Perjuangan Mengantar Vaksin ke Pulau Terluar Maluku
Distribusi vaksin Covid-19 di wilayah Kepulauan Maluku menghadapi tantangan cuaca buruk berupa gelombang tinggi. Anggota Brimob yang mengawal distribusi vaksin mengalami berbagai risiko dalam tugas itu.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
Perahu cepat yang ditumpangi dua anggota Brigade Mobil (Brimob) dan beberapa penumpang lain bertolak dari Saumlaki, ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Senin (1/2/2021) pagi. Gelombang laut dengan tinggi 2 meter lebih itu dianggap tidak terlalu membahayakan keselamatan penumpang serta tiga boks vaksin Covid-19 yang dibawa. Perahu pun melaju menuju Selaru, pulau di perbatasan RI-Australia.
Mereka seharusnya sudah membawa vaksin itu ke Selaru pada Kamis (28/1/2021) lalu. Namun, saat mereka sedang bersiap berangkat, tiba-tiba datang angin kencang yang membangkitkan gelombang laut dengan tinggi mencapai 4 meter. Demi keselamatan, mereka pun menunda perjalanan.
Perjalanan pada Senin pagi itu pun belum sepenuhnya aman. Perahu diterjang gelombang, terempas ke kiri dan ke kanan. Tampias air laut masuk membasahi bagian dalam perahu. Beruntung, nakhoda yang sudah terbiasa melewati perairan itu dengan tenang meniti gelombang sambil mengatur kecepatan. Satu jam kemudian, mereka mencapai pesisir Desa Adaut, Selaru.
Gelombang yang terus menerjang membuat perahu tidak bisa sandar di dermaga Desa Adaut. Dikhawatirkan, badan perahu yang terbuat dari bahan fiber itu bisa pecah kalau berulang kali membentur dermaga beton. Penumpang dan barang pun terpaksa diturunkan di pantai lalu melanjutkan berjalan ke pesisir dalam rendaman air setinggi sekitar setengah meter.
Mereka menggendong tiga boks vaksin sambil berjalan di dalam air sejauh lebih dari 20 meter. Boks itu kemudian dibawa ke Puskemas Adaut untuk selanjutnya didistribusikan ke dua puskemas lainnya, yakni di Desa Namtabung dan Desa Lingat, menggunakan sepeda motor.
Kisah distribusi vaksi ke pulau terluar ini dituturkan Brigadir Kepala Marthen Somar lewat sambungan telepon kepada Kompas sesaat setelah tiba di Selaru pada Senin. Marthen dan rekannya, Brigadir Satu Ode Imran dari Kompi 3 Batalyon C Pelopor Brimob Polda Maluku, ditugaskan mengawal vaksin itu.
Marthen mengatakan, perjalanan tersebut tergolong agak berbahaya mengingat laut masih bergelombang. Mereka pun waswas. ”Kalau harus menunggu sampai kondisi laut benar-benar teduh, rasanya butuh waktu lama, sebab sekarang lagi musim cuaca buruk. Cuaca seperti ini bisa sampai akhir Februari baru mulai reda,” ujar Marthen.
Menurut data yang dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Ambon, gelombang tinggi di Kepulauan Tanimbar pada Senin mencapai 2,5 meter-4 meter. Gelombang disebabkan angin kencang dengan kecepatan mencapai 46,3 kilometer per jam.
Komandan Satuan Brigade Mobil Polda Maluku Komisaris Besar M Guntur mengatakan, anggota Brimob ditugaskan mengawal distribusi vaksin ke sejumlah daerah di Maluku. Sebanyak 10 dari 11 kabupaten/kota di Maluku terdiri atas pulau-pulau sehingga menjadi tantangan bagi mereka. ”Segala risiko terburuk pun sudah kami perhitungkan,” ujarnya.
Menurut Guntur, dukungan pengawalan yang diberikan itu untuk memastikan distribusi vaksin berjalan lancar sehingga vaksinasi dapat terlaksana secara cepat. Pengawalan vaksin dimulai sejak vaksin tiba di Bandar Udara Pattimura Ambon pada 4 Januari 2021 hingga vaksin tiba di setiap fasilitas kesehatan, termasuk di pulau-pulau terpencil.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Maluku, hingga Senin pagi, jumlah tenaga kesehatan di Maluku yang sudah menerima vaksin sekitar 2.000 orang, hampir semua berasal dari Kota Ambon. Secara keseluruhan, tenaga kesehatan yang teregistrasi menerima vaksin sebanyak 14.844 orang. Pemberian vaksin berlangsung di 230 fasilitas kesehatan.