Kompetisi Barista untuk Gairahkan Pariwisata Senggigi
Pada akhir Januari 2021, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Sheraton Senggigi Beach Resort menggelar ”Sheraton Senggigi Barista Competition: #AyoKembaliKeSenggigi” untuk menggairahkan kembali pariwisata Senggigi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Upaya menggairahkan pariwisata di kawasan Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, terus dilakukan pemerintah daerah bersama pelaku pariwisata. Salah satunya dengan menggelar kompetisi barista bertajuk —Sheraton Senggigi Barista Competition: #AyoKembaliKeSenggigi— pada akhir Januari 2021.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Saepul Akhkam, Senin (18/1/2021), mengatakan, pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak dalam menyelenggarakan kegiatan pariwisata. Kegiatan yang dimaksud termasuk kegiatan dalam agenda tahunan pariwisata (calendar of event) dan konten kegiatan. ”Artinya, kolaborasi itu bukan hanya dari aspek inisiatif gagasan, melainkan juga penyelenggaraannya secara teknis,” kata Akhkam.
Hal itu juga yang dilakukan dalam rangka kegiatan ”Sheraton Senggigi Barista Competition: #AyoKembaliKeSenggigi”. Kegiatan itu diselenggarakan Dinas Pariwisata Lombok Barat bersama Sheraton Senggigi Beach Resort, salah satu hotel di kawasan Senggigi.
”Kompetisi itu diinisiasi dan diselenggarakan pelaku industri pariwisata, tetapi kami (pemerintah) juga harus berkontribusi. Terutama menjadikannya ajang promosi pariwisata. Apalagi dalam kondisi sepi wisatawan seperti sekarang,” kata Akhkam.
General Manager Sheraton Senggigi Beach Resort Teezar Mirza menambahkan, kompetisi akan berlangsung dari 28-30 Januari 2021. Kompetisi itu juga menjadi penanda awal operasionalisasi hotel pada 2021.
Selama tiga hari, acara yang juga diselenggarakan bersama Hungry Bird Canggu Bali itu akan melombakan beberapa kategori, yaitu Latte Art pada 29 Januari yang diikuti 32 peserta dan Brewing pada 30 Januari 2021 yang diikuti 36 peserta.
Kopi dan para barista menjadi alternatif yang harus didorong untuk penguatan citra dan brand halal. (Saepul Akhkam)
Menurut Teezar, selain kompetisi, kegiatan tersebut juga akan dirangkai dengan lokakarya. Harapannya, kegiatan akan membangkitkan minat masyarakat terhadap kopi serta lebih memperkenalkan profesi barista di Lombok.
Teezar menambahkan, barista adalah sebuah profesi profesional saat ini. Penyuguhan dan kebiasaan minum kopi pun merupakan tren yang sangat populer dalam lima tahun terakhir ini. Maka lewat kompetisi tersebut, Teezar berharap mampu melahirkan barista-barista tingkat dunia untuk Lombok.
Kompetisi ini juga diharapkan bisa membuat profesi barista menarik bagi kalangan muda. ”Apalagi dengan tren wisata halal di NTB, kita bisa meningkatkan citra pariwisata yang selalu identik dengan minuman beralkohol atau cocktail. Saya yakin, kopi dan para barista menjadi alternatif yang harus didorong untuk penguatan citra dan brand halal ini. Kita sangat mengapresiasi industri perhotelan terlibat karena sesungguhnya kopi pun bisa diidentikkan sebagai suguhan yang wajib dan trendi,” kata Akhkam.
Terdampak
Sejak mulai berlakunya konsep kenormalan baru pariwisata, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat juga mulai mengampanyekan #AyoKembaliKeSenggigi. Hal itu untuk menarik kembali wisatawan agar mau datang ke Senggigi.
Sebagaimana kawasan wisata lain di Lombok seperti Gili dan Mandalika, kawasan Senggigi juga sangat terdampak pandemi. Sepinya kunjungan membuat aktivitas pariwisata terpukul. Sejumlah hotel sempat berhenti beroperasi yang berdampak pada karyawan yang ”dirumahkan” hingga pemutusan hubungan kerja.
Oleh karena itu, lanjut Akhkam, seiring dengan konsep kenormalan baru pariwisata, sejak Juli 2020, prosedur standar operasi clean, health, safety, and environment (CHSE) mulai diterapkan. Standar yang menekankan pada penerapan protokol kesehatan itu wajib dimiliki usaha jasa pariwisata agar bisa beroperasi kembali.
Sejalan dengan hal itu, upaya kampanye pariwisata juga dilakukan. Sebelum kompetisi barista, secara rutin setiap minggu juga digelar pertunjukan musik bertajuk Senggigi Sound Sensation (SSS). Pertunjukan musik itu disiarkan secara digital atau daring melalui kanal Youtube milik Dinas Pariwisata Lombok Barat.
”Ini adalah cara kami menyajikan musik di tengah pandemi agar masyarakat rindu Senggigi. Oleh karena situasi pandemik, pendekatan baru harus diformulasikan untuk mengawinkan keindahan musik dan senja di Senggigi,” kata Akhkam.