12 Nelayan Hilang di Laut Jawa, SAR Semarang hingga Surabaya Dikerahkan
Pencarian baru dimulai pada Rabu (13/1) setelah ada laporan dua nelayan KMN Berkah Abadi, yang ditemukan di Perairan Jepara. Keduanya selamat dan dirawat di RSUD RA Kartini, Jepara. Sebanyak 12 nelayan masih dicari.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JEPARA, KOMPAS — Tim SAR gabungan, hingga Minggu (17/1/2021), masih mencari 12 nelayan Kapal Motor Nelayan Berkah Abadi yang hilang di Laut Jawa sejak 9 Januari. Potensi SAR, dari Semarang, Jawa Tengah, hingga Surabaya, Jawa Timur, dikerahkan dalam pencarian. Adapun dua nelayan dari kapal itu selamat.
Kapal Motor Nelayan (KMN) Berkah Abadi berlayar dari Pelabuhan Batang pada Sabtu (9/1) pukul 16.30 guna menangkap ikan dengan alat tangkap jenis cantrang. Namun, pada malam harinya, masih di perairan Batang, kapal tersebut terbalik setelah diduga tertabrak kapal niaga yang melintas.
Adapun pencarian baru dimulai pada Rabu (13/1) setelah ada laporan dua nelayan KMN Berkah Abadi, yang ditemukan di Perairan Jepara. ”Ditemukan selamat oleh nelayan sekitar 13 NM (mil laut) dari bibir Pantai Pailus, Mlonggo, Jepara,” kata Koordinator Basarnas Pos SAR Jepara Wisnu Yuas dihubungi dari Semarang, Minggu.
Dari informasi yang dihimpun, korban selamat ialah atas nama Saeri dan Kadarso. Saat ditemukan nelayan, kata Wisnu, keduanya terombang-ambing di laut. Hingga kini, mereka masih dirawat di RSUD RA Kartini Jepara
Wisnu menjelaskan, pencarian dilakukan dengan kapal cepat rigid inflatable boat (RIB) dari Basarnas Kantor SAR Semarang dan Pos SAR Jepara. Selain itu, juga dibantu kapal cepat Kepolisian Perairan (Polair) dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Terakhir, dilaporkan kapal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan juga ikut membantu mencari.
”Dari Basarnas Kantor SAR Surabaya juga membantu dengan KN Antasena untuk penyisiran di wilayah timur, yakni perairan Lamongan dan sekitarnya. Sebab, ada kemungkinan korban terbawa arus ke timur. Namun, selama empat hari pencarian masih nihil. Hari ini (Minggu) kami lanjutkan kembali,” lanjutnya.
Menurut Wisnu, setiap hari pencarian dimulai pukul 07.00 hingga 17.00 dengan diselingi istirahat pukul 12.00-13.00. Pada perairan Jepara, penyisiran di sekitar Pulau Mandalika, atau hingga 37 kilometer dari Dermaga Kartini, Jepara.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Nur Yahya menuturkan, meski informasi yang diterima berjarak beberapa hari dari kejadian, pihaknya tetap terus melakukan pencarian. ”Pencarian di sekitar peraian Jepara ke arah timur karena kami duga mereka terbawa arus ke timur,” ucapnya.
Kendala cuaca
Wisnu menjelaskan, salah satu kendala dalam pencarian ialah cuaca mendung, angin kencang, dan gelombang tinggi. Dari informasi di lapangan, ombak di perairan Jepara berkisar 0,5-2 meter. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat melakukan penyisiran.
Tim juga berkoordinasi dengan Stasiun Radio Pantai (SROP). ”Dari SROP telah disiarkan ke kapal-kapal yang melintas. Apabila melihat korban, mulai dari Semarang, Karimunjawa, hingga Rembang, agar diberi pertolongan,” kata Wisnu.
Ia menambahkan, sesuai prosedur standar operasi (SOP), pencarian dilakukan selama tujuh hari. Adapun hari Minggu (17/1) merupakan hari kelima pencarian dan potensi SAR terus dikerahkan untuk menyisir perairan Jepara. Ia berharap cuaca cerah sehingga pencarian 12 nelayan dapat dilakukan dengan optimal.