Polda Sumut Bentuk Tim Selidiki Kebocoran Gas Beracun PLTP Sorik Marapi
Polda Sumut membentuk tim khusus penyelidik kebocoran gas beracun di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal. Sebanyak 235 personel siaga mengantisipasi kemarahan warga,
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
PANYABUNGAN, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sumatera Utara membentuk tim khusus untuk menyelidiki kebocoran gas beracun di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Kepolisian menyiagakan 235 personel mengantisipasi kemarahan warga. Sebelumnya, lima warga meninggal dan 29 dirawat di rumah sakit akibat gas beracun. Ratusan warga mengungsi.
”Polda Sumut membentuk tim khusus yang terdiri dari laboratorium forensik, tim identifikasi, Direktorat Reserse Kriminal Umum, dan Polres Mandailing Natal. Tim akan bekerja untuk melihat, apakah ada unsur kelalaian atau pelanggaran standar operasional prosedur dalam peristiwa itu,” kata Kepala Kepolisian Resor Mandailing Natal Ajun Komisaris Besar Horas Tua Silalahi, Rabu (27/1/2021).
Sebanyak 235 personel juga berjaga di sekitar PLTP Sorik Marapi, di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi. Menurut Horas, kondisi keamanan di sekitar PLTP masih cukup kondusif. Kepolisian tetap berjaga untuk mengantisipasi kemarahan warga akibat peristiwa tersebut. ”Kami meminta warga tidak terprovokasi dan tetap memercayakannya pada proses hukum,” kata Horas.
Sebanyak lima warga Desa Sibanggor yang sedang berada di sawahnya di dekat PLTP Sorik Marapi meninggal pada Senin (25/1) setelah menghirup gas beracun dari sumur uap panas bumi yang dikembangkan PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) itu. Berdasarkan informasi awal yang didapat kepolisian, pekerja awalnya membuka keran untuk uji coba mengalirkan uap dari sumur panas bumi yang baru.
Saat keran dibuka, gas beracun diduga bocor dari pipa tersebut. Warga yang berada di sekitar lokasi pun datang dan meminta agar keran itu ditutup. Beberapa saat kemudian, puluhan warga pingsan. Warga lainnya langsung menyelamatkan mereka dan membawa ke rumah sakit. Namun, lima warga tidak terselamatkan.
Kami meminta warga tidak terprovokasi dan tetap mempercayakannya pada proses hukum. (Horas Tua Silalahi)
Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution pun meminta agar penyelidikan tentang bocornya gas beracun di PLTP Sorik Marapi diusut tuntas. ”Sebelum kejadian kebocoran gas beracun, pada 18 Januari, saya sudah minta jajaran saya memeriksa pembuangan limbah PLTP karena ada keluhan warga, tetapi tidak diizinkan oleh perusahaan karena katanya itu wewenang pemerintah pusat,” kata Dahlan.
Dahlan mengatakan, ia sangat kecewa dengan sikap perusahaan yang sangat tertutup terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk kepada pemerintah daerah. Pemkab Mandailing Natal ingin memeriksa pembuangan limbah dan dampak lingkungan perusahaan itu karena ada keluhan warga, termasuk munculnya bau gas.
Menurut Dahlan, tidak mungkin pengawasan yang membutuhkan langkah cepat harus menunggu pemerintah pusat dari Jakarta. ”Namun, saya tidak mau cepat-cepat mengambil kesimpulan. Yang penting harus diselidiki secara transparan, apakah ada unsur kelalaian dan pelanggaran prosedur standar operasi,” kata Dahlan.
Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ida Nuryanti Finahari mengatakan, pihaknya telah menerbitkan surat penghentian sementara seluruh kegiatan pengeboran dan operasional PT Sorik Marapi. ”Investigasi akan dilakukan Inspektur Panas Bumi dan akan berangkat ke lokasi,” kata Ida.
Krishna Handoyo dari Humas PT SMGP mengatakan, pihaknya melakukan uji pengoperasian sumur uap panas bumi sesuai dengan standar dan prosedur baku yang berlaku. ”Namun, sempat terjadi paparan gas yang kemungkinan merupakan hidrogen sulfida,” katanya.
Krishna mengatakan, perusahaan juga melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut dan akan menyampaikan infomasi lebih lanjut.