Kasus Covid-19 di Sulawesi Utara Melonjak dan Meluas
Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sulawesi Utara terus meluas hingga ke kabupaten dan kota yang sebelumnya minim kasus. Hal ini disebut sebagai dampak transmisi yang terjadi selama liburan Natal dan Tahun Baru.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sulawesi Utara terus meluas hingga ke kabupaten dan kota yang sebelumnya minim kasus. Hal ini disebut sebagai dampak transmisi yang terjadi selama liburan Natal dan Tahun Baru.
Per Kamis (21/1/2021), Sulut telah mengakumulasi 11.838 kasus Covid-19 sejak kasus infeksi pertama diumumkan, Maret 2020. Sebanyak 8.381 orang telah dinyatakan sembuh, setara 70,79 persen dari semua kasus, sedangkan korban jiwa telah mencapai 367 orang atau 3,1 persen dari seluruh kasus.
Angka kesembuhan Covid-19 di Sulut lebih rendah daripada rerata nasional 81,24 persen. Sebaliknya, angka kematian lebih tinggi dibandingkan di tingkat nasional sebesar 2,85 persen.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, Sulut mencatatkan rekor pertambahan kasus baru harian pada Rabu (20/1/2021) malam, yaitu 234 kasus. Rekor sebelumnya adalah 202 kasus pada 18 Desember 2020.
”Pertambahan kasus sebanyak ini, menurut analisis epidemiologi adalah dampak dari transmisi yang terjadi selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Hal ini bisa terlihat dari sebaran kasus yang meluas ke kabupaten yang sebelumnya minim kasus, seperti Bolaang Mongondow Utara dan Kepulauan Talaud,” ujar Steaven.
Bolaang Mongondow Utara ketambahan 18 kasus baru pada Rabu malam, sedangkan Kepulauan Talaud delapan kasus. Kedua daerah itu kini telah mencatat masing-masing 61 dan 80 kasus. ”Peningkatan kasus yang cukup signifikan di dua daerah ini bisa berkorelasi dengan mobilisasi penduduk yang mudik selama liburan,” kata Steaven.
Maka, infeksi pada kasus yang terlapor terjadi selama periode liburan. (Steaven Dandel)
Semua kasus yang diumumkan pada Rabu malam adalah hasil pemeriksaan sampel yang diambil selama dua minggu pertama Januari. Menurut Steaven, jika dirunut secara kronologis menurut masa inkubasi Covid-19 selama 7-14 hari, ”Maka infeksi pada kasus yang terlapor terjadi selama periode liburan.”
Tren penambahan kasus di Sulut terus meningkat sejak memasuki 2021. Selama pekan pertama, tercatat 409 kasus baru, kemudian berganda menjadi 814 pada pekan kedua. Selama 15-20 Januari 2020, jumlah kasus meningkat lagi menjadi 945. Kasus-kasus Covid-19 masih terpusat di Manado yang kini tercatat memiliki 4.379 kasus, disusul Minahasa dengan 1.528 kasus.
Sementara itu, kapasitas 18 rumah sakit (RS) rujukan dan penunjang Covid-19 di Sulut hanya tersisa setengah. Ada 409 tempat tidur kosong (51,19 persen) di ruang isolasi biasa. Tempat tidur kosong di ruang isolasi perawatan intensif (ICU) hanya tersisa 51, setara 60,71 persen. Sementara itu, 23 RS pelengkap masih memiliki 262 tempat tidur kosong (46,37 persen) di ruang isolasi biasa dan 17 tempat tidur di ruang isolasi ICU (62,96 persen).
Di tengah situasi ini, Sulut belum dapat membuka RS Lapangan Darurat Covid-19 Kitawaya di Manado hanya karena seremoni serah terima belum dapat dilaksanakan. Tadinya, peresmian RS itu dijadwalkan pada Kamis ini. ”Masih batal karena Pak Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo) masih fokus di penanganan bencana,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan, RS itu memiliki 80 tempat tidur isolasi dan ruang rawat ICU untuk lima orang. Tenaga kesehatan, termasuk 100 dokter dan perawat, serta alat kesehatan sudah siap digunakan.
”Saya berdoa supaya RS ini tidak perlu digunakan, keberadaannya sebagai antisipasi saja. Tetapi kita harus sedia payung sebelum hujan,” ujar Olly pekan lalu.
Sementara itu, Direktur Utama RS Umum Pusat Prof dr RD Kanodu, dr Jimmy Panelewen, mengatakan, protokol kesehatan yang dikenal sebagai 3M (mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) harus senantiasa dijalankan dan didengungkan oleh para tenaga kesehatan (nakes). Namun, para nakes juga harus cermat melindungi dirinya di tengah peningkatan kasus.
Salah satu cara ampuh untuk melindungi diri adalah mengikuti vaksinasi. ”Vaksinasi Covid-19 adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah rantai penularan. Nantinya, nakes juga juga harus menjadi agen untuk mengajak masyarakat luas menerima vaksin dengan mengedukasi masyarakat seoal nilai dan manfaat dari vaksin,” ujar Jimmy.
Sementara itu, penelusuran kontak dan tes Covid-19 tetap berjalan di Sulut. Hingga kini, Satuan Tugas Covid-19 Sulut telah melaksanakan 99.008 tes cepat antibodi dan 1.819 tes cepat antigen. Pada hari Rabu saja, 839 sampel usap diambil untuk tes reaksi rantai polimerase (PCR).