Vaksinasi Tenaga Kesehatan di Maluku Capai 21,1 Persen
Sebanyak 21,1 persen dari 14.844 tenaga kesehatan di Maluku telah menerima vaksinasi Covid-19. Vaksinasi di Maluku terkendala proses distribusi antarpulau dan ketiadaan jaringan internet untuk registrasi secara daring.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sebanyak 3.144 orang atau 21,1 persen dari 14.855 tenaga kesehatan di Maluku telah menerima vaksinasi Covid-19 hingga Selasa (2/2/2021). Selain terganggunya distribusi vaksin akibat gelombang laut tinggi, sistem registrasi dalam jaringan juga menghambat proses vaksinasi.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Kota Ambon menjadi yang terbanyak melakukan vaksinasi dengan 1.908 tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang teregistrasi sebanyak 3.640 orang. Vaksinasi di Ambon merupakan yang pertama di Maluku, dimulai 15 Januari 2021.
Vaksinasi berikutnya dilakukan di empat kabupaten, dimulai 27 Januari. Kabupaten Seram Bagian Barat dengan total kini 312 tenaga kesehatan, Kepulauan Tanimbar (173 orang), Kepulauan Aru (358 orang), dan Maluku Tengah (136 orang). Selanjutnya, pada 29 Januari, dimulai di Maluku Tenggara (192 orang) dan Maluku Barat Daya (21 orang). Terakhir Kota Tual mulai 30 Januari dengan total 43 orang.
Sementara itu, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Buru Selatan belum menggelar vaksinasi. ”Info dari Seram Bagian Timur, malam ini vaksin didistribusikan ke daerah terluar. Rencana vaksinasi perdana pada 4 Februari. Untuk Buru Selatan belum bisa dikonfirmasi," ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Adonia Rerung.
Menurut dia, kedua daerah itu terlambat memberikan vaksinasi lantaran masih memberi pelatihan kepada para tenaga kesehatan. Padahal, vaksin sudah tiba di daerah itu pada Selasa pekan lalu.
Pengiriman vaksin dari Ambon ke Seram Bagian Timur menggunakan kapal laut selama dua jam, dan dilanjutkan perjalanan darat selama 15 jam. Sementara ke Buru Selatan menggunakan kapal laut selama 11 jam.
Lebih lanjut, Adonia menambahkan, semua kabupaten/kota di Maluku sepakat tidak menggunakan pendaftaran dalam jaringan. Pendaftaran manual lantas dipilih mengingat jaringan internet yang belum ideal.
”Kota Ambon saja masih terkendala jaringan, apalagi di kabupaten yang lain. Ini jadi pertimbangannya,” ujarnya.
Kota Ambon saja masih terkendala jaringan, apalagi di kabupaten yang lain.
Sementara itu, Gerica Lenonduan, Kepala Puskesmas Pulau Seira, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang dihubungi terpisah, menuturkan, vaksinasi bagi tenaga kesehatan di pulau itu berjalan lancar. Total 44 orang menjalani vaksinasi tanpa harus mendaftar secara daring.
”Semua tenaga kesehatan itu bekerja di puskesmas jadi tinggal daftar manual saja,” ucapnya.
Menurut Gerica, kabar bohong mengenai dampak buruk vaksin yang beredar sempat mencemaskan tenaga kesehatan di pulau itu. Setelah menerima vaksin dan tidak mengalami gejala negatif, mereka akhirnya percaya. ”Ini menjadi modal bagi kami untuk menyosialisasi hal ini kepada masyarakat sehingga pada giliran nanti masyarakat pun mau divaksin,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bagian Operasional Polres Kepulauan Aru Komisaris Florensius Thedy mengatakan, tidak ada distribusi vaksin ke puskesmas di pulau-pulau lantaran fasilitas kesehatan di sana tidak memadai. Oleh karena itu, semua tenaga kesehatan diminta mengikuti vaksinasi di Dobo, ibu kota kabupaten. Kedatangan mereka ke Dobo menyesuaikan kondisi gelombang tinggi.
Sementara itu, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Ambon, gelombang tinggi terjadi di hampir seluruh wilayah perairan Maluku mulai dari 1,25 meter-4 meter. Wilayah yang terdampak paling parah berada di sisi selatan seperti Maluku Barat Daya, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Aru.