Pemprov Jatim Mitigasi Bencana Banjir akibat Luapan Kali Lamong
Pemprov Jatim identifikasi titik-titik lokasi yang akan menjadi prioritas penanganan banjir akibat luapan Kali Lamong. Upaya itu menjadi bagian dari mitigasi bencana yang terjadi setiap tahun, bahkan setiap musim hujan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengidentifikasi titik-titik lokasi yang akan menjadi prioritas penanganan banjir yang disebabkan oleh luapan Kali Lamong. Upaya itu menjadi bagian dari mitigasi bencana yang terjadi setiap tahun, bahkan setiap musim hujan, di wilayah yang dilalui oleh Kali Lamong, mulai dari Mojokerto, Gresik, hingga Surabaya.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan telah melakukan inspeksi mendadak bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Pemerintah Kabupaten Gresik, Rabu (20/1/2021). Dalam inspeksi itu, pihaknya meninjau sejumlah lokasi yang akan dijadikan prioritas penanganan banjir akibat luapan Kali Lamong, terutama di Kabupaten Gresik, karena dampak bencananya paling parah.
”Ada tiga titik potensi yang menjadi prioritas penanganan banjir luapan Kali Lamong di Gresik, yakni Waduk Bunder, Tambak Beras Cerme, dan Bendungan Karet di Kedanyang Kebomas. Kunjungan ini untuk mengetahui detail lokasi yang akan dikerjakan lebih dulu,” ujar Emil, Kamis (21/1).
Pemprov Jatim telah berkoordinasi dengan sejumlah pemda yang wilayahnya berada di sepanjang aliran Kali Lamong. Kabupaten Gresik, misalnya, sudah mengalokasikan anggaran penanganan dampak banjir di wilayahnya. Pemda juga sudah melakukan studi penyiapan pengadaan lahan untuk proyek penanganan banjir.
Namun, berdasarkan hasil kunjungannya ke lapangan, kemungkinan butuh sedikit waktu untuk memproses pekerjaan tersebut. Alasannya, butuh pencocokan pekerjaan atau sinkronisasi antara Pemprov Jatim, Pemkab Gresik, dan sejumlah instansi terkait lainnya, seperti BBWS Bengawan Solo, dalam menentukan titik-titik prioritas.
Suami Arumi Bachsin ini menjelaskan, setelah memastikan titik mana saja yang menjadi prioritas, langkah selanjutnya adalah melakukan studi kelayakan untuk mengetahui apakah lokasi tersebut layak dikerjakan. Selain itu, proses pekerjaan seperti apa yang paling tepat untuk lokasi tersebut.
Emil mengatakan, setiap lokasi memiliki skala urgensi masing-masing dan berpotensi menjadi prioritas penanganan banjir. Seperti di daerah Tambak, Beras Kecamatan Cerme, yang apabila banjir bisa sampai 17 hari lamanya.
Selain itu Bendungan Karet di Kedanyan, Kecamatan Kebomas, yang telah dibangun sejak 1993, tetapi sudah tidak berfungsi karena karetnya jebol dan belum ada penanganan hingga sekarang. Demikian pula dengan Waduk Bunder yang, saat dilakukan studi kelayakan pada 2020 oleh BBWS, memiliki potensi signifikan untuk menampung luapan air saat musim hujan.
”Bendungan dan waduk ini memiliki peran ganda karena mampu mengendalikan air pada saat banjir dan menjadi sumber air yang menyuplai kebutuhan masyarakat, seperti irigasi pertanian di musim kemarau,” kata Emil.
Wagub Jatim yang pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek ini menambahkan, penanganan banjir luapan Kali Lamong di Kabupaten Gresik merupakan salah satu prioritas Pemprov Jatim yang ditandai dengan dimasukkannya kegiatan itu dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019. Oleh sebab itu, langkah progresif terus dilakukan bersama pihak terkait, seperti BBWS Bengawan Solo dan Pemkab Gresik.
Emil mengatakan, butuh waktu untuk merealisasikan tahapan demi tahapan pembangunan proyek penanganan banjir akibat luapan Kali Lamong. Namun, dia berharap selalu ada progress atau kemajuan dari setiap tahapan yang sudah dikerjakan tersebut. Alasannya, masyarakat di daerah ini sudah lama menderita akibat banjir.
Sementara itu, Kepala BBWS Bengawan Solo Agus Rudyanto mengapresiasi langkah Pemprov Jatim yang telah memberikan kejelasan terkait kesiapan Kabupaten Gresik dalam penyediaan lahan untuk penanganan banjir akibat luapan Kali Lamong. Ia berharap, dengan kejelasan tersebut, proyek penanganan banjir luapan Kali Lamong bisa segera dilaksanakan.
”Saya berterima kasih karena hari ini semua persoalan bisa menjadi lebih jelas. Sebelumnya sempat bingung karena dana sudah turun, tetapi belum ada kejelasan lahan,” ujar Agus Rudyanto.
Kepala Dinas PU dan Tata Ruang Kab Gresik Gunawan Setijadi menambahkan, pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap proyek penanganan banjir akibat luapan Kali Lamong. Harapannya, proyek itu segera terealisasi sehingga banjir yang melanda setiap tahun segera tertangani dan masyarakat tidak perlu lagi menderita karena terdampak banjir.