Baru 70 Persen Tenaga Kesehatan di Banyuwangi yang Terima Vaksin
Sebanyak 6.153 tenaga kesehatan di Banyuwangi telah terdaftar sebagai penerima vaksin gelombang pertama. Namun, hingga akhir Januari, baru 70 persen tenaga kesehatan yang terdaftar tersebut menerima vaksin.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Sebanyak 6.153 tenaga kesehatan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, telah terdaftar sebagai penerima vaksin Covid-19 gelombang pertama. Namun, hingga akhir Januari, baru 70 persen tenaga kesehatan yang terdaftar tersebut menerima vaksinasi.
Semula, Dinas Kesehatan Banyuwangi mendaftarkan 6.400 tenaga kesehatannya untuk mendapat vaksin pada gelombang pertama. Namun, hanya 6.153 orang yang dinyatakan layak, dapat divaksin, dan terdaftar sehingga telah mengantongi e-tiket vaksinasi. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono, di Banyuwangi, Senin (1/2/2021).
”Kalau yang terdaftar di sistem milik Kementerian Kesehatan, capaian Banyuwangi hanya 68 persen. Namun, ada yang tercatat secara manual, yang tidak masuk ke sistem Kementerian Kesehatan. Total ada sekitar 70 persen yang sudah divaksin,” ujarnya.
Jika ada 6.153 tenaga kesehatan yang terdaftar untuk menerima vaksin, berarti capaian vaksinasi baru diterima sekitar 4.300 tenaga kesehatan. Itu artinya ada sekitar 1.800 tenaga kesehatan yang sudah terdaftar, tetapi belum divaksin.
Widji mengatakan, tenaga kesehatan yang belum divaksin tersebut sebagian dibatalkan atau ditunda pelaksanaan vaksinasinya. Penundaan terjadi karena kondisi penerima sedang tidak sepenuhnya sehat, misalnya tekanan darah terlalu rendah atau bahkan terlalu tinggi.
”Sedangkan mereka yang dibatalkan vaksinasinya terjadi karena memiliki riwayat kontak erat dengan penderita Covid-19, pernah terkonfirmasi atau memiliki alergi terhadap obat. Keputusan ditunda atau dibatalkan diketahui saat proses pemeriksaan di meja 2 screening,” ujar Widji.
Capaian vaksinasi di Banyuwangi, lanjut Widji, mengantarkan Banyuwangi di peringkat keenam dari 38 kota/kabupaten se-Jawa Timur. Sehari sebelumnya, Banyuwangi justru berada di peringkat keempat, di bawah Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo yang lebih dahulu melakukan vaksinasi.
Direktur RSUD Blambangan Sri Indah Lestari mengungkapkan, ada 612 tenaga kesehatan yang terdaftar sebagai penerima vaksin gelombang pertama. Adapun total tenaga kesehatan di RSUD Blambangan berjumlah 736 orang.
”Dari 612 yang terdaftar, baru 370 orang yang divaksin, sedangkan 40 orang ditunda vaksinasinya dan 186 orang dibatalkan. Kami juga mendapati ada 16 tenaga kesehatan yang tidak hadir saat vaksinasi,” ungkap Indah.
Indah menuturkan, sejumlah tenaga kesehatan ditunda menerima vaksin karena memiliki penyakit diabetes melitus, asma, dan hipertensi. Sementara yang dibatalkan penerimaan vaksin, antara lain karena hamil, menyusui, punya riwayat alergi berat, dan ada anggota keluarga yang terkonfirmasi Covid-19.
Salah satu tenaga kesehatan yang engan disebutkan namanya mengakui sebenarnya enggan menerima vaksin. Ia sempat menghindar dan tidak datang ke fasilitas kesehatan tempatnya divaksin kendati sudah mendapatkan undangan.
”Selain sedikit ragu, saya sebenarnya enggan divaksin karena merasa sudah pernah tertular walaupun tidak pernah melakukan tes usap. Hari pertama dan kedua saya tidak menghadiri undangan, baru pada hari ketiga saya datang setelah dipaksa-paksa oleh kepala puskesmas,” ujarnya.