Cermati Hujan Durasi Singkat Namun Lebat di Malang Raya
Curah hujan yang turun di Malang Raya, Jawa Timur, cenderung tidak merata. Intensitas hujan di satu wilayah beda dengan wilayah lain. Di beberapa wilayah, curah hujan yang tinggi telah mengakibatkan banjir dan longsor.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS-Curah hujan yang turun di Malang Raya, Jawa Timur, cenderung tidak merata. Intensitas hujan di satu wilayah beda dengan wilayah lain. Di beberapa wilayah, curah hujan yang tinggi telah mengakibatkan banjir dan longsor dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Klimatologi Malang, Anung Suprayitno, Senin (25/1/2021), di Malang, mengatakan, curah hujan yang terukur di kawasan kantor BMKG di daerah Karangploso, Malang, selama 1-25 Januari mencapai 285 milimeter.
Angka ini berbeda dengan daerah lain di Malang Raya. “Seperti hujan deras yang menyebabkan banjir (di Kota Malang yang disertai longsor dengan satu korban jiwa) 18 Januari lalu, ternyata curah hujan yang terukur di kantor kami justru kecil,” ujarnya.
Menurut Anung yang perlu dicermati saat ini adalah intensitas hujan dengan durasi singkat namun lebat. Meski waktunya relatif singkat, hujan yang demikian bisa berpotensi mengakibatkan bencana.
Berdasarkan prakiraan BMKG puncak musim hujan di Malang Raya berlangsung bulan Januari-Februari. Saat puncak musim hujan, curah hujan di satu wilayah bisa mencapai 500 milimeter dalam sebulan. “Meski curah hujan tidak merata, kemungkinan ada banyak wilayah yang di atas 500 milimeter,” katanya.
Sementara itu, Senin dini hari, terjadi longsor di jalur utama menuju Pura Luhur Giri Arjuno di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Tebing tanah di sisi jalan longsor dengan tinggi 12 meter, panjang 15 meter, dan ketebalan 4 meter.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini namun material longsor menutup seluruh badan jalan menuju Pura dan lahan pertanian warga.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu A Choirur Rochim, mengatakan, longsor dipicu oleh hujan deras yang turun Minggu malam. Senin pagi dilakukan pembersihan material oleh BPBD, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, dibantu warga dan pihak terkait.
Ini adalah longsor kesekian kali yang terjadi di Batu selama musim penghujan kali ini. Sehari sebelumnya, Minggu (24/1/2021) sore, turap sepanjang 3 meter dengan tinggi 4 meter di Dusun Jurangkuali, Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, juga longsor.
Material yang longsor mengenai dinding rumah Yuliono, warga setempat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini namun perabot isi rumah terendam lumpur. 18 Januari lalu longsor juga terjadi di tebing Jalan Brigjen M Manan atau daerah Payung III. Akibatnya, jalur utama Malang-Kediri harus ditutup sebagian.
Sejak 25 Desember 2020 hingga 19 Januari, berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasional BPBD Kota Batu terjadi 24 kali peristiwa tanah longsor berskala kecil, 4 kali banjir luapan sungai dan lumpur, 1 kali angin kencang, 1 kali retakan tanah, dan 8 kali turap longsor.