Vaksinasi hingga Malam Hari dan Tanpa Jeda Libur di Balikpapan
Penyuntikan vaksin Covid-19 untuk 5.644 tenaga kesehatan di Balikpapan dikebut hingga 31 Januari 2021. Vaksinasi akan dilakukan tanpa jeda hari libur dan tetap dilakukan hingga malam hari.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Penyuntikan vaksin Covid-19 untuk 5.644 tenaga kesehatan di Balikpapan, Kalimantan Timur, ditargetkan selesai pada 31 Januari sesuai arahan Kementerian Kesehatan. Untuk mengejar target, vaksinasi akan dilakukan tanpa jeda hari libur dan tetap dilakukan hingga malam hari.
Sebelumnya, 12.200 vial vaksin Covid-19 didistribusikan di Balikpapan mulai Selasa (26/1/2021) ke sebanyak 47 titik secara bertahap. Menurut rencana, vaksinasi pertama dilakukan pada Jumat (29/1) dan diteruskan hingga 14 hari. Namun, ketika vaksin mulai didistribusikan, Kemenkes memberi tenggat baru untuk penyelesaian vaksinasi tahap awal, yakni akhir Januari.
”Per hari ini, data yang sudah kami terima ada 870 tenaga kesehatan yang sudah divaksinasi atau sekitar 12,54 persen. Kami mengimbau setiap fasilitas kesehatan yang sudah menerima vaksin untuk langsung menjalankan vaksinasi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty di halaman Kantor Wali Kota Balikpapan, Kamis (28/1/2021).
Itu merupakan hari kedua proses vaksinasi di Balikpapan. Sehari sebelumnya, vaksinasi sudah dilakukan dan tercatat 74 tenaga kesehatan sudah divaksin. Dengan demikian, dalam dua hari, total tenaga kesehatan yang sudah divaksin di Balikpapan tercatat 944 orang.
Dari target 5.644 tenaga kesehatan yang akan divaksin, ada sekitar 4.700 tenaga kesehatan yang harus divaksin dalam tiga hari ke depan. Untuk mengejar target itu, Andi mengatakan, tidak ada jeda hari libur selama proses vaksinasi.
”Kemudian, saat malam hari, tenaga kesehatan yang mendapat jadwal jaga malam bisa saling menolong untuk saling memvaksin,” katanya.
Untuk mengejar target itu, tidak ada jeda hari libur selama proses vaksinasi.
Tenaga kesehatan yang akan divaksin masih terus mendaftarkan diri dan didata oleh Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Dari data, terdapat sekitar 300 tenaga kesehatan yang tak bisa mengikuti vaksinasi karena sudah terpapar Covid-19.
Untuk menjaga kondisi tubuh calon penerima vaksin, Dinas Kesehatan Balikpapan sudah mendistribusikan 130.000 butir vitamin kepada seluruh tenaga kesehatan. Sebelum disuntikkan vaksin, setiap tenaga kesehatan akan dipastikan kesehatannya. Jika tekanan darah seseorang lebih atau sama dengan 140/90, yang bersangkutan tidak bisa disuntik vaksin Covid-19.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, pencanangan vaksinasi di Balikpapan akan dilakukan Jumat (29/1/2021). Sebanyak 10 tokoh masyarakat akan mendapatkan vaksinasi, di antaranya wakil kepala Polda Kaltim, ketua DPRD Kota Balikpapan, sejumlah pejabat pemerintah, dan tokoh agama.
Meski vaksinasi sudah dimulai di Balikpapan, Rizal meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, setidaknya 3M, yakni memakai masker, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak. Pasalnya, vaksinasi yang dilakukan kepada tenaga kesehatan hanya salah satu upaya menekan angka Covid-19 demi mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
”Hari ini, penambahan kasus positif sebanyak 164 kasus dengan 84 di antaranya bergejala. Saat ini yang dirawat di rumah sakit sebanyak 388 pasien,” kata Rizal.
Satgas Covid-19 masih menunggu data terkini tempat tidur di rumah sakit rujukan. Dari data sebelumnya, tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di Balikpapan berjumlah 459 tempat tidur. Jika belum ada perubahan, saat ini hanya tersisa 71 tempat tidur. Jumlah tersebut masih jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan keterisian rumah sakit maksimal 60 persen.
Untuk mencegah membeludaknya pasien di rumah sakit, pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Ike Anggraeni, menganjurkan untuk mengoptimalkan perawatan pasien agar kesembuhan bisa dipercepat. Selain itu, pasien tanpa gejala dan bergejala ringan diawasi agar kondisinya tidak memburuk sehingga tak perlu dirawat di rumah sakit.
”Penguatan mental kepada pasien juga penting. Ini akan sangat mendorong imunitas yang baik bagi pasien,” kata Ike.