Meski Terkendala Pendaftaran Daring, 900 Tenaga Kesehatan di Manado Sudah Divaksin
Sebanyak 900 tenaga kesehatan di Manado sudah divaksinasi. Kendati begitu, pendaftaran secara daring penerima vaksin mengalami kendala. Pendaftaran manual dicoba.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Lebih dari 900 tenaga kesehatan di Manado, Sulawesi Utara, telah menerima vaksin Covid-19 hingga Rabu (20/1/2021). Kendati begitu, pendaftaran penerima vaksin mengalami kendala pada pendaftaran daring. Tenaga kesehatan yang belum menerima pesan singkat undangan vaksinasi didata secara manual.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Manado dr Joy Zeekeon mengatakan, setidaknya 902 tenaga kesehatan (nakes) telah divaksinasi per Rabu sore. Jumlah ini meningkat dari 801 sehari sebelumnya. Namun, jumlah itu masih mungkin berubah.
Menurut dia, laju vaksinasi di Manado masih tergolong normal. ”Saya belum bisa bilang ini tergolong cepat atau lambat. Tetapi, kalau melihat fase pertama (vaksinasi) sampai April 2021, masih normal, lha. Baru minggu kedua, sudah hampir 1.000 dari 6.000-an nakes,” kata Joy ketika dihubungi melalui telepon.
Secara teknis di lapangan, vaksinasi cukup lancar karena tidak ada kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang berat. Beberapa nakes penerima vaksin hanya melaporkan rasa kantuk dan lapar setelah disuntik satu dosis vaksin CoronaVac sebanyak 0,5 mililiter itu. Ada pula yang melaporkan pegal-pegal di lengan.
Kendala justru berada di pendaftaran daring calon penerima. Sejauh ini, ada 6.497 nakes penerima vaksin yang telah terdaftar. Sebagian telah menerima pesan singkat (SMS) berisi tanggal dan lokasi vaksinasi. Namun, beberapa nakes yang belum terdaftar, seperti dokter praktik mandiri atau yang belum menerima SMS, kesulitan mendaftar lewat aplikasi P-Care milik BPJS ataupun PeduliLindungi.
”Kendalanya ada di aplikasi. Kesulitan pendaftaran. Sistem sering tidak bisa diakses. Kalau tidak bisa dibuka, kita tidak tahu dia sudah terdaftar atau belum. Jadi, kami atasi dengan pendaftaran manual. Dicatat dulu di (Microsoft) Excel, kemudian kami kirimkan ke BPJS, didaftarkan belakangan,” kata Joy.
Joy berharap tidak ada hambatan berarti yang dapat memperlambat vaksinasi. Jika sekarang jumlah nakes tervaksinasi belum mencapai 1.000, itu dikarenakan nakes yang telah terdaftar menunggu jadwal sesuai dengan SMS undangan vaksinasi yang sudah dikirimkan sebelumnya.
Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr RD Kandou, Manado, setidaknya 240 nakes sudah divaksinasi pada dua hari pertama pelaksanaan, Senin-Selasa (18-19/1/2021). Dua pos vaksinasi dibuka di RS itu, masing-masing untuk memvaksinasi 60 orang setiap hari dalam tiga sesi.
Kepala Bidang Medik RSUP Kandou dr Handry Takasenseran mengatakan, vaksinasi tetap berlangsung setiap hari sesuai dengan jumlah vial yang didistribusikan Pemerintah Provinsi Sulut. Namun, vaksinasi terkendala oleh ketidaksesuaian jadwal menurut SMS undangan dengan tanggal pelaksanaan di RS tersebut.
”Kendala banyak ditemui di hari pertama. Sistem menetapkan nakes terima vaksin sejak tanggal 14 Januari, padahal kami baru mulai tanggal 18. Koordinasi dengan pemerintah pusat tidak ada, mereka tidak minta jadwal kepada kami. Akhirnya menyulitkan peserta,” kata Handry.
Vaksinasi juga sudah dimulai di tingkat puskesmas di Manado, salah satunya di Puskesmas Kombos. Kepala puskesmas itu, dr Mardi Rotinsulu, mengatakan, pelaksanaan relatif lancar. Vaksinasi diadakan setiap Rabu, Kamis, dan Jumat sejak pekan lalu. Namun, baru tiga orang yang divaksinasi pada pekan pertama, termasuk dirinya.
Pada pekan kedua vaksinasi, belum satu nakes pun terjadwal menerima vaksin. Padahal, ada 56 nakes di puskesmas itu. ”Itu karena disesuaikan dengan tanggal dari P-Care. Kalau tanggal yang dikeluarkan 28 atau 29 Januari (untuk vaksinasi pertama), ya, mereka terima tanggal segitu, disesuaikan,” ujar Mardi.
Kendati begitu, Mardi menilai tak ada kendala berarti dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di puskesmasnya. Ia belum mendengar ada nakes yang kesulitan mendaftar ataupun memverifikasi pendaftarannya. Ia menduga, tidak ada peserta vaksinasi pada pekan kedua karena masih ada nakes yang takut menerima vaksin. ”Tapi, minggu depan pasti ada 20-an orang,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulut dr Steaven Dandel mengatakan belum bisa mengakses informasi jumlah nakes di Sulut yang telah menerima vaksin melalui laman P-Care. Ia menduga, peladen laman tersebut sangat sibuk karena diakses dari seluruh Indonesia.