Evakuasi Korban Dihentikan Sementara, 91 Orang Tewas, Tiga Orang Hilang
Badan Search and Rescue Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Mamuju, Sulawesi Barat, menyatakan jumlah korban tewas akibat gempa M 6,2 yang mengguncang Sulawesi Barat mencapai 91 orang. Tiga orang dinyatakan hilang.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
MAMUJU, KOMPAS — Hingga Kamis (21/1/2021), merujuk laporan Badan Search and Rescue Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Mamuju, Sulawesi Barat, jumlah korban tewas akibat gempa bermagnitudo 6,2 yang mengguncang Sulawesi Barat mencapai 91 orang. Tiga orang dinyatakan hilang. Korban dinyatakan hilang setelah upaya evakuasi sulit dilakukan karena lokasi yang berbahaya.
Dari 91 korban tersebut, sebanyak 80 orang beralamat di Kabupaten Mamuju, 11 orang lainnya di Kabupaten Majene. Kedua daerah itu merupakan daerah terdampak paling parah gempa M 6,2 pada Jumat (15/1/2021). Korban dievakuasi dari gedung, bangunan, atau rumah yang runtuh akibat goncangan gempa.
Kepala Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Mamuju Saidar menyatakan, tiga orang yang dinyatakan hilang tersebut berada dalam timbunan longsor di jalan Desa Mekata, Kecamatan Malunda, Majene. Daerah itu salah satu yang terisolasi karena longsor akibat gempa. Tim sudah turun ke lokasi, tetapi tidak ditemukan tanda atau indikasi kehidupan.
”Berdasarkan pertimbangan teknis, yakni kondisi tumpukan longsor yang mencapai 50 meter, pencarian untuk sementara dihentikan. Pertimbangan lainnya kemanusiaan, yakni keselamatan regu pencari karena kondisi yang berbahaya,” ujar Saidar di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (21/1/2021).
Tiga korban disebutkan satu keluarga. Bersama dengan warga desa lainnya, mereka sudah berada di jalan untuk mengungsi ke tempat yang aman. Namun, ketiganya balik lagi ke permukiman. Pada saat itu, longsor terjadi dan menimpa mereka.
Meskipun pencarian dalam arti pengerahan unsur SAR dihentikan sementara, tim tetap memantau perkembangan di lapangan. Regu SAR masih siap siaga untuk mencari atau mengevakuasi korban jika ada laporan ataupun dari penyisiran ada indikasi korban.
Terkait maksimalnya pencarian selama ini, Saidar menyebutkan, selain penyisiran oleh personel ditambah laporan penyintas gempa, deteksi terkait korban juga dilakukan dengan anjing pelacak K-Nine. Selain itu, tim khusus dari Basarnas, yakni Ina-SAR, juga dilibatkan.
Ia menyebutkan, jumlah tim SAR saat ini belum berkurang, masih 118 orang, atau total ada 400 orang dengan tim pencarian dan penyelamatan dari sejumlah instansi. Mereka tetap siaga jika ada laporan baru atau adanya indikasi korban dari penyisiran yang dilakukan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, di titik-titik rumah atau bangunan hancur, evakuasi pencarian memang sudah tak dilakukan lagi. Tim SAR gabungan tak terlihat lagi di lokasi. Di beberapa titik reruntuhan hanya ada alat berat untuk membersihkan puing-puing atau material longsoran. Aktivitas itu termasuk dilakukan di kantor Gubernur Sulbar yang juga runtuh terdampak gempa.
Saya tidak tahan di pengungsian. Saya memutuskan untuk kembali ke rumah. Apalagi listrik sudah menyala.
Berangsur pulih
Berdasarkan pantauan Kompas, hingga seminggu pascagempa, kondisi di Mamuju berangsur-angsur pulih. Sebagian pedagang sudah berjualan, seperti di Pasar Lama dan Pasar Baru, Mamuju. Warung atau kios di pinggir jalan juga sudah buka.
Penyintas masih mengungsi di tempat aman dengan pusat di Stadion Manakarra. Selain itu juga di jalur dua menuju kota Mamuju dari arah Palu, Sulawesi Tengah, dan posko-posko lainnya yang dioperasikan yayasan atau lembaga sosial serta pengungsian mandiri. Bantuan ke pengungsian terus mengalir.
Sebagian pengungsi memutuskan kembali ke rumah, terutama yang rumahnya tidak rusak. Mereka tidak tidur di dalam rumah, tetapi tidur di teras untuk mengantisipasi gempa susulan.
”Saya tidak tahan di pengungsian. Saya memutuskan untuk kembali ke rumah. Apalagi listrik sudah menyala,” kata Edi (52), warga Kelurahan Karema, Kecamatan Simboro, Mamuju.
Listrik di rumah Edi menyala pada Senin (18/1/2021) pagi. Ia mulai tinggal di rumah pada Senin malam. Sebelumnya, ia mengungsi bersama kerabatnya di lokasi ketinggian di jalan keluar dari Mamuju ke Majene.
Berdasarkan keterangan yang diterima Kompas, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah memperbaiki 851 dari 872 gardu listrik yang rusak akibat gempa di Mamuju dan Mejene. Perbaikan gardu itu setara dengan 83.000 pelanggan yang kembali menikmati listrik.