Kasus Covid-19 di Maluku Diprediksi Kembali Meledak
Satgas Covid-19 memprediksi terjadi ledakan kasus di Maluku pada Februari mendatang. Kini mulai digelar tes cepat antigen di perkantoran, penelusuran kontak secara agresif, dan operasi yustisi secara masif.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Hingga Kamis (21/1/2020), jumlah kasus Covid-19 di Maluku mencapai 6.148 dengan 923 orang sedang dalam perawatan dan 92 orang meninggal. Kasus meningkat sejak awal Januari disebabkan semakin kendornya penerapan protokol kesehatan. Jumlah kasus diprediksi melonjak.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Dony Rerung, di Ambon, pada Kamis siang mengatakan, prediksi bakal terjadi lonjakan kasus didasarkan kajian epideimologi. ”Ada kencendrungan kurvanya akan naik lagi. Ini terbaca dari lonjakan kasus yang terjadi sejak awal tahun hingga saat ini,” ujarnya. Lonjakan sebelumnya terjadi pada Oktober 2020 dengan ratusan kasus baru per hari.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, selama 22 hari terakhir sejak 1 Januari 2021, terjadi kanaikan kasus di Maluku secara signifikan. Jumlah kasus Covid-19 saat itu 5.754 dengan jumlah pasien meninggal 79 orang. Artinya terjadi penambahan 394 kasus selama bulan Januari dan penambahan pasien meninggal sebanyak 13 orang.
Menurut Dony, kenaikan kasus di Maluku disebabkan semakin kendornya penerapan protokol Covid-19. Semakin besar kecenderungan orang tidak mengenakan masker. Hal itu semakin diperparah dengan disinformasi yang menyebutkan Covid-19 merupakan virus yang tidak berbahaya. Perilaku tidak disiplin ini membuat penularan kian tak terkendali.
Menurut pantauan Kompas di sejumlah tempat di Kota Ambon, seperti Pasar Mardika, bahkan sampai di perkantoran, banyak orang tidak mengenakan masker atau tidak menjaga jarak aman minimal 1,5 meter. Tak hanya warga biasa, pelanggar protokol kesehatan juga berasal dari kalangan aparat, bahkan pejabat daerah.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, survei Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang dirilis tahun 2020 menyebutkan, sebanyak 29,18 persen masyarakat Maluku tidak percaya terhadap bahaya pandemi Covid-19. Mereka sangat yakin tidak akan terpapar virus tersebut. Ini tertinggi di Indonesia (Kompas.id 16/1/2021).
Memang, pembatasan kembali dilakukan. Penelusuran kontak juga akan dilakukan secara agresif dan masif untuk memutus mata rantai penularan lebih dini.
Untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus itu, lanjut Dony, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah, seperti kembali mengaktifkan sistem bekerja dari rumah untuk aparatur sipil negara. Selain itu, dilakukan tes cepat antigen yang dimulai pada Kamis hari ini di halaman Kantor Gubernur Maluku.
”Nanti, orang-orang yang datang ke kantor gubernur, termasuk kurir, pun akan dibatasi dan wajib menjalani rapid test. Memang, pembatasan kembali dilakukan. Penelusuran kontak juga akan dilakukan secara agresif dan masif untuk memutus mata rantai penularan lebih dini,” kata Dony.
Di Kota Ambon, operasi yustisi kembali digelar. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Ambon mengawasi para pengendara di sejumlah ruas jalan demi memastikan terlaksananya protokol kesehatan. Sejak Kamis pagi hingga siang ini, mereka memenuhi sisi Jalan Pattimura yang berada di pusat kota.
Pengendara mobil diminta menurunkan kaca mobil. Sopir angkutan kota hanya diperbolehkan mengangkut penumpang dengan jumlah maksimal separuh dari kapasitas tempat duduk. ”Operasi yustisi kembali digelar mengingat pelanggaran protokol semakin tinggi dan masif,” ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Ambon, Joy Adriaansz.
Banyak warga terjaring operasi tersebut. Bentuk pelanggaran kebanyakan tidak mengenakan masker secara sempurna. Masker dipakai hanya menutup mulut atau dagu. Padahal seharusnya menutup hidung hingga dagu.
”Sebaiknya razia masker juga dilakukan di pasar,” ujar Hengky Papilaya (34), warga.
Kota Ambon menjadi episentrum penularan Covid-19 tertinggi dari 11 kabupaten/kota di Maluku. Hingga 22 Januari 2021, jumlah kasus Covid-19 di Kota Ambon sebanyak 5.126 dengan pasien yang dirawat 404 dan meninggal 51 orang.