Striker Arema FC Dedik Setiawan Terima Vaksin Covid-19
Striker Arema FC Dedik Setiawan menjadi penerima vaksin Covid-19 di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (30/1/2021). Pemain timnas tersebut berharap, vaksinasi massal mampu mendorong liga sepak bola segera berjalan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Striker Arema FC, Dedik Setiawan, menjadi salah satu perwakilan tokoh penerima vaksin Covid-19 di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (30/01/2021). Pemain timnas tersebut berharap, vaksinasi tersebut akan menjadi pertanda baik untuk segera bergulirnya liga sepak bola Indonesia.
Pemain berusia 26 tahun itu menjalani vaksinasi bersama 13 tokoh lainnya di Kabupaten Malang. Mereka, antara lain, adalah wakil bupati Malang terpilih, Didik Gatot Subroto; Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Wahyu Hidayat; Wakil Direktur RSUD Kanjuruhan dr K Listuhayu.
Dengan menerima vaksin tersebut, Dedik dikabarkan menjadi salah satu atlet yang menjalani vaksinasi Covid-19 pertama di Tanah Air. Sebab, saat ini fokus vaksinasi di Tanah Air adalah masih pada tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat. Hal itu dilakukan guna memberikan contoh kepada masyarakat umum agar tidak takut menerima vaksin Covid-19.
”Setelah divaksin ini semoga kekebalan kita akan semakin kuat dan dijauhkan dari Covid-19. Awalnya, ada rasa berdebar-debar, tapi akhirnya berjalan lancar dan tidak ada rasa apa-apa,” kata Dedik seusai menjalani vaksinasi.
Dengan vaksinasi Covid-19 yang mulai dijalankan di seluruh wilayah Tanah Air, Dedik berharap agar situasi pandemi Covid-19 segera bisa ditangani, dan liga sepak bola Tanah Air bisa kembali bergulir. Selama pandemi, liga dihentikan guna mencegah menyebarnya Covid-19.
”Harapan setelah ini adalah agar liga dapat segera bergulir. Soalnya, kami sudah setahunan ini off. Intinya sebagai pemain, kami butuh liga ini kembali berjalan,” kata pria asal Dampit, Malang, tersebut.
Harapan setelah ini adalah agar liga dapat segera bergulir. Soalnya, kami sudah setahunan ini off . (Didik Gatot Subroto)
Harapan serupa juga disampaikan oleh Media officer Arema FC Sudarmaji. Ia menyambut baik vaksinasi Covid-19 terhadap striker Arema FC tersebut. ”Kami berterima kasih kepada Bupati Malang yang memperhatikan olahragawan. Semoga dengan dipilihnya pemain Arema FC, dapat memberi teladan kepada masyarakat bahwa vaksin ini penting dan aman. Juga, memberi bukti kesiapan pemain dalam menyambut bergairahnya kembali sepak bola nasional,” kata Sudarmaji.
Sudarmaji mengatakan, Arema FC berharap agar vaksinasi di seluruh Indonesia berjalan dengan lancar. Sebab, Arema FC juga memiliki kepentingan agar kompetisi sepak bola di Indonesia segera digelar.
”Tentu saja kami berharap agar vaksinasi berjalan dengan lancar. Karena ini sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19. Di sisi lain, dengan lancarnya program vaksinasi, semoga bisa mempercepat digelarnya kompetisi Liga 1,” kata Sudarmaji.
Bupati Malang Sanusi mengatakan bahwa vaksinasi tersebut merupakan salah satu cara dari pemerintah menciptakan kekebalan kelompok (herd imunity) sehingga Covid-19 bisa diatasi. Sebab, selama ini berbagai upaya telah dilakukan, tetapi hingga kini kasus masih saja terus bertambah.
”Guna menghambat penyebaran Covid-19 sudah berbagai cara dilakukan pemerintah. Mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan. Selain itu juga mengisolasi dan mengobati sesegara mungkin yang terinfeksi, bahkan dengan berbagai kebijakan lain di antaranya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) juga penegakan berupa operasi yustisi, serta terakhir melalui kebijakan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat).
Akan tetapi, berbagai upaya ini belum dapat dikatakan efektif untuk menekan laju Covid-19. Itu sebabnya, harapannya dengan vaksinasi ini, secara perlahan kasus Covid-19 bisa kita atasi bersama-sama,” kata Sanusi.
Dengan perwakilan sejumlah tokoh masyarakat di atas, Sanusi mengatakan, Pemkab Malang berharap vaksinasi akan berjalan lancar ke depannya dan kasus Covid-19 segera bisa tertangani. Sanusi tidak masuk kriteria penerima vaksin, sebab usianya sudah 60 tahun dan tidak bisa menerima vaksin Covid-19. Sebagaimana diketahui, rentang usia penerima vaksin sinovac adalah 18 tahun-59 tahun.
Di Kabupaten Malang, per Jumat (29/01/2021) tercatat telah terjadi 1.954 kasus Covid-19, sembuh sebanyak 1.784 orang, dan meninggal sebanyak 110 orang. Dari jumlah tersebut, tampak bahwa tingkat kematian di Kabupaten Malang adalah 5,6 persen. Jauh lebih rendah dari Kota Malang di mana tingkat kematiannya 8,7 persen. Serta, lebih rendah daripada tingkat kematian Jawa Timur, yaitu 6,9 persen.