Polda Papua memperkuat pengamanan di Kabupaten Intan Jaya dengan menambah 40 personel polisi ke wilayah tersebut. Tujuannya untuk mengantisipasi serangan kelompok kriminal bersenjata.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 40 personel polisi diterjunkan untuk memperkuat Polres Intan Jaya, di Papua. Penambahan bantuan ini mengantisipasi gangguan keamanan oleh kelompok kriminal bersenjata yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
Hal ini disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigadir Jenderal (Pol) Matius D Fakhiri saat ditemui di Jayapura, Senin (1/2/2021). Matius mengatakan, Polri akan menggunakan upaya penegakan hukum menghadapi aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang berulang kali terjadi di Intan Jaya. Namun, upaya tersebut bukan dengan penindakan represif, melainkan secara terukur.
Total sudah terjadi empat kali aksi KKB pada awal tahun ini di Papua. Pertama, KKB di bawah pimpinan Sabinus Waker membakar pesawat perintis PK-MAX di di Lapangan Terbang Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga, Intan Jaya. Aksi kedua adalah penembakan Prajurit Dua Agus Kurniawan sehingga gugur di daerah Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Minggu (10/1/2021).
Aksi ketiga, penembakan Prajurit Satu Roy Vebrianto dan Prajurit Satu Agus Hamdani sehingga gugur pada Jumat (22/1/2021). Aksi KKB yang terakhir adalah penembakan seorang warga bernama Boni Bagau di Kampung Agapa, Intan Jaya, Sabtu (30/1/2021).
Dari data Polda Papua, terjadi 49 aksi gangguan keamanan oleh KKB di Papua sepanjang 2020. Teror penembakan KKB terjadi di tujuh wilayah hukum Polda Papua, meliputi Nduga, Intan Jaya, Paniai, Mimika, Puncak Jaya, Keerom, dan Pegunungan Bintang. Sebanyak 14 warga, 4 anggota TNI AD, dan 1 anggota Polri meninggal akibat aksi KKB.
”Polri tidak akan menggunakan cara kekerasan untuk menghadapi KKB. Apabila menggunakan cara kekerasan, hal ini akan dipolitisasi oknum tertentu untuk mengganggu situasi keamanan di Papua,” kata Matius.
Ia menyatakan, Polri tidak akan gentar dengan selebaran dari KKB Undius Kogoya yang menyatakan siap berperang dengan aparat keamanan pascapenembakan warga di Intan Jaya.
”Kami juga membantah adanya berita pemerkosaan seorang ibu rumah tangga oleh anggota TNI dan Polri saat melaksanakan patroli di Kampung Mamba, Intan Jaya, Kamis (28/1/2021),” ujarnya menambahkan.
Pastor Yustinus Rahangiar selaku pimpinan perwakilan gereja Katolik di Intan Jaya, saat dihubungi dari Jayapura pada Senin (1/2/2021), mengatakan, Boni Bagau ditangkap kelompok Undius Kogoya saat dalam perjalanan untuk mengurus masalah keluarga di Distrik Sugapa.
Kelompok Undius yang berada di bawah pimpinan Sabinus Waker kemudian membawa Boni ke Kampung Agapa. Mereka pun menembak mati Boni sekitar pukul 15.00 WIT. ”Diduga mereka mencurigai Boni sebagai intelijen dari pihak TNI atau Polri. Mereka pun langsung menembak pria berusia sekitar 30 tahun ini,” kata Yustinus.
Ia menambahkan, pelayanan publik di Intan Jaya terhambat karena kondisi keamanan yang tidak kondusif. Pelayanan pendidikan dan pemerintahan tidak berjalan baik. ”Masyarakat ketakutan untuk beraktivitas seperti biasa. Hal ini disebabkan kondisi keamanan yang tidak stabil dengan aksi-aksi penembakan,” tuturnya.
Kapolres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar I Wayan G Antara membenarkan, Boni ditembak mati oleh KKB pimpinan Sabinus Waker. Jenazah korban dikuburkan di sekitar lokasi kejadian.
Wayan menyatakan, pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada warga agar tidak beraktivitas di atas pukul 16.00 WIT. Sebab, terdapat sejumlah distrik atau kecamatan yang rawan aksi KKB, seperti Sugapa, Hitadipa, dan Homeyo.
”Hanya terdapat dua kantor polsek di Intan Jaya yang memiliki delapan distrik. Kami mendapatkan bantuan sekitar 100 personel dari satuan Brigade Mobil untuk menghadapi kelompok itu,” ungkap Wayan.