Diduga Bunuh Diri, Satu Keluarga di Blitar Ditemukan Meninggal
Satu keluarga terdiri atas tiga orang di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ditemukan meninggal di dalam rumah. Diduga mereka meninggal akibat bunuh diri.
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Satu keluarga terdiri dari ayah dan dua anak ditemukan meninggal di dalam rumah mereka di Dusun Sumbertuk, RT 001 RW 003, Desa Sumberjo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (29/1/2021). Diduga mereka meninggal akibat bunuh diri.
Korban adalah Su (67) dan dua anaknya, NFF (22) dan SAP (10). Su ditemukan dalam kondisi tergantung, sedangkan NFF dan SAP ditemukan tergeletak di kamar dengan kondisi mulut mengeluarkan busa diduga akibat minum racun.
Kepala Kepolisian Resor Kota Blitar Ajun Komisaris Besar Leonard M Sinambela mengungkapkan, motif yang menjadi latar belakang korban mengakhiri hidup belum diketahui. Pihaknya tengah mendalami kasus itu guna memastikan penyebab kematian korban.
”Secara fisik di bagian leher (Su) ditemukan luka lebam. Sementara pada anak yang lelaki mengeluarkan busa dari mulut. Itu yang akan kami cek melalui otopsi untuk mengetahui faktor penyebabnya,” ujarnya.
Sampai saat ini, menurut Sinambela, pihaknya tidak menemukan tanda-tanda orang lain masuk secara paksa ke dalam rumah korban. Menurut keterangan saksi, pintu depan rumah terkunci dari dalam, sedangkan pintu belakang tidak terkunci.
”Barang-barang milik korban juga masih ada, sepeda motor milik korban masih ada. Uang juga masih ada dan terbungkus rapi. Peristiwa ini akan kami selidiki lebih lanjut mengapa sampai tiga dari seluruh anggota keluarga ini meninggal,” katanya.
Mengenai kronologi peristiwa berawal dari tetangga korban, Nurhayah (20). Nurhayah mendapat telepon dari anak pertama korban, Hen (30), yang saat ini bekerja di Timor Leste. Hen meminta Nurhayah mengecek keluarganya.
Sekitar pukul 10.45, Nurhayah mengecek rumah korban dan mendapati ketiga orang tersebut dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Saat itu juga Nurhayah melaporkan hal tersebut ke perangkat desa dan pihak berwajib.
Beberapa tahun terakhir Su tinggal bertiga dengan kedua anaknya. Istrinya telah meninggal. Sementara anak pertamanya bekerja di luar negeri.
Kasus bunuh diri dengan korban lebih dari satu orang bukan kali ini saja terjadi di wilayah Kabupaten Blitar. Pada Maret 2017, pasangan suami istri di Dusun Wonorejo, Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, gantung diri di atas sungai yang ada di belakang rumahnya.
Pengajar di Fakultas Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Malang, Hesti Puspitosari, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, kasus bunuh diri biasanya disebabkan oleh rasa putus asa. Entah apakah putus asa itu akibat sakit, impitan ekonomi, ataupun perasaan malu.
Kondisi pandemi yang belum kunjung reda, menurut Hesti, juga bisa menjadi pemicu. Pandemi membuat banyak orang dipecat dari tempatnya bekerja. ”Atau kalau usaha, beberapa usaha gulung tikar akibat pandemi sehingga mau tidak mau berdampak terhadap ekonomi. Belum lagi kalau mereka memiliki tanggungan dan beban berlipat,” ujarnya.