Penyu Lekang Berusia Sekitar 40 Tahun Ditemukan Mati di Cilacap
Bangkai penyu lekang ditemukan di pesisir pantai Cilacap, Jawa Tengah. Diperkirakan penyu ini mati karena terjerat jaring nelayan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Seekor penyu lekang kembali ditemukan mati di Pantai Wagir Indah, Desa Welahan, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (22/1/2021) sore. Warga dan nelayan diimbau tidak memburu telur penyu dan segera melaporkan kepada tim konservasi jika menemukan bangkai penyu.
”Penyu ini diperkirakan mati sejak lima hari yang lalu. Kemungkinan mati karena terperangkap jaring nelayan di lautan atau juga karena usia,” kata Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap Jumawan saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (23/1/2021).
Jumawan mengatakan, penemuan ini adalah penemuan perdana di 2021. Sebelumnya, sepanjang 2020 tercatat ada 14 bangkai penyu yang ditemukan di pesisir pantai selatan wilayah Kabupaten Cilacap. Dari sejumlah pembedahan bangkai penyu oleh BKSDA tidak ditemukan tanda cemaran atau sampah di tubuh penyu. ”Penyu ini panjangnya 68 sentimeter dan lebar 71 sentimeter dengan bobot sekitar 90 kilogram. Usianya diperkirakan 40 tahun. Kondisinya sudah membengkak dan kulit Kepala sedikit mengelupas,” tutur Jumawan.
Jumawan mengharapkan nelayan dan masyarakat egera menghubungi tim konservasi penyu jika menemukan bangkai penyu. Hal ini dilakukan untuk pendataan jumlah serta upaya evakuasi bangkai dan segera mengubur bangkai tersebut agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga tidak mengganggu kesehatan.
”Ini juga untuk menghindari pencurian bangkai penyu untuk diambil kerapasnya (tempurung) sebagai hiasan ataupun dimanfaatkan lainnya karena termasuk bagian dari satwa langka dilindungi,” paparnya seusai menguburkan bangkai penyu di pantai.
Jika ada yang menemukan telur penyu, Jumawan juga mengimbau masyarakat dan nelayan untuk melaporkan atau menyerahkan telur penyu demi keberlangsungan satwa dilindungi ini. ”Kami berterima kasih atas partisipasi masyarakat yang turut dalam upaya menjaga keberadaan penyu supaya penyu tetap lestari,” katanya.
Di tempat konservasi penyu yang dikelola kelompok ini di Pantai Sodong, Adipala, Cilacap, sekarang terdapat 37 penyu yang terdiri dari 33 ekor berusia 4 bulan dan 4 ekor lainnya berusia 8 bulan.
Sebelumnya, dosen Biologi Laut Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Romanus Edy Prabowo, mengatakan, penyu adalah kelompok spesies yang terancam di Indonesia, terutama di selatan Pulau Jawa. Menurut dia, sepanjang pantai selatan Jawa merupakan area pendaratan penyu untuk bertelur, mulai dari sekitar Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Cilacap, Kebumen, dan Purworejo.
Dalam rantai makanan dan ekosistem, keberadaan penyu ini penting di alam. ”Kalau penyu hilang, ubur-ubur bisa terlalu banyak dan plankton akan habis dimakan ubur-ubur,” katanya.
Kalau penyu hilang, ubur-ubur bisa terlalu banyak dan plankton akan habis dimakan ubur-ubur. (Romanus Edy Prabowo)
Pantai Teluk Penyu di Cilacap, lanjut Romanus, dahulu menjadi salah satu area pendaratan penyu. Namun, kini itu hanya tinggal cerita karena perkembangan kota yang masif, pencahayaan yang terang benderang, dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung untuk bertelur. ”Kawasan yang bising itu tidak bisa dijadikan tempat bertelur. Penyu bertelur di pantai terbuka yang bersih, tenang, tidak terlalu berisik, dan gelap,” tuturnya. Oleh karena itu, kawasan pinggiran kota seperti di Sodong, Adipala, menjadi kawasan potensial yang perlu dijaga kelestariannya.