Banjir di Aceh Tamiang Meluas hingga Merendam 33 Desa
Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, sejak Rabu (22/1/2021) hingga Jumat (22/1), meluas dan kini merendam 33 desa. Sebanyak 4.147 jiwa harus mengungsi akibat kejadian ini.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, sejak Rabu (20/1/2021) hingga Jumat (22/1/2021) meluas dan kini merendam 33 desa. Sebanyak 4.147 jiwa harus mengungsi akibat kejadian ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh Ilyas menuturkan, dampak banjir meluas karena Sungai Tamiang yang membelah wilayah perkotaan meluap. Kenaikan debit air membuat tanggul di beberapa titik jebol.
Akibatnya, ribuan rumah warga terendam air. Di daerah rendah, ketinggian air luapan Sungai Tamiang yang berhulu di Aceh Timur, sekitar kawasan Hutan Leuser ini, mencapai lebih dari 1 meter.
Akibatnya, perabotan warga banyak yang terendam. Warga juga harus mengungsi ke kantor kecamatan, masjid, dan lokasi yang tinggi di posko yang dibangun pemerintah. Titik pengungsian tersebar di Bandar Pusaka, Sekerak, Seruway, Kuala Simpang, dan Karang Baru.
”Untuk saat ini, air belum surut. Tim BPBD Aceh Tamiang masih mendata jumlah kerugian dan bersiaga untuk evakuasi,” kata Ilyas.
Sementara itu, banjir di Kabupaten Pidie mulai surut. Namun, potensi banjir susulan masih ada. Apalagi, di beberapa titik, tanggul sungai mulai amblas. Sebagian warga juga masih mengungsi.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Pidie Mulyadi Nurdin menuturkan, bupati telah menetapkan status siaga bencana. Dinas sosial dan badan penanggulangan bencana daerah setempat diintruksikan untuk bersiaga mengantisipasi jatuhnya korban karena banjir. ”Kebutuhan pangan para pengungsi juga kami pastikan cukup,” kata Mulyadi.
Koordinator Data dan Informasi di Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Blang Bintang Zakaria Ahmad menuturkan, hingga Sabtu (23/1) sebagian besar wilayah Aceh berpotensi dilanda hujan lebat. Zakaria mengingatkan warga agar siaga penuh terhadap kemungkinan banjir. Wilayah yang berpotensi diguyur hujan sangat lebat adalah di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan Langsa.
Warga agar siaga penuh terhadap kemungkinan banjir. Wilayah yang berpotensi hujan sangat lebat adalah Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan Langsa.
Bencana hidrometeorologi semakin masif melanda Aceh. Pada Januari 2020, terjadi 44 kali banjir. Kerugian mencapai Rp 9,5 miliar.
Direktur Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi) Aceh Muhammad Nur mengatakan, banjir di Aceh sukar diantisipasi sebab daerah resapan dan daerah aliran sungai rusak parah. Dia menilai, selama ini, pemerintah hanya menangani dampak, tetapi tidak menyelesaikan persoalan di hulu.
”Kerusakan hutan sangat masif. Tambang ilegal di dalam hutan lindung dan galian C ilegal di sungai mempercepat terjadinya bencana alam,” ujar Nur.