Pengungsian di Sulsel Disiapkan, Logistik bagi Penyintas Gempa Sulbar Terus Mengalir
Pemprov Sulawesi Selatan sudah menyiapkan lokasi pengungsian sementara untuk penyintas gempa di Sulawesi Barat. Namun, hingga Minggu (17/1/2021) sore, pengungsi memilih menetap di rumah keluarga masing-masing.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sudah menyiapkan lokasi pengungsian sementara untuk penyintas gempa di Sulawesi Barat. Namun, hingga Minggu (17/1/2021) sore, pengungsi memilih menetap di rumah keluarga masing-masing. Pengiriman logistik juga terus dilakukan ke daerah terdampak.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Sulawesi Selatan Gemala Faozan menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan kantor dinsos sebagai lokasi pengungsian korban gempa Mamuju dan Majene. Aula dan rumah dinas di lokasi tersebut bisa menampung hingga 150 orang.
”Kami sudah siapkan velbed hingga tim yang bertugas. Namun, sampai sekarang belum ada pengungsi yang datang. Mereka lebih memilih menginap di rumah keluarganya di Makassar dan sekitarnya,” kata Gemala, Minggu.
Tidak hanya itu, sejumlah lokasi pengungsian juga disiagakan jika sewaktu-waktu jumlah pengungsi membeludak. ”Kami siapkan tempat dan fasilitasnya,” kata Gemala.
Di Lapangan Udara Hasanuddin, terang Gemala, tim telah disiapkan melakukan pendataan. Bus dari Pemprov Sulsel juga disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan membantu para penyintas.
Sejak Minggu siang, penyintas gempa Sulbar kembali datang menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. Total ada 174 pengungsi yang tiba dalam dua penerbangan. Dua orang di antaranya harus dirawat karena sakit dan baru melahirkan.
Sementara itu, selama dua hari terakhir, total ada 207 pengungsi yang diterbangkan ke Makassar. Bersama mereka, ada tiga korban yang terluka. Saat datang, ratusan penyintas hanya mencatatkan nama. Mereka lantas berpisah ke lokasi tujuan masing-masing. Penyintas memiliki keluarga dekat di Makassar dan sekitarnya. Sementara mereka yang luka dirawat di RSAU Dody Sarjoto.
Menurut Gemala, tim dari Dinsos Sulsel dibagi menjadi dua tim. Satu tim telah berangkat ke Mamuju untuk membantu evakuasi dan pascabencana. Sementara tim lainnya disiagakan di Makassar untuk membantu penyintas.
”Kami juga telah mengirimkan bantuan, berupa 10 ton beras, 3.000 buah selimut, dan logistik lainnya. Bantuan ini masih didistribusikan ke wilayah terdampak di Mamuju dan Majene,” tambahnya.
Selain itu, logistik terus mengalir ke wilayah terdampak. Di Lanud Hasanuddin, pengiriman logistik menggunakan pesawat TNI AU terus berlanjut. Pada Minggu pagi, bantuan berupa tenda, kasur, makanan, hingga peralatan mandi dikirimkan. Total ada 9 ton bantuan yang kembali diterbangkan.
Di Universitas Hasanuddin, bantuan korban terdampak gempa Sulbar juga datang bergelombang. Pada Minggu siang, 1 ton bakso dan olahan ayam siap dikirimkan ke Majene dan Mamuju.
Dekan Fakultas Peternakan Unhas Lellah Rahim menyampaikan, 400 kilogram ayam dan 600 kilogram sapi yang diolah menjadi bakso telah dikemas dan siap diberangkatkan. Pengiriman memakai jalur darat dan akan didistribusikan di daerah-daerah yang belum menerima bantuan.
”Bantuan makanan ini sudah diolah dan tinggal dimakan. Untuk olahan ayam bisa bertahan dua hari, sementara bakso bisa bertahan sampai seminggu. Seperti kita tahu, banyak keluhan terkait logistik di sana,” tambahnya.
Menurut Lellah, pengiriman bantuan ini merupakan upaya saling membantu dan ikhtiar kampus yang humanis. Pengiriman bantuan akan terus dilakukan jika kondisi di daerah terdampak masih membutuhkan.
Sementara itu, hingga Minggu pagi, PLN telah mampu memperbaiki 628 gardu listrik dari total 872 gardu terdampak. Listrik di Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju dan Rumah Sakit Regional Provinsi Sulbar juga telah pulih pascagempa.
Gempa M 6,2 melanda Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 Wita. Gempa ini menimbulkan kerusakan bangunan, termasuk Kantor Gubernur Sulawesi Barat, jalan yang terputus, dan puluhan korban jiwa. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan, korban meninggal hingga Minggu mencapai 73 orang. Ribuan orang lainnya terdampak.