Banjir dan Puting Beliung Masih Mengancam Karawang
Beberapa daerah di Karawang dilanda hujan lebat disertai angin kencang dalam dua hari terakhir. Akibatnya, sejumlah rumah terdampak banjir dan rusak diterjang puting beliung. Waspadai potensi bencana susulan.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Beberapa daerah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dilanda hujan lebat disertai angin kencang dalam dua hari terakhir. Akibatnya, sejumlah rumah terdampak banjir dan rusak akibat terjangan puting beliung. Warga diminta tetap waspada terhadap potensi bencana susulan.
Hingga Minggu (31/1/2021) siang, hujan deras masih mengguyur sejumlah wilayah di Karawang. Curah hujan tinggi di wilayah tersebut berlangsung sejak Sabtu pagi. Ada tiga wilayah terdampak banjir dan puting beliung, yakni Kecamatan Cilamaya Wetan, Rengasdengklok, dan Kotabaru.
Komandan Distrik Militer 0604/Karawang Letnan Kolonel (Inf) Medi H Wibowo, Minggu, mengatakan, banjir di Karawang terjadi akibat intesitas hujan cukup tinggi pada Sabtu sore. Pihaknya mencatat 60 warga yang menghuni 17 rumah terdampak banjir serta 114 warga dari 25 rumah terdampak puting beliung.
Banjir setinggi 5-20 sentimeter (cm) merendam Desa Sukamerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, dan Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok. ”Tidak ada warga yang mengungsi. Saat ini, masyarakat yang terdampak banjir masih tinggal di rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa,” kata Medi.
Puting beliung di Desa Pangulah Utara dan Pucung, Kecamatan Kotabaru, membuat atap rumah warga rusak, antara lain genteng berjatuhan dan atap asbes terbawa angin. Sebuah pohon besar juga tumbang di Desa Rawagempol, Kecamatan Cilamaya Wetan. Tidak ada korban dalam insiden tersebut.
Bantuan yang telah dikirimkan adalah bahan kebutuhan pokok dan bantuan tenaga dari personel gabungan. Mereka diturunkan untuk memperbaiki rumah-rumah rusak. Warga diimbau lebih peka dan waspada dengan kondisi di sekitar rumahnya.
Terdapat empat kecamatan yang rawan bencana hidrometeorologi, yakni Telukjambe Timur, Cilamaya Wetan, Rengasdengklok, dan Cikampek. Keempatnya kerap dilanda banjir pada tahun-tahun sebelumnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang memetakan empat kecamatan yang rawan bencana hidrometeorologi, yakni Telukjambe Timur, Cilamaya Wetan, Rengasdengklok, dan Cikampek. Keempatnya kerap dilanda banjir pada tahun-tahun sebelumnya.
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin sebelumnya mengatakan, pada periode 1-22 Januari, tercatat lima peristiwa puting beliung dan empat kejadian air laut pasang atau rob di pesisir utara Karawang. Biasanya, banjir di Karawang dipicu luapan air dari beberapa sungai.
Wilayah pantura barat Jawa Barat rawan banjir karena merupakan bagian hilir dari sungai besar, antara lain Sungai Cilamaya, Cipunagara, Citarum, dan Cibeet. Cuaca ekstrem di hulu sungai turut memicu bencana banjir pada bagian hilir. Yasin mengimbau warga tetap waspada dengan potensi banjir yang mungkin terjadi akibat banjir kiriman dari daerah lain.
”Potensi ini harus diwaspadai hingga Februari 2021, curah hujan kian tinggi,” ucapnya.
Berdasarkan catatan Kompas, awal Januari hingga pertengahan Februari 2020, banjir melanda sejumlah daerah di Karawang selama berhari-hari. Banjir dengan ketinggian berkisar 10-200 cm ini merendam sekitar 10.529 rumah yang ditempati 11.212 keluarga.
Sepanjang 2020, bencana hidrometeorologi di Karawang terdiri dari 135 kejadian banjir, 138 kali puting beliung, 11 kali air pasang atau rob, dan 10 kali longsor. Sebagian besar terjadi pada bula Desember hingga Maret.