Kota Bandung Tambah 300 Tempat Tidur untuk Pasien Covid-19 Tanpa Gejala
Tempat tidur tambahan ini untuk isolasi terpusat pasien tanpa gejala dan gejala ringan. Penambahan tersebut diharapkan bisa mengurangi beban kapasitas perawatan Covid-19 di rumah sakit Kota Bandung.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Kota Bandung tengah menyiapkan sedikitnya 300 tempat tidur isolasi di luar rumah sakit untuk pasien Covid-19 tanpa gejala. Ketersediaan ruang isolasi semakin dibutuhkan saat kasus di Kota Bandung masih didominasi pasien tanpa gejala dan gejala ringan.
Data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat, Selasa (2/2/2021) pukul 17.00, jumlah kasus positif di Kota Bandung mencapai 9.938 orang. Sebanyak 1.900 pasien di antaranya masih dalam perawatan dan isolasi.
Dari jumlah kasus positif, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung menyebutkan, 80 persen adalah pasien tanpa gejala dan gejala ringan serta 20 persen lainnya bergejala sedang hingga berat.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna memaparkan, penambahan ruang isolasi hingga 300 unit tempat tidur itu bakal disediakan di salah satu apartemen. Selain itu, Pemkot Bandung juga tengah menjajaki penggunaan 30 unit di salah satu hotel di Coblong, Kota Bandung.
”Semua sedang dalam proses, semoga saja urusannya lancar. Untuk jumlah ruang (isolasi), kami tidak memiliki patokan ideal. Semua dilakukan sebagai bentuk preventif jangan sampai chaos karena tidak ada ruangan. Di samping itu semua, kami tetap prioritas menekan angka positif di Kota Bandung,” paparnya seusai rapat Badan Musyawarah DPRD Kota Bandung, Selasa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, keberadaan ruang isolasi di luar RS sangat dibutuhkan untuk pasien tanpa gejala. Keberadaannya bisa meringankan ruang isolasi di RS yang diperuntukkan bagi pasien bergejala sedang dan berat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, dari 1.500 unit tempat tidur di 28 RS, sebanyak 69,73 persen terisi hingga 1 Februari 2021. Sementara itu, dari 111 unit tempat tidur isolasi terpusat dari Pemkot Bandung, sebanyak 98 unit telah diisi pasien.
”Kami akan terus mengupayakan rumah singgah. Di Kota Bandung juga ada Sekolah Calon Perwira TNI AD dan itu ditujukan untuk Bandung Raya. Kami tetap akan fasilitasi untuk pengisian ke sana,” ujarnya. Fasilitas milik TNI ini memiliki kapasitas 180 tempat tidur.
Ahyani menuturkan, selain perawatan pasien positif, pihaknya tetap melakukan pelacakan persebaran pandemi dengan menggunakan Laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2) milik Pemkot Bandung. Dengan kapasitas itu, Kota Bandung mampu melakukan pemeriksaan hingga 400 spesimen dari pelacakan yang dilakukan petugas satgas.
”Untuk penentuan kasus positif Covid-19, kami masih menggunakan reaksi berantai polimerase (PCR) sebagai golden standard. Di luar ini, semua pemeriksaan kami anggap sebagai bentuk screening dan selanjutnya tetap akan diperiksa dengan tes usap PCR untuk menentukan status pasien,” ujarnya.