Lima Kabupaten/Kota Masih Banjir, Tanggap Darurat di Kalsel Diperpanjang Lagi
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana banjir. Banjir di lima kabupaten/kota di Kalimantan Selatan belum juga surut dalam 21 hari masa tanggap darurat.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Banjir di lima kabupaten/kota di Kalimantan Selatan masih butuh penanganan karena belum sepenuhnya surut. Kondisi itu menjadi perhatian khusus sehingga Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana banjir.
Tanggap darurat bencana banjir di Kalsel fase pertama diberlakukan selama 14 hari, 14-27 Januari 2021. Status tanggap darurat itu kemudian diperpanjang selama tujuh hari sampai dengan Rabu (3/2/2021) karena banjir di beberapa kabupaten/kota belum surut dan perlu penanganan secara optimal.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Mujiyat mengatakan, ada lima kabupaten/kota yang sudah menyatakan perpanjangan status tanggap darurat bencana banjir, yaitu Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tanah Laut, dan Hulu Sungai Tengah.
”Lima kabupaten/kota tersebut masih perlu diperhatikan secara intens karena masih ada warganya yang mengungsi. Karena itu, provinsi menyesuaikan dan memutuskan untuk memperpanjang lagi status tanggap darurat selama tujuh hari ke depan atau sampai 10 Februari,” kata Mujiyat, Rabu (3/2).
Di lima kabupaten/kota itu masih ada rumah warga yang terendam dengan ketinggian air 20-40 sentimeter (cm). Sebelumnya, ketinggian air yang merendam rumah warga bisa mencapai 80-100 cm. ”Bapak Gubernur (Sahbirin Noor) juga menginstruksikan untuk memperpanjang tanggap darurat mengingat normalisasi keadaan pascabanjir belum terselesaikan secara tuntas,” ujarnya.
Lima kabupaten/kota tersebut masih perlu diperhatikan secara intens karena masih ada warganya yang mengungsi.
Pada Rabu (3/2) petang, Pos Komando Tanggap Darurat Banjir Provinsi Kalsel memperbarui datanya dan mencatat sebanyak 176.290 keluarga atau 633.723 jiwa terdampak banjir di 11 kabupaten/kota. Jumlah warga yang masih mengungsi sebanyak 21.762 orang dari total jumlah pengungsi yang mencapai 135.656 orang.
”Mudah-mudahan dalam tujuh hari ke depan banjir semakin surut dan tidak ada lagi warga yang mengungsi karena sudah bisa kembali ke rumahnya masing-masing,” ucap Mujiyat.
Untuk penanganan darurat selama tujuh hari ke depan, Mujiyat minta agar BPBD kabupaten/kota setempat tetap bekerja sama dengan TNI dan Polri. Pemprov juga tetap akan memantau kondisi ataupun kebutuhan logistik di kabupaten/kota tersebut. ”Kalau masyarakat masih memerlukan bantuan dan pemerintah kabupaten/kota kesulitan mengadakannya, kami akan bantu,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Hulu Sungai Tengah Budi Hariyanto mengatakan, Pemkab Hulu Sungai Tengah kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana banjir dengan pertimbangan curah hujan masih tinggi dan masih ada potensi kenaikan debit air di beberapa daerah.
Di samping itu, masih ada dua kecamatan, yaitu Pandawan dan Labuan Amas Utara, yang dilanda banjir. Ketinggian air yang merendam rumah warga di sana masih sekitar 20 cm. ”Status tanggap darurat sudah diputuskan bupati untuk diperpanjang selama tiga minggu, 4-24 Februari 2021,” katanya.
Budi juga menyampaikan, tiga warga Hulu Sungai Tengah yang dilaporkan hilang dalam bencana banjir kali ini sudah dipastikan meninggal oleh pihak keluarga. Jasad mereka diperkirakan terkubur di reruntuhan tanah di daerah Kecamatan Hantakan. ”Jumlah korban meninggal akibat banjir di Hulu Sungai Tengah bertambah tiga menjadi 10 orang,” katanya.
Berdasarkan rekapitulasi sementara, banjir di Kalsel mengakibatkan 30 orang meninggal serta merusak sejumlah fasilitas publik dan infrastruktur, seperti sekolah (1.415 unit), tempat ibadah (840 unit), rumah penduduk (101.706 unit), fasilitas kesehatan (125 unit), jembatan (128 unit), dan jalan raya (1.688.695 meter).