Mulai Vaksinasi, Pemkot Kediri: Protokol Kesehatan Tak Boleh Kendur
Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, tetap meminta semua pihak untuk tidak kendur menerapkan protokol kesehatan, termasuk mereka yang telah mendapatkan vaksin.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Meski telah memulai vaksinasi Covid-19, Rabu (27/1/2021), Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, tetap meminta semua pihak tidak kendur menerapkan protokol kesehatan, termasuk mereka yang telah mendapatkan vaksin.
Sejauh ini beberapa parameter mulai membaik, tetapi tingkat kematian akibat Covid-19 di Kota Kediri masih tinggi. Beberapa parameter yang membaik, berdasarkan data 21 Januari, adalah bed occupancy ratio (BOR), tingkat kasus aktif, dan tingkat kesembuhan.
Dibandingkan kondisi 6 Januari, tingkat BOR di Kota Kediri per 21 Januari turun menjadi 65 persen dari sebelumnya 75,77 persen, kasus aktif turun dari 7,57 persen menjadi 4,79 persen, dan tingkat kesembuhan naik menjadi 84,74 persen dari sebelumnya 82 persen.
”Vaksinasi tetap butuh proses sehingga protokol kesehatan mesti tetap berjalan. Jangan lengah, jalani saja karena kita tetap tengah menekan angka kematian dan penyebaran Covid-19,” ujar Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, saat dihubungi dari Malang, seusai dirinya mendapatkan suntikan vaksin.
Selain Wali Kota, pihak yang memperoleh vaksin pertama dalam event pencanangan di Kota Kediri, antara lain Komandan Kodim 0809/Kediri Letnan Kolonel (Kav) Agung Sutrisno, Kepala Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Besar Eko Prasetyo, dan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil.
Menurut Abu Bakar, tingkat kematian di Kota Kediri masih tinggi, yakni 9,80 persen naik dari sebelumnya 8,48 persen. Angka ini lebih tinggi dari parameter nasional yang hanya 3 persen.
Karena itu, seiring dengan perpanjangan waktu pembatasan pelaksanaan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga 8 Februari, Pemerintah Kota Kediri meminta masyarakat yang punya penyakit penyerta (komorbid) bekerja dari rumah dan menggencarkan gerakan donor plasma darah konvalesen.
”Begitu pula kita yang sudah divaksin, mesti tetap memperhatikan protokol kesehatan. Tetap pakai masker dan lainnya karena antibodi belum tumbuh. Butuh waktu dua pekan,” ujar Abu Bakar.
Pada tahap pertama ini, Kota Kediri mendapatkan 3.680 dosis. Adapun tenaga kesehatan yang ditargetkan menerima suntikan sebanyak 4.782 orang. Sisanya akan mendapatkan vaksinasi pada gelombang berikutnya. Proses vaksinasi di Kota Kediri dilangsungkan di sembilan puskesmas dan enam rumah sakit.
Adapun jumlah pasien yang terpapar berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19 hingga 27 Januari, ada 979 terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, 42 aktif, 841 sembuh, dan 96 meninggal. Sedangkan jumlah suspek 188, probable 30, diisolasi 188, dan 1.251 discarded.
Sementara itu, vaksinasi di Kota Batu, menurut rencana, digelar 28 Januari. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Kartika Trisulandari mengatakan, jumlah vaksin yang telah tiba di Batu sebanyak 1.280 dosis. Vaksinasi akan dilakukan di lima puskesmas dan empat rumah sakit.
Menurut Kartika, tahap pertama ini ada 630 orang tenaga kesehatan yang akan mendapatkan vaksin. Total tenaga medis di Batu yang diprioritaskan memperolah vaksin sebanyak 2.023 orang. ”Tenaga kesehatan yang menjadi prioritas tahap pertama ini adalah mereka yang berinteraksi langsung dengan pasien Covid-19,” ucapnya.
Angka kasus Covid-19 di Batu, hingga 27 Januari mencapai 1.162 yang terkonfirmasi positif (14 aktif, 1.051 sembuh, dan 97 meninggal). Sedangkan jumlah suspek 934, probable 69, diisolasi 79, dan discarded 863.