Produksi 25 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Ditargetkan Rampung Maret 2021
PT Bio Farma telah menerima 25 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac, China. Bahan baku itu ditargetkan rampung diproduksi menjadi vaksin jadi pada Maret mendatang.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Setelah kedatangan 15 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 pada 12 Januari lalu, PT Bio Farma kembali menerima 10 juta dosis bulk vaksin dari Sinovac, China, Selasa (2/2/2021). Sejumlah 25 juta dosis bahan baku itu ditargetkan rampung diproduksi menjadi vaksin jadi pada Maret mendatang.
Proses produksi terhadap 15 juta dosis bahan baku vaksin diperkirakan selesai pada 11 Februari. Sementara pengolahan 10 juta dosis bahan baku lainnya berlangsung 13 Febuari-20 Maret.
”Setelah diproses menjadi produk (vaksin) jadi tetap harus menunggu lot release (sertifikasi penjamin mutu) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan,” ujar Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto di Bandung, Selasa sore.
Selain 10 juta dosis bahan baku vaksin, Bio Farma juga menerima satu juta dosis overfill atau vaksin setengah jadi, Selasa. Overfill merupakan volume tambahan yang digunakan dalam proses produksi.
Secara keseluruhan, Bio Farma akan menerima 140 juta dosis bahan baku vaksin dari Sinovac. Proses kedatangan vaksin yang sebelumnya ditargetkan hingga November 2021 dipercepat menjadi Juli 2021.
Bio Farma telah mendapatkan tiga juta dosis vaksin jadi pada Desember 2020 dalam dua tahap. Vaksin buatan Sinovac itu didistribusikan ke seluruh provinsi untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan.
Sementara vaksin yang diproduksi dari bahan baku diproyeksikan bagi petugas pelayanan publik, termasuk anggota TNI dan Polri. ”Semoga pertengahan Februari sudah ada batch (produksi vaksin) yang rilis sehingga bisa segera digunakan,” ucap Bambang.
Secara keseluruhan, Bio Farma akan menerima 140 juta dosis bahan baku vaksin dari Sinovac. Proses kedatangan vaksin yang sebelumnya ditargetkan hingga November 2021 dipercepat menjadi Juli 2021.
Bambang mengatakan, saat ini pihaknya menggunakan fasilitas produksi vaksin dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun. Kapasitas itu masih dapat ditingkatkan menjadi 250 juta dosis per tahun dengan memakai fasilitas produksi lainnya.
”Mudah-mudahan ada tambahan kapasitas 150 juta dosis per tahun pada Maret. Kami masih menunggu persetujuan dari Badan POM terkait syarat CPOB (cara pembuatan obat yang baik),” ujarnya.
Dalam pendistribusian vaksin, Bio Farma menggunakan Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV). Sistem digital ini tidak hanya menginformasikan lokasi, tetapi juga suhu kendaraan, titik pemberhentian, dan kecepatan kendaraan.
SMDV dikendalikan dari pusat komando (command center) di Bio Farma. Setiap nomor vaksin dimasukkan ke dalam data. Dengan begitu, paket vaksin yang diantar ke daerah bisa terlacak.
Distribusi vaksin menerapkan sistem rantai dingin, mulai dari di Bio Farma, tempat penyimpanan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, hingga ke fasilitas kesehatan. Suhu penyimpanan vaksin yang direkomendasikan 2-8 derajat celsius.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jabar akan menggelar vaksinasi secara massal kepada sekitar 3.000 tenaga kesehatan di Sasana Budaya Ganesa, Kota Bandung, Rabu (3/2/2021). Sejumlah tenaga kesehatan yang gagal disuntik vaksin karena tidak datang dalam jadwal sebelumnya akan dijadwalkan ulang.
”Tenaga kesehatan wajib divaksin, kecuali jika tekanan darahnya tinggi dan mempunyai komorbiditas. Vaksinasi massal untuk tenaga kesehatan ini menjadi pelajaran saat nanti giliran rakyat divaksin,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil.