Harga Anjlok, Peternak Ayam di Blitar Minta Kemensos Serap Lagi Telur untuk Bantuan
Harga anjlok, peternak ayam layer di Blitar mengirim surat ke Menteri Sosial Tri Rismaharini, memohon agar telur bisa kembali menjadi bagian dari isi bantuan sosial, yang dihentikan sejak 2021.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Peternak ayam layer di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, masih menunggu tanggapan dari Kementerian Sosial terkait surat yang telah mereka kirimkan dua pekan lalu. Mereka berharap bantuan sosial bisa menyerap telur dari peternak kecil.
Pada 11 Januari peternak mengirim surat kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini. Melalui Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar, surat bernomor 145/KPB/1/2021 itu berisi permohonan agar program bantuan sosial bisa kembali menyerap telur dari peternak, baik untuk Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) maupun Program Keluarga Harapan (PKH).
Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar sekaligus Ketua Koperasi Putera Blitar, Sukarman, Kamis (28/1/2021), mengatakan, mulai Januari 2021 bantuan sosial dari pemerintah yang berupa sembilan bahan pokok dihentikan. Penghentian bantuan sosial itu berdampak pada peternak ayam layer.
Penyerapan telur dari peternak menjadi berkurang. Akibatnya, persediaan telur melimpah. Dampak berikutnya, satu bulan terakhir harga telur anjlok dan bertahan rendah sampai saat ini. Hal ini tidak hanya terjadi di Blitar, tetapi juga daerah lain, seperti Jawa Tengah dan Lampung.
Saat ini harga telur di tingkat peternak rata-rata Rp 16.500 per kilogram (kg), lebih rendah dari harga di pasar Rp 21.000 per kg. Padahal, akhir Desember lalu harga telur di tingkat peternak masih di atas Rp 20.000 per kg.
”Kami kirim surat agar BPNT dan PKH menggunakan sembako lagi dengan memakai telur, daging, dan barang lainnya agar bisa lagi menyerap telur dari peternak, dengan catatan diawasi Satuan Tugas Pangan agar tidak dikorupsi,” ujarnya.
Dalam sebulan terakhir, menurut Sukarman, praktis telur peternak hanya diserap oleh konsumen. Padahal, di sisi lain, sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Blitar, saat ini tengah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Selama PPKM, aktivitas masyarakat, termasuk jam operasional pedagang makanan, dibatasi. ”Informasi terakhir yang saya terima, sepertinya sudah ada tanggapan dari staf (Kementerian Sosial). Namun, penerapannya belum,” ucapnya.
Kami kirim surat agar BPNT dan PKH menggunakan sembako lagi dengan memakai telur, daging, dan barang lainnya agar bisa lagi menyerap telur dari peternak, dengan catatan diawasi Satuan Tugas Pangan agar tidak dikorupsi.
Sementara itu, di sisi lain, harga konsentrat naik dari sebelumnya Rp 5.300 menjadi Rp 6.300 per kg. Dengan harga Rp 16.500 per kg, menurut Sukarman, peternak merugi karena harga titik impas saat ini naik dari sebelumnya sekitar Rp 17.000 per kg.
Adapun mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 disebutkan harga batas bawah telur di tingkat peternak Rp 19.000 per kg dan batas atas Rp 21.000 per kg.
”Dalam waktu dekat, kami juga akan mengusulkan ke Kementerian Perdagangan agar acuan harga bisa menyesuaikan dengan perkembangan harga pakan. Jika selama ini acuannya Rp 19.000-Rp 21.000 per kg, harapannya bisa Rp 20.000-Rp 22.000 atau Rp 23.000 per kg,” ucapnya.
Salah satu peternak ayam layer di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Widodo Setiohadi, membenarkan tentang harga telur yang anjlok dalam sebulan terakhir. ”Hari ini harga di tingkat pengepul Rp 16.500, pengepul mengambil dari peternak Rp 16.000 per kg. Pernah naik sampai Rp 17.000, tetapi turun lagi,” ucapnya.
Widodo memiliki sekitar 3.000 ekor ayam dengan produksi telur 70-80 kilogram per hari. Dengan harga pakan yang naik, menurut dia, para peternak baru bisa mendapat keuntungan saat harga mencapai Rp 19.500-Rp 20.000 per kg.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Adi Andaka membenarkan bahwa peternak di wilayahnya tengah menghadapi masa sulit.
Selain harga telur rendah, harga ayam siap telur (pullet) juga turun. Sementara harga pakan dan anakan ayam masih tinggi. ”Belum (ada respons dari Kementerian Sosial),” ujarnya melalui Whatsapp.
Blitar merupakan sentra ayam layer di Jawa Timur. Jumlah peternak mencapai 4.300-an orang dengan populasi ayam 17 juta ekor (2019). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019, produksi telur layer di Kabupaten Blitar 167.858.827 ton.