Warga Kepri Menanti Kejelasan Mekanisme Distribusi Vaksin
Di tengah euforia vaksinasi perdana, pemerintah pusat dan daerah diharapkan bisa memanfaatkan momentum untuk lebih menggiatkan sosialisasi terkait mekanisme distribusi vaksin kepada masyarakat luas.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Vaksinasi perdana kepada sejumlah pimpinan daerah di Kepulauan Riau berjalan mulus. Jumlah tenaga kesehatan yang divaksinasi juga terus bertambah. Di tengah euforia itu, pemerintah diharapkan bisa memanfaatkan momentum untuk lebih menggiatkan sosialisasi terkait mekanisme distribusi vaksin kepada masyarakat luas.
Salah satu penerima vaksin perdana, anggota Komisi II DPRD Kepri Rudi Chua, Senin (18/1/2021), mengatakan, antusiasme warga untuk mendapat vaksin cenderung meningkat setelah melihat pimpinan daerah bersedia divaksinasi. Kini, banyak warga mulai bertanya mengenai mekanisme distribusi vaksin karena ingin menjadi penerima yang selanjutnya.
”Saya yakin, sebenarnya, dari dulu, banyak warga ingin segera divaksinasi, tetapi mereka tidak mau menjadi yang pertama karena khawatir terhadap efek samping vaksin Covid-19 tersebut. Maka, keputusan pemerintah pusat mendorong pimpinan daerah dan tokoh masyarakat untuk menjadi yang pertama divaksinasi itu sangat tepat,” kata Rudi.
Setiap hari, ada puluhan warga yang menghubungi Rudi untuk menanyakan kondisinya setelah menerima vaksin Covid-19 CoronaVac bersama 22 anggota Forum Koordinator Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kepri di Tanjung Pinang pada 14 Januari lalu. ”Sejauh ini, belum ada efek samping yang dirasakan oleh saya dan 22 orang lainnya,” ujarnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 CoronaVac buatan Sinovac Biotech, China. Uji klinis di Bandung menunjukkan vaksin CoronaVac mampu menurunkan angka kejadian Covid-19 hingga 65,3 persen.
Vaksin Sinovac pun dinyatakan memenuhi persyaratan dari panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pemberian persetujuan penggunaan darurat (EUA). Standar efikasi vaksin yang ditetapkan WHO minimal 50 persen (Kompas, 18/1/2021).
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kepri Arif Fadillah mengatakan, pemprov telah menerima 25.320 dosis vaksin Sinovac dari pemerintah pusat yang dikirim dalam dua gelombang pada 5 dan 7 Januari. Sebanyak 19.680 dosis di antaranya telah didistribusikan ke Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang pada 13 Januari lalu. Distribusi vaksin tahap pertama itu diperuntukkan bagi sumber daya manusia yang bekerja di sektor kesehatan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, sebanyak 62 tenaga kesehatan di kota tersebut sudah divaksinasi. Pemkot Batam menargetkan vaksinasi terhadap seluruh SDM di sektor kesehatan harus selesai pada 29 Januari 2021.
Rudi berpendapat, saat proses vaksinasi kepada SDM sektor kesehatan tengah berjalan, pemerintah seharusnya sudah mulai menyosialisasikan mekanisme distribusi vaksin yang selanjutnya. Antusiasme warga untuk divaksinasi harus diwadahi agar tidak menguap.
”Saat ini, pemerintah hanya menyuruh warga menunggu undangan vaksinasi lewat SMS. Menurut saya, warga yang sudah bersedia untuk divaksinasi seharusnya bisa didahulukan saja supaya prosesnya lebih cepat,” kata Rudi.
Hingga 18 Januari 2021, terdapat 7.729 kasus positif di Kepri. Sebagian besar, 5.455 kasus positif, terdapat di Kota Batam. Sebanyak 600 kasus positif di Batam merupakan kasus aktif dan 233 pasien di antaranya memerlukan perawatan di rumah sakit.