Semua Penerima Vaksin Covid-19 di Ambon Terpantau Sehat dan Bugar
Semua penerima vaksin Covid-19 di Ambon, Maluku, terpantau segar bugar. Mereka tidak merasakan dampak buruk vaksin sebagaimana kabar hoaks yang beredar di media sosial.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Hingga Sabtu (16/1/2021), sebanyak 175 tenaga kesehatan di Kota Ambon sudah menerima vaksi Covid-19 buatan Sinovac. Sejauh ini, tak ada laporan mengenai efek buruk yang dirasakan penerima vaksin. Semua yang divaksin terpantau segar dan bugar. Namun, pemerintah telah menyiapkan sejumlah fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi dampak vaksinasi tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy yang dihubungi pada Sabtu mengatakan, jumlah yang teregistrasi mengikuti vaksinasi hingga Sabtu sebanyak 304 orang, tetapi yang lolos hingga tahap penyuntikan vaksin hanya 175 orang. Selebihnya, 129 tenaga kesehatan tak jadi divaksin dengan berbagai alasan risiko kesehatan mereka.
”Memang semua mereka yang teregistrasi datang ke ke faslitas kesehatan, tetapi setelah diperiksa beberapa dari mereka tidak diperkenankan menerima vaksin. Ada yang tekanan darahnya naik melebihi ambang batas 140 per 90, ada yang memiliki penyakit bawaan, seperti darah tinggi, dan ada yang pernah terinfeksi Covid-19,” kata Wendy.
Hingga kini dirinya tidak mendapatkan laporan mengenai adanya tenaga kesehatan yang merasakan efek buruk setelah menerima vaksin. Hal itu sempat dikhawatirkan banyak orang. Selesai menerima vaksin, mereka sempat menjalani proses observasi selama 30 menit. Semuanya dalam keadaan sehat dan bugar.
Meski demikian, lanjut Wendy, pihaknya telah menyiapkan sejumlah fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi jika ada dampak buruk yang dialami penerima vaksin. Itu ada di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy dan Rumah Sakit Umum Pusat dr Je Leimena. Beberapa dokter spesialis pun disiapkan seperti dokter internis, dokter saraf, dokter paru, dan dokter anak.
Memang semua mereka yang teregistrasi datang ke faslitas kesehatan, tetapi setelah diperiksa beberapa dari mereka tidak diperkenankan menerima vaksin karena berbagai alasan. (Wendy Pelupessy)
Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Ambon, sebanyak 4.053 orang yang terdaftar sebagai tenaga kesehatan di Kota Ambon. Pada vaksinasi tahap pertama ini, sebanyak 3.640 di antaranya sebagai penerima. Untuk mereka disiapkan 7.280 dosis vaksin yang telah didistribusi ke 22 puskemas pada Jumat lalu.
Lima vaksinator
Setiap puskesmas terdapat lima vaksinator yang bertugas mulai dari pemeriksaan awal, penyuntikan hingga observasi. Vaksin akan diberikan setiap hari dalam dua sesi, yakni pukul 10.00 sampai 11.00 kemudian pada pukul 13.00 sampai 14.00 waktu setempat. Setiap hari jumlah tenaga kesehatan yang menerima vaksin dibatasi antara 15 sampai 20 orang.
Ronald Telussa, analis di Laboratorium Kesehatan Provinsi Maluku yang dikonfirmasi, menyatakan, seusai menerima suntikan vaksi, dirinya baik-baik saja. Meski sempat khawatir lantaran beredar isu hoaks terkait dampak buruk vaksin, ia percaya diri datang menerima vaksin. ”Keluarga saya mendukung dan syukur saya sehat dan bugar. Ayo, mari dukung vaksin,” ucapnya.
Ia berjanji akan menjadi agen untuk menebarkan informasi terkait manfaat vaksin. Selain kepada keluarga, ia juga telah meneruskan informasi itu kepada komunitasnya. Dengan cara itu, isu hoaks mengenai dampak buruk vaksi yang beredar luas dapat terbantahkan. Banyak orang di Ambon dan Maluku pada umum terpapar hoaks.
Terlebih lagi, seperti yang diberitakan sebelumnya, menurut hasil survei Badan Pusat Statistik dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 tahun 2020, sekitar 29,18 persen masyarakat Maluku menyatakan bahwa mereka sangat tidak mungkin terpapar Covid-19. Artinya, mereka tidak percaya akan Covid-19. Angka ini tertinggi di Indonesia (Kompas.id, 16/1/2021).
Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Dony Rerung memastikan distribusi vaksi ke 10 kabupaten/kota yang lain di Maluku akan dilakukan Februari mendatang. Saat ini, vakasinasi baru berlangsung di Kota Ambon. Penundaan distribusi vaksin itu lantaran stok yang tersedia tidak cukup.
Stok vaksin yang dikirim dari Jakarta sebanyak 15.120 dosis. Jumlah itu belum cukup untuk diberikan kepada 14.845 tenaga kesehatan. Setiap orang menerima vaksi sebanyak dua kali dengan selang waktu 14 hari. Artinya, dibutuhkan hampir 30.000 dosis vaksin.