Lahan Pemakaman Covid-19 Kota Bandung Terisi 30 Persen
Pemkot Bandung belum memikirkan penambahan area pemakaman Covid-19 karena masih ada lahan yang tersedia. Namun, warga tetap diminta disiplin karena kasus Covid-19 semakin meningkat setiap hari.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak sepertiga kapasitas pemakaman Covid-19 Kota Bandung, Jawa Barat, telah terisi. Pemerintah Kota Bandung pun memperketat penerapan protokol kesehatan untuk menahan persebaran pandemi sehingga jumlah korban bisa ditekan.
Seiring bertambahnya kasus, jumlah liang lahat juga bertambah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Jatihandap, Kecamatan Cicaheum, Kota Bandung, Kamis (28/1/2021). Di salah satu sudut area pemakaman terdapat lebih kurang lima lubang yang telah digali dan siap diisi.
Suryana (54), sukarelawan pengurus pemakaman dari Kelurahan Jatihandap, tampak merapikan makam yang baru saja dikubur. Lebih kurang 50 pusara kayu tertanam di area tersebut dengan tanggal meninggal pada tahun 2021.
Suryana menuturkan, area seluas sekitar 50 meter persegi ini dibersihkan dan mulai diisi jenazah sejak awal tahun ini. ”Ini lahan baru dibersihkan, langsung penuh. Tadi pagi juga ada satu yang masuk. Biasanya empat jenazah masuk dalam sehari,” ujarnya.
TPU Cikadut merupakan satu-satunya lokasi pemakaman pasien Covid-19 di Kota Bandung sejak pertengahan tahun 2020. Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bandung Bambang Suhari memaparkan, sekitar 0,5 hektar dari 20 hektar lahan TPU dialokasikan untuk pemakaman Covid-19. Lahan ini mampu menampung lebih kurang 5.000 jenazah.
”Kami tidak akan menelantarkan jenazah. Selain petugas lapangan, kami akan melibatkan warga sekitar sehingga proses pemakaman bisa dilakukan. Setiap petugas akan bergiliran bersiaga,” ujarnya.
Menurut Bambang, lahan tersebut telah terisi 20-30 persen dari area yang tersedia. Dari perhitungan tersebut, dia menuturkan, Kota Bandung belum menyiapkan lahan cadangan karena masih banyak lahan yang tersedia.
Meski demikian, Bambang berharap warga Kota Bandung semakin meningkatkan penerapan protokol kesehatan. Apalagi, jumlah pasien meninggal bertambah setiap hari. Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung, jumlah pasien meninggal yang berasal dari Kota Bandung mencapai 180 jiwa.
Di samping itu, dari data yang dihimpun Pusicov hingga 27 Januari, terdapat 1.743 warga Kota Bandung yang masih terkonfirmasi menderita Covid-19. ”Kami berharap lahan ini tidak perlu ditambah, korban jiwa harus diminimalkan,” ujarnya.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, peningkatan ini harus disikapi dengan meningkatkan protokol kesehatan. Apalagi, Kota Bandung mengikuti arahan pemerintah pusat untuk menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Aturan tersebut diterjemahkan menjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional. Beberapa aturan pun berubah untuk meningkatkan pengawasan, seperti penutupan 23 ruas jalan utama hingga mengubah jam operasional bagi pusat perbelanjaan dan tempat hiburan. Peraturan tersebut telah disusun dalam Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1 Tahun 2021.
Oded berharap perubahan aturan tersebut bisa diikuti segenap pihak, mulai dari masyarakat hingga pemilik usaha. ”Kami akan terus melakukan penegakan hukum lebih ketat. Pemerintah dan masyarakat tentu harus beriringan. Kalau ada yang masih kucing-kucingan, kami tidak bisa menjamin permasalahan Covid-19 bisa selesai,” ujarnya.