Bantuan dari Sulteng untuk Penyintas Gempa Sulbar Terus Mengalir
Bantuan bahan pokok dan kebutuhan darurat lain dari warga Sulawesi Tengah untuk penyintas gempa di Sulawesi Barat terus mengalir.
Oleh
videlis jemali
·4 menit baca
MAMUJU, KOMPAS — Bantuan bahan pokok dan kebutuhan darurat lain dari warga Sulawesi Tengah untuk penyintas gempa di Sulawesi Barat terus mengalir. Pengalaman akan kebencanaan menggerakkan solidaritas warga untuk meringankan beban sesama pada masa sulit ini.
Bantuan dari Sulawesi Tengah secara umum masuk ke Sulawesi Barat mulai Minggu (17/1/2021). Hingga Selasa (19/1/2021), bantuan terus berdatangan. Bantuan diangkut dengan mobil pikap dan truk. Iring-iringan pengangkut bantuan terlihat di jalanan di pusat kota Mamuju. Bantuan tersebut digalang dan diantar komunitas, kelompok profesi, kelompok keagamaan, pemerintah, dan juga partai politik.
Saat ditemui di Jalan Soekarno-Hatta, Mamuju, Selasa, anggota Komunitas Maxxio, Palu, Kasim, mengatakan, komunitasnya baru saja menyalurkan bantuan yang diangkut 21 pikap. Bantuan berupa beras, mi, air minum, biskuit, dan popok untuk bayi. Bantuan tersebut diterima dari berbagai komunitas dan masyarakat umum di Kota Palu dan daerah sekitarnya. Komunitas Maxxio yang beranggotakan pemilik mobil pikap Grand Max mengangkut langsung bantuan ke Sulbar.
Terkait aksi sosial itu, Kasim menyatakan ingin meringankan duka dan kesedihan penyintas bencana Sulbar. ”Ini panggilan hati kami untuk membantu sesama yang kena bencana. Apalagi, kami terlebih dahulu pernah merasakan kebaikan hati orang lain saat gempa, tsunami, dan likuefaksi pada 28 September 2018,” katanya.
Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi, Sulteng, diguncang gempa M 7,4 yang diikuti tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018. Mengalirnya bantuan tersebut terjadi di tengah masih banyaknya persoalan penanganan bencana yang belum rampung di Sulteng, seperti pembangunan hunian tetap dan penyaluran dana stimulan perbaikan rumah.
Selain dari Maxxio, bantuan dari Sulteng untuk Sulbar pada Selasa ini juga diantar DPW Partai Nasdem Sulteng. Bantuan diangkut menggunakan 10 truk. Bantuan berupa beras, air minum, minyak goreng, dan bahan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan tersebut berasal dari kader partai, baik yang duduk di DPR maupun yang berkiprah di daerah, termasuk dari Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPR Ahman Ali.
Tak hanya dari kader, bantuan juga diberikan penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi Palu. Bantuan tersebut disalurkan kepada penyintas di Kabupaten Mamuju dan Majene melalui posko induk DPW Nasdem Sulbar. DPD Partai Gerindra Sulteng sebelumnya menyalurkan bantuan untuk penyintas gempa Sulbar. Bantuan berupa bahan pangan, seperti beras dan minyak goreng, serta perlengkapan bayi (popok dan minyak gosok). Bantuan disalurkan melalui posko pemerintah setempat dan posko DPD Gerindra Sulbar.
Bantuan dari Sulteng diperkirakan masih terus mengalir. Saat ini, komunitas atau sukarelawan masih mengumpulkan dan menggalang bantuan di Palu. Bantuan lainnya masih berada di jalan menuju Mamuju. Tak hanya berupa bantuan kebutuhan pokok, bantuan dari Sulteng juga berupa kebutuhan medis. Ada sejumlah posko kesehatan yang dioperasikan mahasiswa dari Sulteng dan kelompok profesi.
Bantuan dari Sulteng sejauh ini lancar diangkut karena akses relatif tak ada masalah. Perjalanan yang ditempuh lewat darat sekitar 7 jam dari Palu menuju Mamuju tak terkendala. Hal itu berbeda dengan distribusi bantuan dari Sulawesi Selatan yang kadang terkendala longsor di Kabupaten Majene.
Bantuan makanan atau bahan pangan untuk penyintas Sulbar masih sangat dibutuhkan. Masih banyak penyintas yang belum terjangkau bantuan. Di pihak lain, aktivitas belum normal sehingga mereka kesulitan mendapatkan pasokan bahan pangan secara mandiri.
Saat dihubungi, dosen sosiologi Universitas Tadulako, Palu, Christian Tindajabate, mengatakan, solidaritas sangat penting untuk Indonesia yang berada di daerah rawan bencana. Solidaritas meringankan beban, derita, dan duka para penyintas bencana yang memang sangat membutuhan uluran tangan sesama. Solidaritas telah menajadi bagian penting dari perjalanan Indonesia. Solidaritas adalah modal sosial yang dalam banyak hal menyelesaikan masalah pembangunan dan kebencanaan.
Bantuan juga mengalir dari berbagai pihak di penjuru Tanah Air. Wahana Visi Indonesia (WVI), misalnya, bekerja sama dengan Yayasan Karampung dan Sigap Kerlip, menyediakan serta mendistribusikan 188 paket perlengkapan tenda pengungsi dan perlengkapan bayi bagi warga terdampak bencana di Majene dan Mamuju.
Humanitarian and Emergency Affairs Director WVI Margarettha Siregar menyampaikan, berdasarkan hasil asesmen, para korban gempa saat ini membutuhkan bahan pokok, selimut dan tikar, tenda pengungsi dan terpal, alat berat/ekskavator, alat komunikasi, pelayanan medis, obat-obatan dan vitamin, alat pelindung diri, air bersih, juga perlengkapan bayi dan perempuan.