25 Sukarelawan Positif Covid-19, Uji Klinis Vaksin Sinovac Masih Berlangsung hingga Mei 2021
Sebanyak 25 sukarelawan uji klinis vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, di Bandung, Jawa Barat, positif Covid-19. Namun, sebagian besar bergejala ringan. Proses uji klinis ini masih berlangsung hingga Mei 2021.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 25 sukarelawan uji klinis vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, di Bandung, Jawa Barat, positif Covid-19. Namun, sebagian besar bergejala ringan. Proses uji klinis masih akan berlangsung hingga Mei 2021.
”Hal tersebut biasa terjadi. Setiap orang yang divaksin belum tentu semuanya kebal. Ada juga yang reaksi tubuhnya kurang sempurna. Namun, saat terkena penyakit, efeknya tidak berat. Mereka sudah mempunyai sedikit kekebalan,” ujar Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil di Bandung, Senin (18/1/2021) sore.
Ke-25 sukarelawan tersebut terdiri dari 18 penerima plasebo atau obat kosong dan tujuh penerima vaksin. Mereka diketahui terpapar Covid-19 setelah disuntik vaksin atau plasebo dosis kedua.
Perbandingan sukarelawan penerima vaksin dan plasebo yang terpapar Covid-19 itu memengaruhi efikasi vaksin 65,3 persen. Hal ini sudah memenuhi standar efikasi vaksin yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minimal 50 persen.
Kusnandi mengatakan, reaksi tubuh untuk membentuk kekebalan tidak selalu sama. Dia menuturkan, tujuh sukarelawan penerima vaksin yang positif Covid-19 hanya mengalami gejala ringan, seperti sedikit demam, lemas, dan agak bengkak di lokasi penyuntikan. Namun, mereka tidak sampai dirawat.
”Dua dari 18 sukarelawan penerima plasebo ada yang dirawat. Kami terus memantau kondisi semua sukarelawan sampai uji klinis selesai pada Mei,” ujarnya.
Tujuh sukarelawan penerima vaksin yang positif Covid-19 hanya mengalami gejala ringan, seperti sedikit demam, lemas, dan agak bengkak di lokasi penyuntikan.
Uji klinis fase tiga vaksin produksi Sinovac dimulai 11 Agustus 2020. Setelah 14 hari, sukarelawan mendapatkan suntikan dosis kedua. Setiap sukarelawan mendapatkan kode acak untuk melihat perbandingan kelompok penerima vaksin dan plasebo.
Semula uji klinis melibatkan 1.620 sukarelawan. Namun, hanya 1.603 sukarelawan yang ikut hingga penyuntikan vaksin dosis kedua. Sementara 17 sukarelawan tidak mengikuti penyuntikan kedua dengan berbagai alasan, di antaranya sudah pindah lokasi kerja dan tidak berada di Bandung saat jadwal penyuntikan.
Kusnandi mengatakan, setiap sukarelawan dapat beraktivitas seperti biasa. Jadi, potensi tertular Covid-19 tetap ada. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus selalu diterapkan.
Salah seorang sukarelawan, Yuana (26), mengaku tidak merasakan gejala berarti selama mengikuti uji klinis. Ia dapat beraktivitas seperti biasa. ”Hanya nyeri lokal di bekas penyuntikan dan terasa pegal. Itu pun cuma di awal-awal,” ucapnya.
Yuana berharap persetujuan penggunaan darurat itu menjawab keraguan publik mengenai vaksinasi. Dengan begitu, vaksinasi dapat dilakukan secara massal untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Belum selesai
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengumumkan izin penggunaan darurat (emergency use of authorization/EUA) vaksin produksi Sinovac, Senin (11/1/2021). Namun, uji klinis belum selesai.
Dia mengatakan, dalam keadaan darurat, vaksin ini sudah bisa dipakai. Namun, penelitian uji klinis tetap jalan terus dan dijadwalkan rampung Mei 2021.
”Jadi, saat ini masih (memperoleh) izin pemakaian darurat. Kalau uji klinis sudah selesai semuanya, baru ada izin edar,” katanya.