Gelombang Tinggi Ancam Distribusi Vaksin di Maluku
BMKG melaporkan, sebagian besar wilayah di Maluku tengah dilanda gelombang tinggi. Hal ini mengancam kelancaran distribusi vaksin Covid-19 yang melalui jalur laut.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Setelah Kota Ambon, tiga kabupaten di Maluku memulai vaksinasi Covid-19 pada Rabu (27/1/2021), yakni Kepulauan Tanimbar, Seram Bagian Barat, dan Kepulauan Aru. Selanjutnya, vaksin akan dikirim ke sejumlah puskesmas yang berada di sejumlah pulau. Namun, gelombang tinggi mengancam distribusi vaksin.
Menurut informasi yang dihimpun dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, vaksin Covid-19 telah tiba di semua 11 kabupaten/kota di Maluku. Total keseluruhan vaksin yang sudah dikirim 30.040 vial dan akan diberikan kepada 14.845 tenaga kesehatan yang tersebar di 230 fasilitas kesehatan.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Andre Kurniawan, mengatakan, vaksinasi Covid-19 telah diberikan kepada 15 pejabat di daerah itu. Menurut rencana, pada Kamis, dilakukan distribusi vaksin dari Saumlaki, ibu kota Kepulauan Tanimbar, ke 18 fasilitas kesehatan.
Menurut dia, fasilitas kesehatan dimaksud sebagian masih berada satu daratan dengan Saumlaki di Pulau Yamdena. Adapun sebagian lagi berada di pulau-pulau. Distribusi vaksin ke pulau-pulau tersebut menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh berjam-jam. Kendala saat ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu.
”Untuk Kepulauan Tanimbar, wilayah terjauh adalah Pulau Molomaru yang terletak di bagian utara. Untuk ke sana, perjalanan dari Saumlaki dengan mobil berkisar 3-4 jam, kemudian dilanjutkan dengan perahu motor sekitar empat jam juga. Kalau gelombang tinggi, pasti akan tertahan sementara sambil menunggu gelombang reda,” ucapnya.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Adonia Rerung, menambahkan, kondisi serupa terjadi di hampir semua kabupaten/kota di Maluku kecuali Kota Ambon. Gelombang tinggi mengancam distribusi vaksin. Hal ini akan memperlambat proses vaksinasi tenaga kesehatan yang ditargetkan tuntas Februari ini.
Menurut data yang dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Ambon, cuaca buruk melanda sejumlah wilayah perairan di Maluku. Gelombang laut dengan tinggi 2,5-4 meter kini sedang melanda perairan di sisi selatan Maluku, seperti Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, dan wilayah Maluku Barat Daya.
Sementara itu, perairan di bagian utara, seperti Pulau Buru, Ambon, Kepulauan Lease, dan Pulau Seram, tinggi gelombang 1,25-2,5 meter. Menurut Made Kartika, prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Ambon, gelombang tinggi dipicu angin kencang dengan kecepatan 56 kilometer per jam yang berembus dari Australia. Kondisi tersebut masih berlangsung hingga tiga hari ke depan.
Sementara itu, menurut pantauan Kompas di Kecamatan Leihitu dan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, hampir semua warga di perkampungan tidak lagi mengenakan masker dan menjaga jarak aman minimal 1,5 meter. Bahkan, banyak anak kecil bermain di jalan tanpa mengenakan masker.
Di desa-desa itu, pos penanganan Covid-19, seperti tempat pemeriksaan suhu pelaku perjalanan dan tempat cuci tangan, tidak lagi berfungsi. ”Di sini kondisinya sudah normal seperti biasa. Dulu orang-orang masih takut korona, tapi sekarang mereka tidak peduli. Pakai masker kalau mau ke Kota Ambon,” ujar Mato (34), warga Desa Morella, Kecamatan Leihitu.
Padahal, desa tersebut hanya berjarak sekitar 26 kilometer dari pusat Kota Ambon. Mobilitas warga ke Kota Ambon juga tinggi. Selain berbelanja, banyak warga Morella bekerja di Ambon. Sementara Kota Ambon merupakan episentrum penyebaran Covid-19 tertinggi di Maluku. Di desa itu tidak terdeteksi kasus Covid-19. ”Di sini tidak ada pemeriksaan Covid-19,” ucap Mato.