Pemprov Jatim Identifikasi Hambatan Vaksinasi di Surabaya Raya
Persoalan di lapangan penghambat kinerja percepatan vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan di Surabaya Raya diidentifikasi. Vaksinasi penting guna memutus rantai sebaran Covid-19 lewat terbentuknya kekebalan komunitas.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengidentifikasi permasalahan-permasalahan di lapangan yang menghambat kinerja percepatan vaksinasi Covid-19 Sinovac terhadap sumber daya manusia kesehatan. Vaksinasi penting untuk memutus rantai sebaran Covid-19 melalui kekebalan komunitas agar produktivitas masyarakat bisa segera kembali ditingkatkan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengunjungi sejumlah lokasi vaksinasi Covid-19 Sinovac, Minggu (31/1/2021). Tempat itu, antara lain, RS Delta Surya Sidoarjo dan Puskesmas Sidoarjo. Selain itu, dia berkunjung ke Rumah Vaksin RS Semen Gresik dan Puskesmas Alun-Alun di Gresik.
”Kunjungan lapangan ini penting untuk mengidentifikasi permasalahan yang menjadi kendala agar segera dicarikan solusinya sehingga percepatan vaksinasi bisa berjalan dengan baik,” ujar Khofifah di Sidoarjo.
Percepatan vaksinasi dilakukan melalui vaksinasi serentak di Surabaya Raya. Surabaya, misalnya, menggelar vaksinasi serentak untuk lebih dari 7.400 tenaga kesehatan guna memenuhi kekurangan target vaksinasi terhadap 31.800 tenaga kesehatan di wilayahnya. Adapun Gresik melaporkan sebanyak 4.460 tenaga kesehatan sudah tervaksinasi dari target 7.000 tenaga kesehatan.
Sementara itu, Sidoarjo menggelar vaksinasi serentak yang melibatkan lebih dari 700 tenaga kesehatan. Vaksinasi serentak itu dipusatkan di RS Delta Surya dan Puskesmas Sidoarjo. Adapun jumlah tenaga kesehatan yang terdata sebagai penerima vaksin tahap pertama sebanyak 9.898 orang dan yang sudah menerima suntikan dosis pertama sebanyak 61,7 persennya atau sekitar 6.037 orang.
Dari hasil kunjungan ke sejumlah fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) itu, Khofifah mendata masih banyak kendala percepatan vaksinasi di Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik ini. Salah satunya fasyankes yang ditunjuk memberikan layanan vaksinasi masih banyak yang belum melakukan tugasnya.
Untuk vaksinator, jumlahnya saat ini 277 orang dan akan ditambah menjadi 500 hingga 1.000 vaksinator untuk memperluas cakupan vaksinasi dan mempercepat pelaksanaan.
Selain itu, jumlah fasyankes yang menjadi lokasi vaksinasi dan jumlah vaksinatornya masih perlu ditambah untuk meningkatkan cakupan. Kapasitas atau kuota pelayanan vaksinasi di tiap fasyankes juga perlu ditingkatkan dengan catatan tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan dan mempertimbangkan prosedur standar tata laksana vaksinasi.
Menurut perempuan pertama yang menjadi Gubernur Jatim ini, kendala vaksinasi, seperti memiliki penyakit penyerta, kehamilan, dan menyusui, harus didata tersendiri agar tidak menjadi beban kinerja dalam program percepatan. Artinya, jangan sampai vaksinasi tahap kedua terhambat hanya karena menunggu tenaga kesehatan yang tidak masuk dalam kualifikasi tersebut tervaksinasi.
”Ekstensifikasi vaksinasi atau vaksinasi tahap kedua dengan sasaran petugas layanan publik harus segera dilakukan. Prinsipnya, sesegera mungkin ikhtiar membangun kekebalan komunitas diwujudkan,” kata Khofifah.
Mantan Menteri Sosial itu menambahkan, pihaknya berharap vaksinasi terhadap tenaga kesehatan tuntas maksimal pada pekan pertama Febuari dan setelah itu langsung dilanjutkan vaksinasi dengan sasaran petugas layanan publik. Untuk mendukung percepatan vaksinasi tahap kedua itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim terus-menerus mengirimkan vaksin ke kabupaten dan kota begitu tempat penyimpanan mereka kosong.
Khofifah menargetkan program vaksinasi untuk seluruh masyarakat Jatim tuntas pada akhir tahun ini. Hal itu penting agar kekebalan komunitas terbangun sehingga produktivitas masyarakat bisa kembali ditingkatkan.
Oleh karena itu, dia minta pemerintah daerah aktif menyosialisasikan kepada masyarakat dengan menggandeng berbagai pihak, terutama yang berpengaruh kuat, seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat. Manfaat vaksin harus terus didengungkan untuk meyakinkan masyarakat yang masih resisten.
Daerah prioritas
Surabaya Raya menjadi prioritas vaksinasi di Jatim karena risiko sebaran Covid-19 masih tinggi yang ditandai penambahan kasus harian tinggi, kasus aktif masih banyak, dan angka kematian tinggi. Selain itu, Surabaya Raya menjadi referensi vaksinasi bagi kota dan kabupaten lain di Jatim.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, total terdapat 192 fasyankes di wilayahnya dan sebanyak 61 fasyankes di antaranya menjadi tempat layanan vaksinasi Covid-19. Dari 61 faskes ini, direncanakan ditingkatkan menjadi 131 fasyankes pada pertengahan Febuari untuk mengejar persiapan vaksinasi tahap kedua dengan sasaran petugas pelayanan publik.
Sasaran vaksin sesuai data dalam aplikasi sebanyak 9.898 tenaga kesehatan, sedangkan jumlah tervaksinasi 61,07 persen atau 6.037 orang. Tenaga kesehatan batal divaksin, antaralain, disebabkan hamil 50 orang, penyintas Covid-19 sebanyak 50 orang, ibu menyusui 24 orang, dan memiliki penyakit penyerta hipertensi 11 orang.
Hingga saat ini, Dinkes Sidoarjo telah menerima vaksin sebanyak 18.140 vial dan sudah mendistribusikannya ke fasyankes sebanyak 9.291 vial. Dengan jumlah vaksin tersebut, Sidoarjo sudah siap melakukan ekstensifikasi vaksin tahap kedua.
Terkait kendala, seperti masih ada tenaga kesehatan yang belum mendapat tiket vaksin dari Kementerian Kesehatan dan kesalahan input data saat pelaksanaan sehingga saat penapisan tidak lolos dan dinyatakan tunda vaksin, segera diatasi.
Sementara itu, Kepala Dinkes Gresik Ghozali mengatakan akan meningkatkan fasyankes pemberi layanan vaksinasi dari saat ini 56 menjadi 100 fasyankes. Peningkatan jumlah fasyankes itu penting untuk persiapan perluasan vaksinasi dengan sasaran petugas layanan publik dan masyarakat umum.
”Untuk vaksinator, jumlahnya saat ini 277 orang dan akan ditambah menjadi 500 hingga 1.000 vaksinator. Penambahan itu untuk memperluas cakupan vaksinasi dan mempercepat pelaksanaan,” ucap Ghozali.