Meski telah menerima vaksin, Komandan Resor Militer 162/Wira Bhakti Brigadir Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani positif Covid-19. Hal itu diduga karena antibodi dari vaksin belum terbentuk.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Komandan Resor Militer 162/Wira Bhakti Brigadir Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, ia menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya, Rizal merupakan salah satu penerima vaksin perdana di Nusa Tenggara Barat.
”Saya kondisi membaik. Tetapi untuk mempercepat penyembuhan, disarankan ke rumah sakit (RSUP). Isolasi mandiri sebenarnya bisa, tetapi prosesnya (penyembuhan) lama. Kalau di rumah sakit kan dirawat lebih intensif dan obat-obatnya lebih lengkap,” kata Rizal saat dihubungi wartawan, Senin (25/1/2021) sore.
Rizal yang juga dirawat bersama istrinya, Kirana Rizal Ramdhani, mengaku sempat merasakan gejala seperti demam dengan suhu antara 37-38 derajat celsius. Selain itu, ia juga merasakan mulut pahit. ”Tetapi, indra penciuman aman. Tidak ada batuk-batuk juga,” kata Rizal.
Saya kondisi membaik. Tetapi, untuk mempercepat penyembuhan, disarankan ke rumah sakit. Isolasi mandiri sebenarnya bisa, tetapi prosesnya penyembuhan lama. (Rizal Ramdhani)
Menurut Rizal, ia tidak mengetahui di mana terpapar Covid-19. Akan tetapi, ia ingat jika sebelum terkonfirmasi positif hari ini, kondisi fisiknya sedang tidak bagus. Ia menduga, dalam kondisi itu ia terpapar Covid-19.
”Saya bawa happy (bahagia) saja supaya imun naik. Kalau sedih, takutnya malah memburuk. Kemarin, saat di mes saya bahkan sampai bawa alat karaoke buat nyanyi-nyanyi,” tutur Rizal.
Oleh karena itu, menurut Rizal, ia meminta masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, yaitu 5M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
”Selain itu, tetap menjalani pola hidup sehat dan juga jangan lupa berolahraga,” kata Rizal.
Menurut Rizal, siapa pun bisa terpapar. Bahkan, dirinya yang sebelumnya menjadi salah satu penerima vaksin Covid-19 pertama di NTB pada Kamis (14/1/2021) lalu. Selain Rizal, ada juga Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah.
”Kalau mungkin tidak divaksin, bisa jadi saya lebih parah. Tetapi, karena sudah divaksin, penyakitnya tidak separah yang saya rasakan,” kata Rizal.
Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri membenarkan informasi terkait status positif Danrem. Menurut Fikri, secara klinis, meski sudah menerima vaksin Covid-19, tetapi seseorang tetap bisa terpapar Covid-19.
Menurut dia, dalam kasus seperti yang dialami Rizal, juga di daerah lain dan negara lain, vaksin memiliki linimasa atau alur waktu untuk bekerja. ”Jadi, ketika vaksin disuntikkan ke seseorang, butuh waktu untuk memunculkan kekebalan. Sehingga bisa jadi ia terpapar sebelum kekebalan itu terbentuk secara maksimal,” kata Fikri.
Fikri menjelaskan, vaksin Sinovac membutuhkan waktu 28 hari untuk membentuk antibodi atau kekebalan maksimal. Dengan kata lain, imunitas seseorang yang sudah disuntikkan vaksin tercapai atau melimpah setelah 28 hari.
”Oleh karena itu, meski telah divaksin, tetapi penerimanya secara bersamaan juga harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Fikri.
Meski demikian, menurut Fikri, mereka yang telah mendapatkan vaksin memiliki keunggulan, yaitu ketika terpapar, gejala yang muncul masih ringan.
Sementara itu, menurut Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, hingga Senin sore, total pasien positf Covid-19 di NTB mencapai 7.077 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 5.596 dinyatakan sembuh. Sisanya, 321 orang meninggal dan 1.160 orang masih menjalani perawatan.