Banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Paniai, Papua. Sekitar 300 jiwa terdampak bencana ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
DOKUMENTASI KODIM 1703/DEIYAI
Anggota Kodim 1703/Deiyai bersama warga membersihkan rumah yang terdampak banjir bandang dan longsor di Kampung Uwibutu, Kabupaten Paniai, Papua, Rabu (20/1/2021).
JAYAPURA, KOMPAS — Bencana banjir bandang dan longsor terjadi di Kampung Uwibutu, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua, pada Selasa (19/1/2021) malam. Sebanyak 75 keluarga atau sekitar 300 jiwa terdampak bencana ini. Bencana susulan masih berpotensi terjadi karena hujan terus turun.
Dari data Kepolisian Resor Paniai, banjir bandang dan longsor dipicu hujan deras pada pukul 18.30 WIT. Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Enarotali di Paniai, curah hujan mencapai 30 milimeter dalam waktu satu jam.
Bencana itu bermula dari sebuah lokasi bekas longsoran yang berbentuk seperti bendungan alami di sebuah bukit dekat Rumah Sakit Umum Daerah Madi. Lokasi itu berada di daerah ketinggian. Saat terjadi hujan deras, air meluap dari lokasi tersebut sehingga memicu banjir bandang disertai longsor di Kampung Uwibutu yang berada di bawahnya.
Data sementara dari Polres Paniai dan Kodim 1703/Deiyai, fasilitas yang terdampak banjir dan longsor itu yakni 75 rumah warga, rumah jabatan Bupati Paniai Meki Nawipa, Pos Lalu Lintas Polres Paniai, serta mes dan asrama Polres Paniai. Selain itu, bencana juga merusak satu bangunan sekolah dasar, tiga mobil, dan satu sepeda motor.
DOKUMENTASI POLRES PANIAI
Anggota Polres Deiyai bersama warga membersihkan rumah yang terdampak banjir bandang dan longsor di Kampung Uwibutu, Kabupaten Paniai, Papua, Rabu (20/1/2021) .
Kepala Polres Paniai Ajun Komisaris Besar Naomi Giay, saat dihubungi dari Jayapura, Rabu (20/1/2021) sore, mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam bencana di Uwibutu. Ia menyatakan, pihak kepolisian, TNI, pemda, dan masyarakat bersinergi membersihkan lokasi yang terdampak banjir dan longsor.
”Tim gabungan menggunakan satu alat berat dan empat truk untuk mengangkut sampah dan lumpur pascabencana. Kerugian materiil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah,” kata Naomi.
Naomi menuturkan, terdapat dua faktor yang menyebabkan Paniai rawan banjir dan longsor saat terjadi hujan deras, yakni minimnya daerah resapan air dan sampah yang menumpuk di saluran drainase. ”Kami berharap pemda setempat menertibkan warga yang membuang sampah ke saluran drainase. Selain itu, pembangunan rumah juga harus memperhatikan aspek lingkungan,” tutur Naomi.
Dandim 1703/Deiyai Letnan Kolonel (Kav) Harto Wibowo mengatakan, dirinya bersama 90 personel secara langsung membersihkan jalan, rumah, dan fasilitas publik yang terdampak banjir serta longsor. Kodim 1703 memiliki wilayah teritorial yang mencakup dua kabupaten, yakni Deiyai dan Paniai.
Harto mengungkapkan, pemicu banjir bandang diduga berasal dari sebuah bukit dengan kondisi hutan yang telah gundul. Masyarakat pun diimbau tidak bermukim di wilayah yang berada di bawah bukit tersebut. ”Saat ini para warga telah mengungsi. Kemungkinan bisa terjadi banjir dan longsor susulan karena hujan masih terjadi hingga Rabu ini,” tutur Harto.
Bupati Paniai Meki Nawipa menyatakan, pihaknya belum dapat menyampaikan keterangan terkait banjir dan longsor di Uwibutu. ”Saat ini tim kami di lapangan masih bekerja membantu warga. Saya akan menyampaikan keterangan pers pada Kamis (21/1/2021),” kata Meki.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre memaparkan, curah hujan 30 milimeter selama satu jam termasuk kategori sangat lebat. Hujan disebabkan awan kumulonimbus yang bertahan cukup lama di wilayah Enarotali. ”Dikhawatirkan hujan dengan intensitas sangat lebat di kondisi tanah yang labil dapat memicu bencana hanya dalam waktu singkat,” ujarnya.