabungan keliling. Jika ada kafe yang buka, diharapkan nanti tutup,” tutur Wahyu.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui Surat Edaran Bernomor 4435/0001933 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II di Jawa Tengah mencanangkan gerakan ”Jateng di Rumah Saja”. Gerakan ini akan dilaksanakan pada 6-7 Februari.
Disebutkan bahwa gerakan itu dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat, kecuali unsur terkait sektor esensial, seperti kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi, teknologi informasi, keuangan, perbankan, logistik, dan kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai obyek vital nasional.
Sigit Laksono (36), pedagang sayur di Pasar Wage, Purwokerto, menyampaikan, dirinya sempat khawatir jika pasar harus ditutup total karena pedagang akan kesulitan secara ekonomi. ”Alhamdulillah pasar tidak ditutup. Kalau ditutup, dampaknya banyak,” tutur Sigit.