Antisipasi Banjir Susulan, Pemda Paniai Bangun Saluran Air
Pemda Paniai menyiapkan saluran air sepanjang 5 kilometer di Distrik Paniai Timur. Upaya tersebut sebagai mitigasi bencana agar banjir bandang tidak terjadi lagi di daerah tersebut.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Paniai mulai membangun saluran air pascabanjir bandang dan longsor di Kampung Uwibutu, Distrik Paniai Timur. Hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan banjir susulan di daerah tersebut.
Bupati Paniai Meki Nawipa saat dihubungi dari Jayapura pada Kamis (21/1/2021) mengatakan, pihaknya telah mendapatkan hibah tanah dari masyarakat pemilik hak ulayat dengan lebar 6 meter dan panjang sekitar 5 kilometer untuk membangun saluran air. Saluran yang direncanakan dengan kedalaman 5 meter ini berguna untuk menampung luapan air yang berasal dari Kali Tuniai dan bukit saat terjadi hujan deras.
Diketahui, banjir bandang dan longsor dipicu hujan deras terjadi di Kabupaten Paniai, Selasa (19/1/2021) pada pukul 18.30 WIT. Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Enarotali di Paniai, curah hujan saat itu mencapai 30 milimeter dalam waktu satu jam.
Banjir terjadi akibat tempat penampungan air di sebuah bukit dekat Rumah Sakit Umum Daerah Madi yang berada di daerah ketinggian jebol tertimpa longsor. Saat peristiwa itu terjadi hujan deras. Air pun meluap hingga memunculkan banjir bandang disertai longsor di daerah Uwabutu.
”Saat ini kami bersama sejumlah pihak mulai membangun fasilitas saluran air. Pemda Paniai menyiapkan dua unit alat berat untuk membangun fasilitas tersebut,” kata Meki.
Akibat banjir bandang itu, lanjut Meki, total 30 rumah rusak berat dan 45 rumah terendam lumpur. Sebanyak 75 keluarga atau sekitar 400 jiwa terdampak dalam bencana ini.
Data sementara dari Pemda Pinai, Polres Paniai dan Kodim 1703 Deiyai, fasilitas yang juga terdampak banjir dan longsor adalah rumah jabatan Bupati Paniai, lahan pertanian warga seluas 10 hektar, Pos Lalu Lintas Polres Paniai, mes dan asrama Polres Paniai, satu bangunan sekolah dasar, tiga mobil dan satu motor.
Ia berharap adanya dukungan bantuan dari Kementerian Sosial untuk penanggulangan warga yang terdampak banjir bandang dan longsor di Distrik Paniai Timur.
”Warga membutuhkan bantuan makanan, pakaian bersih dan air bersih. Saat ini, mereka mengungsi keluarga yang tidak terdampak banjir dan longsor. Kami akan memberikan bantuan makanan dan pakaian bagi para korban banjir yang rumahnya rusak parah,” tuturnya.
Kami akan memberikan bantuan makanan dan pakaian bagi para korban banjir yang rumahnya rusak parah. (Meki Nawipa)
Ia pun menegaskan, Pemda Paniai bersama DPRD setempat akan menyiapkan peraturan daerah untuk mencegah warga membuang sampah ke sungai maupun saluran drainase.
”Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua untuk mengatasi masalah perambahan hutan di Paniai. Kondisi hutan yang gundul menyebabkan Paniai rawan bencana saat musim hujan,” tambah Meki.
Komandan Distrik Militer 1703/Deiyai Letnan Kolonel Kav Harto Wibowo saat dihubungi mengatakan, dirinya bersama 90 personel secara langsung membersihkan jalan, rumah, dan fasilitas publik yang terdampak banjir serta longsor hingga Kamis ini.
Ia pun menyatakan anggota TNI dari Kodim 1703/Deiyai juga mengamankan dan juga turut terlibat dalam pembuatan saluran air di Distrik Paniai Timur.
”Dari Rabu malam hingga kini masih terjadi hujan di lokasi bencana. Kami telah mengimbau masyarakat agar tidak bermukim di wilayah yang berada di bawah bukit dan dekat bantaran sungai ketika hujan deras. Kemungkinan bisa terjadi banjir susulan dan longsor,” tutur Harto.
Sebelumnya Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre memaparkan, curah hujan mencapai 30 milimeter selama satu jam termasuk kategori hujan sangat lebat. Hujan dengan intensitas tinggi itu terjadi dari pukul 18.30 sampai 19.30 WIT, Selasa lalu.
Adapun hujan disebabkan oleh awan kumulonimbus yang bertahan cukup lama di wilayah Enarotali. Hal ini dipicu adanya belokan angin yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menyebabkan cuaca buruk.
”Dikhawatirkan hujan dengan kategori intensitas sangat lebat di kondisi tanah yang labil dapat memicu bencana hanya dengan hujan dalam waktu singkat,” papar Ezri.