Pos Pengamatan Gunung Api Raung melaporkan adanya peningkatan vulkanik Gunung Raung yang ditandai dengan terjadinya beberapa kali erupsi kecil. Meski demikian, status Gunung Raung masih Normal (level I).
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pos Pengamatan Gunung Api Raung melaporkan adanya peningkatan vulkanik Gunung Api Raung yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo, Jawa Timur. Aktivitas ditandai dengan terjadinya beberapa kali erupsi kecil. Meski demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi belum meningkatkan status dari Normal (level I) ke Waspada (level II).
Informasi terkait peningkatan aktivitas Gunung Raung disampaikan pengamat gunung api Pos Pengamatan Gunung Api Raung, Burhan Alethea, di Banyuwangi, Kamis (21/1/2021). ”Peningkatan aktivitas vulkanik terekam sejak Rabu (20/1/2021) sekitar pukul 15.22. Saat itu terjadi gempa tremor yang disusul gempa vulkanik pada pukul 19.17. Hingga pagi tadi beberapa kali tremor sempat terekam,” ungkapnya.
Burhan mengatakan, sejak pukul 00.30 hingga pukul 06.00 tercatat ada 32 kali gempa tremor. Beberapa gempa juga disusul munculnya asap keabu-abuan. Asap tersebut membubung tinggi 100 meter hingga 400 meter di atas puncak kawah.
Gunung setinggi 3.332 meter tersebut terakhir erupsi besar pada pertengahan 2015 dan hanya kembali mengalami erupsi kecil pada 17 Juli 2020.
Munculnya gempa tremor dan gempa vulkanik, lanjut Burhan, menjadi tanda adanya peningkatan aktivitas vulkanik. Pasalnya, sebelum 20 Januari, Pos Pengamatan Gunung Api Raung hanya mencatat adanya gempa-gempa tektonik.
”Erupsi kecil yang terjadi saat ini hampir serupa dengan erupsi yang terjadi 17 Juli 2020. Hanya saja, kali ini tidak diawali gempa embusan, tetapi justru diawali gempa tremor. Selain itu, erupsi kecil saat ini juga menunjukkan adanya gempa vulkanik dalam,” tutur Burhan.
Gempa vulkanik dalam, lanjut Burhan, merupakan tanda adanya suplai magma dari dapur kawah. Magma tersebut mendesak dari dalam menuju ke permukaan.
Kendati masih dalam status Normal (level I), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga di radius 2 km dari puncak. Dengan demikian, pendakian ke Gunung Raung juga ditutup untuk sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Penerbangan
Asap keabu-abuan yang muncul akibat erupsi kecil di Gunung Raung membuat Vulcano Observatory Notice for Aviation (VONA) atau indeks level penerbangan yang berkaitan dengan sebaran abu vulkanik di udara berubah dari Vona Hijau ke Vona Oranye. Hal itu menunjukkan potensi besar terjadinya erupsi.
Namun, Asisten Manajer Maintenance Facility Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Andry Lesmana mengungkapkan, hingga saat ini aktivitas vulkanik Gunung Raung belum berdampak pada penerbangan dari dan menuju Banyuwangi. Pihaknya belum mendapat laporan terkait kendala penerbangan dari pilot yang terbang dari atau menuju Banyuwangi.
”Hingga saat ini, semua penerbangan masih sesuai jadwal. Bandara masih aman untuk penerbangan. Kami juga belum menerima laporan adanya kendala dari para pilot,” ujar Andry.
Hingga saat ini, semua penerbangan masih sesuai jadwal. Bandara masih aman untuk penerbangan. (Andry Lesmana)
Jika nantinya pengukuran dampak letusan yang dilakukan oleh PVMBG dan BMKG menunjukkan peningkatan, Angkasa Pura II selaku operator Bandara Banyuwangi akan melakukan paper test. Paper test ialah salah satu cara untuk melihat apakah di sekitar bandara ada sebaran abu yang berpotensi mengganggu penerbangan.
Tahun lalu Gunung Raung juga mengalami erupsi kecil pada 17 Juli 2020. Saat itu statusnya langsung dinaikkan menjadi Waspada (level II) hingga kembali diturunkan statusnya menjadi Normal (level I) pada 21 November 2020.
Gunung api aktif ini berbentuk strato berkaldera dengan kawah utama pada bagian puncak berbentuk elips berukuran 1.750 x 2.250 meter dan kedalaman 400-550 m dari bibir kawah. Embusan asap, hujan abu, dan lontaran material vulkanik menjadi ancaman paling nyata jika erupsi terjadi. Sementara lucuran lava baru bisa terjadi jika kubah kaldera yang luas dan dalam tersebut penuh.
Saat terjadi aktivitas vulkanik gunung api, informasi dan rekomendasi VONA dari PVMBG sangat diperlukan bagi dunia penerbangan. Tingkatan VONA terdiri atas empat level, yaitu hijau, kuning, oranye, dan merah. Level hijau menunjukkan belum ada aktivitas vulkanik, level kuning menunjukkan mulai munculnya aktivitas vulkanik, level oranye menunjukan potensi besar terjadi erupsi, level merah menunjukkan terjadi erupsi.