Kapasitas Ruang Rawat Intensif Penuh, Angka Kematian di Sleman Melonjak
Terjadi lonjakan angka kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Sleman pada Januari 2021. Salah satu penyebabnya diduga akibat kapasitas ruang perawatan intensif khusus pasien Covid-19 penuh. Kapasitas makam ditambah.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Angka kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Januari 2021 melonjak. Salah satu penyebabnya diduga akibat kapasitas ruang perawatan intensif khusus pasien Covid-19 penuh sehingga membuat sejumlah pasien meninggal sebelum dirawat intensif.
Menurut data Dinas Kesehatan Sleman, pada Januari 2021, terdapat 87 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal saat tengah menjalani perawatan. Jumlahnya naik hampir dua kali lipat dibandingkan angka kematian pada Desember 2020, sebanyak 48 orang. Sementara itu, sepanjang Maret hingga November 2020, angka kematian pasien Covid-19 sebanyak 44 orang.
Dengan catatan kematian tersebut, angka case fatality rate Covid-19 telah mencapai 2,05 persen. Sebelumnya, angka case fatality rate berkisar 1,1 persen. Pada Desember 2020, persentasenya sebesar 1,5 persen.
”Ini angka yang mengkhawatirkan karena biasanya hanya 1,1 persen. Desember 2020 sempat 1,5 persen lalu sekarang 2,05 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo saat ditemui di kompleks Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Selasa (2/2/2021).
Joko menduga, lonjakan angka kematian pasien disebabkan penuhnya kapasitas ruang perawatan intensif (ICU) di daerah tersebut. Kondisi ini membuat sebagian pasien harus mengantre di instalasi gawat darurat (IGD) milik rumah sakit. Akibatnya, ada pasien yang mengembuskan napas terakhir sebelum masuk ke ruang perawatan intensif.
”Saat itu, kapasitas ruang kritikal (ICU) sangat penuh. Karena itu, sebagian ditangani di IGD. Belum sampai di ICU sudah meninggal. Bahkan, ada yang masih mencari rumah sakit, semuanya penuh, sehingga pertolongannya terlambat,” kata Joko.
Untuk itu, Joko mendorong rumah sakit menambah kapasitas ruang perawatan intensif. Penambahan ruangan diharapkan mencegah keterlambatan penanganan pasien kritis. Sejauh ini, penambahan kapasitas ruangan masih dalam proses.
Saat ini, jumlah ruang perawatan intensif untuk pasien Covid-19 di Sleman berjumlah 32 unit dan tersebar pada enam rumah sakit rujukan. Hanya ada enam rumah sakit rujukan dari 25 rumah sakit rujukan di Sleman yang dapat menyediakan ruang perawatan intensif. Keenam rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Rumah Sakit Akademik UGM, Jogja International Hospital, Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Umum Daerah Sleman, dan Rumah Sakit PKU Gamping.
Rumah sakit didorong menambah kapasitas ruang perawatan intensif. Penambahan ruangan diharapkan mencegah keterlambatan penanganan pasien kritis.
Selain itu, sebagian besar pasien positif Covid-19 yang meninggal dalam menjalani masa perawatan mempunyai komorbid atau penyakit penyerta berat. Penyakit penyerta beragam, seperti jantung, hipertensi, diabetes, asma, hingga sesak napas. Adapun usia pasien dengan penyakit penyerta yang akhirnya meninggal, kebanyakan lebih dari 60 tahun. Namun, ada juga pasien dengan komorbid yang masih berusia kurang dari 60 tahun dan meninggal di tengah menjalani perawatan Covid-19.
Dari penelusuran Dinas Kesehatan Sleman, pasien dengan komorbid biasanya tertular dari pasien positif Covid-19 lain tanpa gejala. Banyaknya pasien tanpa gejala ini semakin membahayakan karena berpotensi menularkan kepada orang lain tanpa disadari. Terlebih, apabila Covid-19 ditularkan orang tanpa gejala kepada orang dengan komorbid.
Menurut data Dinas Kesehatan Sleman, hingga Senin (1/2/2021), pasien positif Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan berjumlah 1.642 orang. Adapun pasien dengan gejala sedang dan berat berjumlah 215 orang.
”Kalau menulari itu (orang dengan komorbid), ini akan menjadi berat. Kalau sudah berat,penyakitnya dan tidak segera tertangani bisa menjadi kritis,” kata Joko.
Tingginya tingkat kematian pasien Covid-19 membuat Pemkab Sleman menambah kapasitas makam khusus pasien Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Madurejo, Kecamatan Prambanan. Ada 40 liang makam yang sedang digali untuk menambah kapasitas makam.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menyampaikan, Senin ini, kapasitas makam tersisa 10 liang. Koordinasi langsung dilakukan untuk menambah jumlah liang pada makam tersebut. Lahan tempat pemakaman umum masih cukup luas.
TPU Madurejo memiliki luas total 7,5 hektar. Untuk sementara, lahan yang disiapkan bagi pemulasaraan pasien Covid-19 meninggal seluas 1 hektar. Menurut data pengelola makam tersebut, sejak Maret 2020 hingga Januari 2021, ada 73 jenazah pasien Covid-19 yang pemulasaraannya dilakukan di tempat pemakaman umum tersebut. Sebanyak 59 jenazah dimakamkan, sedangkan 14 jenazah dikremasi. Pemakaman terbanyak terjadi pada Januari 2021 mencapai 14 jenazah.