Diuji Coba Mulai Besok, Tarif KRL Yogyakarta-Solo Ditetapkan Rp 8.000
Kereta rel listrik dengan rute Yogyakarta-Solo siap untuk beroperasi. Menurut rencana, KRL itu akan diuji coba secara terbatas mulai Rabu (20/1/2021) dengan melibatkan sejumlah pihak.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kereta rel listrik dengan rute Yogyakarta-Solo siap beroperasi. Menurut rencana, KRL itu akan diuji coba secara terbatas, Rabu (20/1/2021), dengan melibatkan instansi pemerintah dan pihak-pihak terkait. Sementara itu, uji coba yang melibatkan masyarakat umum baru akan dimulai pada 1 Februari.
”Tanggal 20 Januari sampai 31 Januari 2021 akan dilakukan uji coba terbatas bersama instansi pemerintah, stakeholder (pemangku kepentingan), media, komunitas, dan penggiat media sosial,” kata Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wiwik Widayanti dalam webinar bertema ”Hadirnya KRL Yogya-Solo”, Selasa (19/1/2021) sore.
PT KCI merupakan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI). Selama ini, PT KCI menjadi pengelola KRL di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Namun, ke depan, PT KCI juga mengelola KRL Yogyakarta-Solo sebagai pengganti layanan KA Prambanan Ekspres (Prameks) yang menggunakan kereta rel diesel.
Wiwik menjelaskan, uji coba terbatas mulai Rabu penting untuk memastikan kesiapan KRL Yogyakarta-Solo dari berbagai aspek, misalnya pelayanan, komersial, dan teknis pengoperasian KRL. Dia menambahkan, setelah uji coba terbatas bersama pemerintah dan pihak terkait, PT KCI akan mengajak masyarakat umum melakukan uji coba KRL Yogyakarta-Solo mulai 1 Februari 2021.
Dalam uji coba tersebut, masyarakat bisa menjajal KRL Yogyakarta-Solo dengan tarif Rp 1 saja. Sementara itu, setelah beroperasi secara komersial, tarif KRL Yogyakarta-Solo ditetapkan Rp 8.000 atau sama dengan tarif KA Prameks Yogyakarta-Solo. Namun, berbeda dengan sistem pembayaran tiket di KA Prameks, pembayaran tiket KRL Yogyakarta-Solo tidak bisa dilakukan dengan uang tunai.
Wiwik memaparkan, penumpang yang ingin naik KRL Yogyakarta-Solo bisa membayar tiket dengan beberapa alat pembayaran nontunai, misalnya Kartu Multi Trip (KMT) yang diterbitkan PT KCI, Kartu Commuterpay, dan kartu uang elektronik milik sejumlah bank. Untuk selanjutnya, PT KCI juga menyiapkan pembayaran menggunakan QR Code.
Setelah beroperasi secara komersial, tarif KRL Yogyakarta-Solo ditetapkan Rp 8.000 atau sama dengan tarif KA Prameks Yogyakarta-Solo.
Menurut Wiwik, KRL Yogyakarta-Solo akan berhenti di 11 stasiun dari Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), hingga ke Kota Solo, Jawa Tengah. Jumlah stasiun pemberhentian itu lebih banyak dibandingkan dengan stasiun pemberhentian KA Prameks. ”Tadinya KA Prameks hanya berhenti di tujuh stasiun, sekarang KRL akan berhenti di 11 stasiun,” tuturnya.
Sebelas stasiun pemberhentian itu adalah Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Stasiun Solo Balapan. Perjalanan KRL Yogyakarta-Solo itu menempuh jarak sekitar 60 kilometer dengan waktu tempuh 58 menit. Adapun frekuensi perjalanan KRL itu mencapai 20 kali dalam sehari.
Pembatasan
Wiwik menjelaskan, selama masa pandemi Covid-19, jumlah penumpang di KRL Yogyakarta-Solo dibatasi hanya 74 orang per kereta. Adapun pada masa normal, jumlah penumpang KRL bisa 200 orang per kereta. Selain itu, penumpang KRL Yogyakarta-Solo juga mesti menaati protokol kesehatan, misalnya memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menjalani pengukuran suhu tubuh.
Penumpang juga disarankan memakai baju lengan panjang, menggunakan faceshield atau penutup wajah, serta membawa hand sanitizer dan tisu basah. Selama di dalam KRL, penumpang juga dilarang berbicara, baik secara langsung maupun melalui telepon, untuk meminimalkan penyebaran droplet yang bisa menyebabkan penularan Covid-19.
Selain itu, PT KCI juga menerapkan pembatasan untuk warga yang berusia 60 tahun ke atas. Wiwik menyebutkan, warga dengan usia 60 tahun ke atas hanya diperbolehkan naik KRL pada pukul 10.00-14.00 atau di luar jam sibuk. ”Sementara itu, pada masa pandemi ini, anak balita tidak diperkenankan naik KRL,” ujarnya.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, pengoperasian KRL Yogyakarta-Solo secara komersial kemungkinan akan dimulai pada 10 Februari 2021. Dia menambahkan, pemerintah akan memberikan subsidi untuk pengoperasian KRL Yogyakarta-Solo sehingga tarif KRL itu masih sama dengan tarif KA Prameks.
Zulfikri menuturkan, penggantian KA Prameks yang menggunakan kereta rel diesel ke KRL itu dilakukan agar layanan kereta api bisa dilakukan secara lebih efisien dan efektif. ”Penggunaan listrik sebagai sumber daya penggerak sarana kereta api dipandang secara teknis maupun pelayanan sangat efektif, efisien, dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar fosil,” katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya mengatakan, untuk mendukung pengoperasian KRL Yogyakarta-Solo, pemerintah telah melakukan elektrifikasi atau pembangunan jaringan listrik di jalur kereta api Yogyakarta-Solo. Proyek elektrifikasi itu dimulai sejak 2019 dengan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun.