Genangan Air di Jember Mulai Surut, Potensi Banjir Susulan Tetap Diwaspadai
Banjir yang melanda empat desa di Kabupaten Jember memasuki hari ketiga, Sabtu (16/1/2021), sebagian mulai surut. Meski demikian, masyarakat terdampak bencana masih memerlukan bantuan terutama logistik.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Banjir yang merendam empat desa di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai surut di hari ketiga, Sabtu (16/1/2021). Potensi banjir susulan masih harus terus diwaspadai semua pihak.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyebutkan, banjir terjadi sejak Kamis (14/1/2021). Di Desa Wonoasri, Curahnongko, Sidodadi, dan Desa Andongsari, ketinggian air hingga 1,5 meter. Total warga terdampak banjir lebih kurang 1.500 rumah tangga.
Kondisi terparah terjadi di Desa Wonoasri sehingga sebagian warganya terpaksa mengungsi di balai desa setempat. Hasil analisis tim reaksi cepat, banjir terjadi setelah debit air Sungai Gladak Putih meningkat akibat hujan deras selama lebih dari satu jam.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jatim Yanuar Rachmadi mengatakan, banjir juga dipicu meningkatnya debit air Sungai Curahnongko hingga menjebol tanggul di Gang IX sepanjang 15 meter. Tercatat ada tiga titik tanggul jebol lainnya di sekitar sungai itu.
”Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jatim langsung dikirim ke lokasi guna membantu BPBD Jember. Mereka bertugas mengevakuasi warga ke lokasi aman bencana untuk mencegah jatuhnya korban jiwa,” ujar Yanuar.
Untuk memaksimalkan upaya evakuasi masyarakat, tim TRC dibekali dua perahu karet dan 10 pelampung. Selain membantu evakuasi korban bencana, TRC BPBD Jatim juga telah mendistribusikan bantuan untuk menolong masyarakat. Beberapa di antaranya 10 tempat tidur darurat dan 2 tandon lipat untuk menampung air bersih.
Selain itu, telah didistribusikan juga 500 kilogram beras, 30 karton paket tambahan gizi, 30 karton paket lauk pauk, 40 selimut, serta 50 paket alat kebersihan pribadi. Bantuan yang disalurkan itu diharapkan mampu mengurangi beban warga saat bencana.
”Kami juga menyediakan dapur umum. Sebanyak 1.600 nasi bungkus didistribusikan pada Sabtu ini. BPBD Jatim juga terus mendata kebutuhan masyarakat terdampak bencana agar bisa memberikan bantuan secara maksimal,” kata Yanuar.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jatim Satriyo Nurseno menambahkan, kondisi banjir di Jember secara umum berangsur surut. Tinggal beberapa titik yang masih tergenang. Di Wonoasri yang sebelumnya terdampak bencana paling parah, genangan airnya juga sudah surut.
Meski banjir mulai surut, potensi banjir susulan tetap diwaspadai. Alasannya, hujan masih terus mengguyur Jember meski tidak sederas sebelumnya.
Banjir yang menggenangi akses jalan menuju Desa Guji dan Desa Pager Gunung juga sudah surut sehingga bisa dilalui kendaraan. Akses yang terbuka memudahkan tim penyelamat menjangkau daerah bencana sehingga upaya evakuasi warga terdampak lebih maksimal. Pendistribusian bantuan logistik juga lebih merata.