Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sejak Minggu (17/1/2021) malam merendam ratusan rumah dan jalan raya. Aktivitas warga pun terganggu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sejak Minggu (17/1/2021) malam merendam ratusan rumah dan jalan raya. Aktivitas warga pun terganggu.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Kompas, banjir dengan ketinggian 30 sentimeter hingga 120 cm itu melanda sejumlah wilayah. Di Desa Sarabau, Kecamatan Plered, sebanyak 160 rumah terendam dan 704 jiwa terdampak. Sebanyak 18 orang sempat mengungsi hingga Senin (18/1/2021) subuh.
Banjir juga merendam 64 rumah di Desa Jemaras Kidul, Klangenan, dengan warga terdampak 285 jiwa. Di Desa Gamel, Plered, sebanyak 196 rumah terendam dan 500 warga terdampak. Banjir juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Panguragan dan Suranenggala. Air berangsur surut pada Senin pagi.
Jalur utama Panguragan-Arjawinangun juga terendam banjir hingga lebih dari 50 sentimeter. Lebih dari 300 meter jalan yang diapit persawahan ikut terendam. Warga pun tidak bisa melintas atau terpaksa melalui jalur lain dengan jarak hingga 20 kilometer via Gunung Jati.
Sejumlah kendaraan warga yang memaksa menerobos banjir pun mogok. Polisi, TNI, dan warga turut membantu mendorong kendaraan yang mogok. ”Saya sudah di sini sejak pukul 02.00 karena mobil mogok. Sudah hampir 10 jam terjebak,” kata Sandi (32), warga asal Bandung, Jawa Barat, yang ingin ke Panguragan.
Menurut Sandi, baru kali ini ia terjebak banjir di jalur tersebut. ”Saya pikir airnya enggak dalam karena waktu itu gelap. Eh, ternyata banjirnya tinggi. Air masuk ke mesin mobil,” katanya.
Saya sudah di sini sejak pukul 02.00 karena mobil mogok. Sudah hampir 10 jam terjebak.
Banjir juga merendam Kantor Kecamatan Arjawinangun sekitar 1 meter. Hingga Senin siang, petugas menggunakan tiga mesin pompa untuk menyedot air dan mengeluarkannya ke saluran pembuangan.
"Di sini sudah sering banjir karena kantor kecamatan lokasinya lebih rendah daripada jalan. Tapi, ini banjir yang terparah,” kata Camat Arjawinangun Sutismo. Meja dan kursi kantor pun terendam.
Meski demikian, Sutismo memastikan, layanan publik tetap berjalan di kecamatan. ”Asal warga mau kayak begini. Kakinya basah karena banjir,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam banjir yang melanda sejumlah wilayah di Cirebon itu. Selain hujan berjam-jam, lanjutnya, banjir juga dipicu meluapnya sejumlah sungai dan kerusakan tanggul.
Akhir Desember 2020, banjir merendam 2.659 rumah di Cirebon bagian timur pada Sabtu dan Minggu (26-27/12/2020). Sepekan sebelumnya, sebanyak 1.745 rumah di daerah Cirebon timur juga terendam banjir.