Banyak Tenaga Kesehatan di Palu Tak Lolos Pemeriksaan Awal
Jumlah tenaga kesehatan di Kota Palu, Sulteng, yang telah divaksinasi Covid-19 baru 30 persen dari target 5.501 orang.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Jumlah tenaga kesehatan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang sudah divaksinasi untuk memerangi Covdid-19 pada pemberian dosis pertama masih sangat sedikit. Banyak calon penerima vaksin yang tak lolos pemeriksaan awal sehingga vaksinasinya ditunda. Pemerintah setempat berkomitmen mempercepat capaian vaksinasi hingga tenggat akhir Februari.
Per Sabtu (30/1/2021), dari 5.501 tenaga kesehatan yang ditargetkan divaksinasi di Palu, baru 1.701 orang atau 30 persen yang telah divaksinasi. Dari jumlah tersebut, hanya 108 tenaga kesehatan yang sudah menerima dosis kedua.
”Pada awal-awal vaksinasi, cakupannya malah rendah sekali. Dalam perjalanan ini terus menanjak jumlahnya. Cakupannya memang belum sesuai yang diharapkan, tetapi kami akan bergerak mempercepat vaksinasi ini,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Palu, Lutfiah, di Palu, Senin (1/2).
Upaya percepatan tersebut dengan pengiriman surat kepada pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit di Kota Palu untuk mendorong tenaga kesehatan terlibat aktif dalam vaksinasi. Puskesmas atau rumah sakit pun tak perlu terlalu terpaku pada jumlah kuota tenaga kesehatan yang divaksin per hari. Jumlahnya bisa ditambah.
Selain itu, prosedur pendaftaran bisa dilakukan secara manual tanpa harus menunjukkan adanya pesan singkat dari aplikasi sebagaimana diberlakukan pada awal vaksinasi sejak 14 Januari 2021.
Lutfiah menyatakan, rendahnya cakupan disebabkan adanya calon penerima vaksin yang tak lolos pemeriksaan kesehatan sederhana (screening) sebelum divaksin. Mereka tidak lolos karena alasan kesehatan, seperti tekanan darah masih tinggi, demam, atau flu.
Rendahnya cakupan vaksinasi tidak terkait penolakan, tetapi karena hasil pemeriksaan yang belum memungkinkan yang bersangkutan menerima vaksin.
Dengan kondisi itu, vaksinasi mereka ditunda. Sosialisasi untuk tenaga kesehatan agar menjaga kesehatan pun akan gencar dilakukan. ”Kami tetap optimistis vaksinasi untuk tenaga kesehatan di Kota Palu bisa memenuhi target akhir pada 21 Februari,” ujarnya.
Pengelola Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Palu Hadra Meifany memastikan sejauh ini tak ada tenaga kesehatan yang menolak vaksin. Rendahnya cakupan vaksinasi tidak terkait penolakan, tetapi karena hasil pemeriksaan yang belum memungkinkan yang bersangkutan menerima vaksin, seperti adanya sakit. Selain itu, ada juga kendala terbenturnya jadwal vaksin dengan tugas. Hal seperti itu akan dibenahi lagi agar tak menghalangi vaksinasi.
Masih sedikitnya tenaga kesehatan yang divaksin terkonfirmasi di Puskesmas Singgani, Kota Palu. Dari target 200 tenaga kesehatan dan persediaan dosis vaksin, baru 35 tenaga kesehatan yang disuntik vaksin. Ke-35 orang tersebut merujuk pada data yang dikumpulkan sejak 15 Januari sampai 30 Januari.
Penanggung Jawab Vaksinasi di Puskesmas Singgani Karmila Gani menyatakan, setiap hari target yang harus divaksin sebanyak 20 tenaga kesehatan. Namun, target itu tak selalu terpenuhi. ”Ada saja tenaga kesehatan yang tak lolos pemeriksaan sederhana untuk penyuntikan vaksin,” ujarnya.
Mereka tidak lolos dari pemeriksaan sederhana (screening) karena sakit, seperti flu, demam, atau kurang fit pada umumnya. Syarat untuk divaksin, penerima harus dalam keadaan sehat atau fit. Jika tidak dalam keadaan sehat, penerimaan vaksin ditunda.
Meski begitu, Karmila optimistis bisa merampungkan vaksinasi tenaga kesehatan di puskesmas tersebut pada akhir Februari. Selain mendorong tenaga kesehatan untuk menjaga kebugaran tubuh, prosedur penerimaan vaksin saat ini lebih sederhana. Calon penerima vaksin bisa langsung datang ke puskesmas dengan menunjukkan bukti namanya terdaftar dalam pangkal data Kementerian Kesehatan.
Askar (32), perawat di Puskesmas Singgani yang telah menerima vaksin, menyatakan dirinya tak merasakan gejala atau keluhan apa pun setelah divaksin. ”Sebelum dan setelah divaksin, saya tetap sehat bugar. Ditusuk jarum pun saya tidak merasa sakit. Jadi, tidak perlu takut,” ujarnya.
Vaksinasi merupakan program untuk memerangi pandemi Covid-19 guna menciptakan kekebalan populasi terhadap penyakit tersebut. Vaksinasi yang pada saat ini diperuntukkan bagi tenaga kesehatan dilakukan di tengah terus meningkatnya kasus baru penularan Covid-19 secara nasional.
Penambahan kasus juga terus terjadi di Kota Palu. Pada Minggu (31/1), ada tambahan 30 kasus baru. Sebelumnya, pada Sabtu (30/1), dilaporkan 52 kasus baru. Sejak kasus pertama dilaporkan pada akhir Maret 2020, jumlah kasus di Palu sebanyak 2.239. Jumlah itu tertinggi di Sulteng, yang total kasusnya mencapai 7.793.