Terkendala Sistem Registrasi, Target Vaksinasi di Palembang Tidak Tercapai
Akibat permasalahan sistem registrasi, target vaksinasi terhadap tenaga kesehatan di Palembang tidak tercapai. Banyak tenaga kesehatan yang harus tertunda vaksinasinya akibat namanya belum terdaftar dalam sistem.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Akibat permasalahan sistem registrasi, target vaksinasi terhadap tenaga kesehatan di Palembang, Sumatera Selatan, tidak tercapai. Banyak tenaga kesehatan yang harus tertunda vaksinasinya akibat namanya belum terdaftar dalam sistem.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (PP2M) Dinas Kesehatan Kota PalembangYudhi Setiawan, Rabu (20/1/2021),menuturkan, akibat permasalahan akses registrasi, target vaksinasi terhadap sumber daya manusia kesehatan (SDMK) di Palembang belum tercapai. Hingga Rabu, jumlah SDMK di Palembang yang divaksin baru 618 orang.
Jumlah ini jauh dari target di mana setidaknya sudah ada 2.040 SDMK yang divaksin. Lambatnya vaksinasi disebabkan oleh beragam kendala, salah satunya soal rumitnya mekanisme pendaftaran, mulai dari tidak menerima pesan singkat atau sulit untuk melakukan registrasi ulang melalui situs pedulilindungi.id.
Kesulitan terjadi di beberapa puskesmas di Palembang. Kepala Puskesmas Merdeka Palembang Desti Aryani menuturkan, akibat sulitnya proses registrasi, banyak tenaga kesehatan yang harus tertunda vaksinasinya. ”Di hari pertama vaksinasi, pada Kamis (14/1/2021), hanya empat tenaga kesehatan yang bisa divaksin padahal kemampuan vaksinasi kami 25 orang per hari,” ujarnya.
Desti pun harus berkali-kali melakukan registrasi ulang sampai akhirnya namanya bisa termasuk dalam sistem. Kendala ini terus terjadi hingga Selasa (19/1/2021). Akibatnya, selama enam hari pelaksanaan vaksinasi, baru 39 tenaga kesehatan yang divaksin.
Di hari pertama vaksinasi, Kamis (14/1/2021), hanya empat tenaga kesehatan yang bisa divaksin padahal kemampuan vaksinasi kami 25 orang per hari.
Dilihat dari kemampuan, setidaknya sudah 150 tenaga kesehatan yang bisa divaksinasi. Di puskesmas itu, ada 240 SDMK yang menjadi sasaran vaksin. ”Kami telah menerima 480 vial untuk dua kali vaksinasi,” ujar Desti.
Kendala serupa juga terjadi di Puskesmas 5 Ilir Palembang. Beberapa tenaga kesehatan mengalami masalah karena namanya tidak terdaftar dalam sistem. Akibatnya, mereka belum bisa melakukan vaksinasi untuk sementara waktu.
Kepala Puskesmas 5 Ilir Yulifah menuturkan, permasalahan registrasi terjadi pada pegawainya yang pernah melakukan mutasi. ”Sekarang mereka bekerja di tempat ini, tetapi terdaftar di tempat kerja mereka sebelumnya,” ujarnya.
Namun, hal tersebut bisa ditangani karena jumlah vial yang disalurkan sudah disesuaikan dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada di puskesmas. Puskesmas 5 Ilir baru melakukan vaksinasi pada Rabu karena baru menerima vaksin satu hari sebelumnya. ”Kami menerima 82 vaksin untuk 41 tenaga kesehatan,” ujarnya.
Tidak optimal
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang Fauzia mengakui, kesulitan tersebut membuat proses vaksinasi di Palembang tidak optimal. Namun, masalah ini segera ditindaklanjuti dengan mempermudah sistem registrasi.
Caranya dengan memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) di Sistem Informasi SDMK melalui sistem primary care vaksinasi. ”Jika namnaya terdaftar di sistem tersebut, SDMK tersebut boleh divaksinasi,” ujarnya.
Mekanisme ini mulai berlaku di Palembang pada. Dengan cara ini, diharapkan kendala vaksinasi yang dihadapi SDMK dapat dituntaskan dan tidak ada lagi tenaga kesehatan yang terhambat proses vaksinasinya karena masalah registrasi.
Fauzia menerangkan, sampai sekarang, 29.360 vial vaksin CoronaVac sudah disalurkan di 72 fasilitas pelayanan (41 puskesmas, 27 rumah sakit, dan 4 poliklinik) di Palembang. Vaksin tersebut akan digunakan untuk memvaksin 14.403 SDMK. ”Dengan solusi ini, diharapkan target vaksinasi pada tenaga kesehatan bisa dituntaskan pada Februari 2021,” ujarnya.