Gubernur Sulbar Minta Penyintas Kembali Beraktivitas
Aktivitas ekonomi di Sulawesi Barat diharapkan tetap berjalan di tengah penanganan pascagempa.
Oleh
Videlis Jemali
·3 menit baca
MAMUJU, KOMPAS — Warga dan pelaku usaha di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, diminta untuk kembali beraktivitas. Aktivitas ekonomi diharapkan tetap berjalan di tengah penanganan pascagempa.
”Kami akan layani semua (kebutuhan pengungsi). Aktivitas ekonomi tetap harus berjalan. Tidak usah terlalu ragu atau takut,” kata Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar, dalam rapat koordinasi di Posko Induk Penanganan Bencana di Mamuju, Jumat (22/1/2021).
Peserta rapat tersebut, antara lain, kepala desa, camat, dan kepala dinas terkait penanganan pascagempa di Mamuju dan Majene. Ali menyatakan, penyintas gempa harus mulai bangkit. Bantuan dari warga lain di daratan Sulawesi dan daerah lainnya tetap dibutuhkan, tetapi tidak bisa terlalu bergantung pada bantuan tersebut.
Terkait keamanan, ia memastikan aparat Polri dan TNI siap menjaga tempat-tempat usaha. Karena itu, warga dan pelaku usaha tak perlu ragu untuk kembali membuka usaha.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Bencana Sulbar Moh Natsir menyatakan, pemerintah kabupaten/kota segera membuat imbauan agar pelaku usaha dan penyintas pada umumnya kembali beraktivias. Aktivitas tetap harus memperhatikan semua informasi terkait kemungkinan bencana, misalnya, gempa susulan.
Gempa M 6,2 mengguncang Mamuju dan Majene, Jumat (15/1/2021) dini hari. Gempa merusak banyak gedung, bangunan, dan rumah, termasuk kantor Gubernur Sulbar di Mamuju. Korban meninggal akibat bencana itu 91 orang dengan rincian 80 orang di Mamuju dan 11 orang di Majene. Korban meninggal karena ditimpa reruntuhan bangunan atau rumah dan timbunan longsor.
Sebagian besar warga saat ini masih mengungsi dengan pusat pengungsian di Stadion Manakarra dan di gerbang masuk kota Mamuju dari arah Palu, Sulawesi Tengah. Satuan Tugas Penanganan Bencana Sulbar mencatat, jumlah pengungsi 91.000 jiwa di Mamuju dan Majene.
Roda ekonomi di Mamuju sebenarnya sudah mulai berputar sejak Minggu (17/1/2021), meskipun masih sangat terbatas. Pedagang di Pasar Baru dan Pasar Lama mulai menjual dagangannya yang merupakan bahan-bahan kebutuhan pokok, seperti sayur, beras, dan umbi-umbian.
Penjual di pinggir jalan juga membuka warung atau kios. Soniawati (39), pemilik kios di Jalan Soekarno-Hatta, membuka usahanya sejak Minggu. Saat itu, listrik di rumah dan kiosnya telah menyala. ”Begitu listrik menyala, saya kembali ke rumah dan membuka kios. Untuk jaga-jaga, saya dan keluarga tidur di teras,” kata penjual aneka kebutuhan harian itu.
Di kompleks pertokoan Pasar Baru, Hadija (35), memberanikan diri membuka toko sepatu dan sandalnya. Di kompleks itu baru dia yang membuka usahanya. Toko-toko lainnya masih tutup. Tokonya berlantai satu dengan sebagian konstruksi dari papan.
”Saya tidak bisa diam terus di rumah. Saya juga harus cari uang untuk kebutuhan keluarga,” katanya, yang mengungsi di teras rumah. Ia membuka toko mulai Jumat ini. Tak menyebutkan secara rinci, ia menyatakan sudah banyak pembeli yang datang. Kebanyakan orang membeli sandal.