Surabaya Telah Kebumikan 4.523 Jenazah Pasien Covid-19
Sebanyak 4.523 jenazah pasien Covid-19 telah dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Keputih dan Babat Jerawat di Surabaya, Jawa Timur. Mayoritas jenazah yang dimakamkan bukan warga Surabaya.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 4.523 jenazah pasien Covid-19 telah dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Keputih dan Babat Jerawat di Surabaya. Mayoritas jenazah yang dimakamkan bukan warga Surabaya, melainkan daerah lainnya di Jawa Timur.
TPU Keputih seluas 18.000 meter persegi atau 1,8 hektar bisa digunakan untuk 4.200 jenazah pasien Covid-19. Sementara TPU Babat Jerawat seluas 9.000 meter persegi atau hampir 1 hektar mampu menampung 1.800 jenazah. Sejauh ini, yang sudah dikebumikan di kedua TPU mencapai 4.523 jenazah sehingga masih tersedia tempat untuk 1.477 jenazah.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Surabaya belum mencari lokasi baru. Namun, Surabaya menginginkan agar jenazah yang dikebumikan adalah warga setempat.
Menurut laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/ yang dikelola Pemprov Jatim, sampai Jumat (29/1/2021), kasus positif di Surabaya mencapai 19.735 orang. Sebanyak 1.293 jiwa meninggal dunia, 284 orang masih dirawat, dan telah sembuh 18.158 orang. Di Jatim, wabah yang telah menjadi pandemi global ini menjangkiti 110.103 orang. Rinciannya, 7.639 jiwa meninggal dunia, 8.067 orang masih dirawat, dan 94.397 orang sembuh.
Meski tercatat 1.293 jiwa, tidak seluruhnya dikebumikan di Surabaya. Sepanjang Januari 2021, Satuan Tugas Covid-19 Surabaya mencatat ada 47 jenazah yang tidak dikebumikan, tetapi melalui kremasi. Sementara itu, yang sudah dikebumikan 4.523 jenazah. Mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal dunia dan dimakamkan di Surabaya ialah warga dari luar ibu kota Jatim tersebut.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Anna Fajriatin mengatakan, satgas sudah berusaha selektif agar pasien Covid-19 yang dimakamkan diutamakan warga Surabaya.
Akan tetapi, dari sejumlah rumah sakit rujukan di Surabaya, waktu kematian pasien Covid-19 banyak yang mendekati atau melewati tengah malam. Di sisi lain, menurut prosedur standar, jenazah pasien Covid-19 harus segera dikebumikan dalam kurun waktu empat jam. Dengan alasan kemanusiaan, mayoritas pasien Covid-19 Jatim yang mendapat penanganan di Surabaya dan akhirnya meninggal lantas dikebumikan di Keputih atau Babat Jerawat.
Situasi tadi tidak lepas dari posisi Surabaya sebagai ibu kota Jatim yang berpopulasi 40,7 juta jiwa. Surabaya sendiri merupakan kota berpopulasi terbesar kedua di Indonesia dengan penduduk 3,2 juta jiwa.
Dalam penanganan wabah, di Surabaya terdapat 59 rumah sakit rujukan, termasuk RSUD Dr Soetomo dan RS Universitas Airlangga. Di Jatim, ada 145 rumah sakit rujukan pasien Covid-19 sehingga Surabaya berperan amat sentral dalam penanganan wabah dengan keberadaan 41 persen rumah sakit rujukan.
”Kami berharap situasi pemakaman jenazah pasien Covid-19 agar tidak selalu di Surabaya menjadi perhatian provinsi,” kata Anna.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bakal menyiapkan sembilan lokasi pemakaman khusus pasien Covid-19. Lokasinya di wilayah pengelolaan Perum Perhutani. Namun, sampai sekarang, rencana itu belum terealisasi. Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak yang coba dikonfirmasi tentang rencana lokasi khusus pemakaman bagi pasien Covid-19 juga belum bersedia memberi pernyataan resmi.
Kami berharap situasi pemakaman jenazah pasien Covid-19 agar tidak selalu di Surabaya menjadi perhatian provinsi.
Rumah sakit baru
Pemkot Surabaya dan Siloam Hospital Group menyiapkan rumah sakit khusus pasien Covid-19 di kawasan pusat belanja City of Tomorrow. Kompleks ini berada di dekat Bundaran Waru, perbatasan Surabaya dan Sidoarjo. Kawasan itu sekaligus akses menuju jaringan tol ke Gresik, Tanjung Perak, Sidoarjo, Probolinggo, Malang, dan Mojokerto-Solo.
Menurut Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, rumah sakit tambahan ini dapat segera dioperasikan. Rumah sakit ini memiliki 105 dipan perawatan biasa. Namun, secara bertahap bisa ditambah sampai 186 dipan. Untuk unit rawat intensif, bisa menampung delapan dipan dan akan ditambah menjadi 16 dipan.
”Rumah sakit tambahan ini akan menolong jika jaringan rujukan yang ada di Surabaya penuh,” kata Whisnu.
Direktur Siloam Hospital Group Anang Prayudi mengatakan, jika seluruh syarat dan ketentuan dianggap terpenuhi, rumah sakit bisa dioperasikan mulai 18 Februari 2021. Saat ini, sedang disiapkan tiga lantai untuk kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang disiapkan 96 orang dan bisa ditambah sesuai kebutuhan dan situasi wabah atas permintaan Satgas.
”Kami ingin turut mendukung penanganan pandemi agar bisa segera mereda,” kata Anang.