Longsor dan Banjir Melanda Tiga Kabupaten di Jawa Timur
Longsor menutup jalur Bondowoso menuju puncak Ijen, sedangkan banjir menggenangi 300 rumah warga di Banyuwangi dan 103 rumah warga di Situbondo, Jawa Timur.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Hujan deras melanda Jawa Timur. Hujan tersebut mengakibatkan longsor dan memutus jalur Bondowo menuju Ijen. Ratusan rumah di Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo juga terendam banjir.
Longsor di kawasan Kalipait, Pegunungan Ijen, terjadi pada Senin (1/2/2021) sekitar pukul 17.00 saat kawasan itu dilanda hujan deras. Kendati tidak ada korban jiwa, akses jalan menuju Gunung Ijen dari Bondowoso terputus akibat tertutup longsoran. Hujan deras juga membuat debit air di Sungai Kalipait meningkat. Arus sungai yang besar membawa serta sejumlah ranting pepohonan.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bondowoso Kukuh Triatmoko ketika dihubungi dari Banyuwangi, Senin (1/2/2021). ”Tebing setinggi 4 meter dengan panjang 15 meter longsor sehingga menutup jalan selebar 3 meter. Jalan itu merupakan akses dari Bondowoso menuju Paltuding (titik keberangkatan pendakian Gunung Ijen),” ujarnya.
Kukuh mengatakan, Sungai Kalipait yang dangkal membuat arus tampak besar. Ranting-ranting dan material yang terbawa banjir juga membuat aliran Sungai Kalipait semakin tampak seperti jeram.
”Sejauh ini longsor dan derasnya aliran Sungai Kalipait tidak menimbulkan korban jiwa karena memang jauh dari permukiman penduduk. Namun, aliran Sungai Kalipait yang mencapai Desa Belawan merusak pemandian air panas dan sebuah kandang ternak milik warga yang letaknya ada di dekat aliran sungai,” tuturnya.
Sejauh ini longsor dan derasnya aliran Sungai Kalipait tidak menimbulkan korban jiwa karena memang jauh dari permukiman penduduk.
Hujan deras juga terjadi di Situbondo. Intensitas yang tinggi serta durasi hujan yang panjang menyebabkan genangan banjir di rumah-rumah warga. Hal itu semakin diperparah dengan jebolnya dinding talut penahan sungai irigasi Desa Wonorejo, Situbondo.
”Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang terjadi sejak pukul 14. 00 WIB di Desa Wonorejo. Sekitar pukul 16.00, dinding talut penahan sungai irigasi sepanjang 15 meter dengan tinggi 2 meter jebol karena tidak kuat menahan derasnya arus. Akhirnya, air masuk ke permukiman warga,” tutur Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Situbondo Puriyono.
BPBD Situbondo mencatat, banjir merendam 103 rumah warga. Tak hanya itu, 80 hektar lahan pertanian padi dan bawang merah juga terendam banjir. Banjir terjadi di empat dusun yang berada di Desa Wonorejo. Keempat dusun tersebut ialah Dusun Randu Agung, Dusun Kendal, Dusun Jelun, dan Dusun Pandean.
Puriyono mengatakan, ketinggian genangan cukup beragam. Di sejumlah permukiman, rumah warga terendam setinggi 30 cm hingga 50 cm. Genangan juga menutup akses jalan dengan ketinggian 20 cm hingga 60 cm.
Di Banyuwangi, banjir juga sempat merendam 300 rumah warga di Dusun Curah Sawo dan Dusun Krajan yang berada di Desa Sidodadi, Banyuwangi. Namun, genangan cepat surut kendati sempat memasuki rumah warga.
”Ada sekitar 300 rumah yang terendam air dengan ketinggian 50 cm hingga 1 meter. Genangan hanya bertahan sekitar 3 jam. Karakter banjir di Banyuwangi memang cepat surut. Biasanya, saat hujan berhenti, tak berapa lama air langsung surut,” tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharam.
Selain menggenangi rumah warga, banjir juga merendam sekitar 100 hektar areal pertanian. Di lahan tersebut, para petani menanam jagung, padi, dan bawang.